#Part6[makan bersama Om]
Malam telah tiba, dimana saat ini Kelvin bingung antara pergi bertemu orang tuanya atau tidak. Akhirnya dia mempunyai ide dan langsung kerumah Daffa.
Tok! Tok!
Ceklek!!
"Emm, Kelvin ya?" tanya Daffa pelan.
"Iya, Daf. Adik lo mana?" tanya Kelvin pada Daffa.
"Lo nyari adek gue buat apa?" tanya Daffa. Kemudian Kelvin membisikkan sesuatu pada Daffa. Terlihat Daffa mangut-mangut.
"Oke. Tapi gue bakal ikut," ujar Daffa.
"Huff!! Baiklah, lo boleh ikut," ujar Kelvin yang membuat Daffa senang. Ia langsung memanggil Zia dengan segera.
"Om malang, mau ngajak Zia jalan-jalan kemana?" tanya Zia sesudah memakai pakaiannya. Ia mengenakan baju berlogo kunci dan gembok dan memakai celana.
'Ini benar Zia?' batin Kelvin bertanya tak mengedip.
"Om malang!!" teriak Zia pada telinga Kelvin.
"Hah! Apa?" tanya Kelvin pada Zia.
"Gak apa-apa. Tadi setan minta tolong," ujar Zia ketus dan memutar matanya malas.
**
"Ma, kira-kira Kelvin datang gak ya?" tanya Revin arjuna, papa Kelvin.
"Semoga saja datang, pa," jawab Kelry sarani, mama Kelvin.
Tak lama kemudian sudah da tanda-tanda bahwa Kelvin akan sampai. Maka dari itu, Revin dan Kelry pergi untuk bersembunyi.
"Vin, lo gak salah tempat kan?" tanya Daffa pada Kelvin.
"Gak, Daf. Ini alamatnya," ujar Kelvin.
"Tapi mana orang tua lo?"
"Huf!! Sudah lah nanti aja kita lihat," ujar Kelvin menenangkan.
"Om malang, Zia mau makan. Zia lapar," lirih Zia memelas.
"Heh! Abang mu disini lho, kenapa lo mintanya sama Kelvin?" tanya Daffa marah.
"Gak pa Bang. Wleeekk!" ejek Zia. Daffa hanya membuang nafasnya dengan kasar.
"Om!! Zia laparr!!" teriak Zia dengan kerasnya sehingga mereka sekarang sedang menjadi tatapan orang lain.
"Hust! Zia jangan besar-besar suaranya. Nanti masuk tuyul kedalam mulutnya," ujar Kelvin pada Zia. Sedangkan Zia hanya mengangguk patuh.
Kemudian Kelvin memesan semua makanan yang disukai oleh Zia. Tiba-tiba...
Duarr!!
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Fiksi Remaja"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...
