#Part22[dalam celana Darrel kok gerak-gerak]17+Saat selesai makan, mereka melanjutkan untuk beristirahat di sofa.
"Bang, nanti kita jemput Bang Devin dan Divan ya," ujar Zia sambil menonton kartun Spongebob.
"Iya, kamu siap-siap sana!" suruh Daffa pada Zia. Dengan cepat Zia langsung bersiap-siap.
"Sayang, kamu nanti ikut?" tanya Daffa pada Ery.
"Gak, Sayang. Lagian kan aku harus pulang," ujar Ery lembut.
"Daf, lo udah pesan tiketnya kan?" tanya Darrel sambil duduk di sofa.
"Udah, lo tenang aja," ujar Daffa tersenyum.
"Abang! Zia udah siap!" teriak Zia dari atas tangga.
"Bisa gak sih, jangan teriak-teriak kayak gitu?" tanya Daffa kesal pada Zia.
"Hehe, gak bisa Bang," ujar Zia cengengesan.
"Kamu ya, sini biar Abang pukul pakai sapu," ujar Daffa membentak Zia. Ia hanya bercanda.
"Aa! Bang Darrel, liat tuh Bang Daf jahat banget kan," adu Zia pada Darrel sambil berlari memeluk Darrel.
'Ya Tuhan, bisa-bisa berabe nih kalau Zia peluk gue kayak gini,' batin Darrel.
"Bang Darrel, kok kayak ada yang gerak-gerak di celana Abang," ujar Zia sambil melepaskan pelukannya.
'Aduh Zia! Lo mau permaluin gue di depan kak ipar,' batin Darrel kesal.
"Apa? Gerak-gerak?" tanya Ery pada Zia.
"Awas, itu Zia Adik lo." peringat Daffa tersenyum jahilnya. Darrel yang sudah sangat malu, berlari keluar dari ruang tamu. Melihat Darrel keluar mereka semua tertawa kecuali Zia.
"Bang Daf, nanti Om malang ajak ya," ujar Zia.
"Gak boleh Dek. Kelvin kan masuk kantor," ujar Daffa menjelaskan.
"Pokoknya Om malang harus ikut," ujar Zia kekeh terhadap egonya.
"Huff! Zia Kel...,"
"Halo Om, nanti ikut kan?" tanya Zia lewat telepon.
"Gak," ujar Kelvin datar.
"Kenapa Om. Hiks! Katanya semalam Om mau temenin Zia," ujar Zia sambil mengeluarkan air matanya.
"Haaa, nangis." Ejek Kelvin.
"Biarin," ujar Zia ketus.
"Yaudah gue gak mau ikut," ujar Kelvin menjahili Zia.
"Huwaa! Om pokonya harus ikut!" teriak Zia disela tangisnya.
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Novela Juvenil"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...