#Part12[ kehidupan seperti sama?]Pagi itu, Zia tidak ke kampusnya. Dia berjalan-jalan keluar rumah sambil menikmati pemandangan yang ada disekitarnya. Tiba-tiba seorang wanita berlari kearahnya.
"Eeh, Bibi mau kemana?" tanya Zia.
"Bukan Neng, saya mau ngantar handphonenya Pak Kelvin tertinggal," ujar Bibi.
"Yaudah Bi, sini biar Zia aja. Zia juga mau kesana kok," ujar Zia tersenyum.
"Ehh, makasih Neng, yaudah bibi mau pulang dulu ya. Ikan bibi masih diatas kompor," ujarnya tersenyum dan berlari. Kemudian tanpa izin dari Daffa, ia langsung kekantor Kelvin.
Sesampai dikantor ia dicegat lagi oleh satpam itu. Tanpa pikir panjang, Zia langsung masuk ke dalam kantor tersebut. Beberapa satpam masih mengejarnya dari belakang.
"Om malang!" teriak Zia.
"Om malang! Ini ada om jelek ngejar Zia," ujar Zia sambil terus berlari.
Di dalam ruangannya, Kelvin mendengar suara Zia ia langsung bergegas untuk menghampirinya.
Bugh! Tanpa sengaja, Zia dan Kelvin bertabrakan.
"Zia, ngapain lo kesini?" tanya Kelvin pada Zia.
"Maaf tuan, gadis ini siapa?" tanya pak satpam.
"Hmm, kalian belum boleh tau. Suatu saat nanti akan kuberitahu sampai kalian kaget, bapak lanjutkan saja pekerjaannya," ujar Kelvin dan dibalas anggukan oleh dua satpam itu.
"Wlekk!" ejek Zia.
"Zia jangan seperti itu, dia itu orang tua," ujar Kelvin menerangkan. Saat mendengar kata 'orang tua' Kelvin melihat perubahan wajah Zia menjadi sedih.
"Kenapa gitu mukanya?" tanya Kelvin dingin. Zia hanya menggeleng pelan. Kelvin mengajak Zia masuk kedalam ruangannya.
"Hmm, Zia." panggil Kelvin.
"Ya," ujar Zia pelan.
"Lo, kenapa pas gue berbicara soal orang tua, lo langsung sedih. Emang ada apa?" tanya Kelvin sangat kepo.
"Sebenarnya...." Zia menceritakan semuanya sambil terus terisak. Kelvin yang mendengar itu pun merasa sangat sedih dan ia seperti menyadarkan sesuatu yang aneh.
'Lho, kok sama kayak gue juga, atau jangan-jangan...,"
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Genç Kurgu"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...