#Part20[ci*m*n] 18+
#partinibocilskip
Suara tembakan terdengar sangat jelas. Semua orang menatap tak percaya.
"Aaa!" teriak Kinan kesakitan.
"Puas gue," ujar Darrel bangga. Yang menembak Kinan itu Darrel. Sungguh mafia yang kejam.
"L--lo! Aaa!" karena tak bisa menahan rasa sakit dati peluru yang menembus di dadanya, Kinan akhirnya pingsan.
"Z--zia," panggil Kelvin sambil memeluk Zia erat.
"Om malang, Tante itu jahat, hiks," adu Zia pada Kelvin. Semua yang berada disitu menatap tak percaya.
"Yang abang lu siapa sih, Dek?" tanya Daffa kesal.
"Abang Daf and bang Darrel," ujar Zia masih belum melepaskan pelukannya.
"Terus yang selamatin lo siapa?" tanya Darrel menatap malas.
"Bang Darrel," ujar Zia lagi.
"Yang lo peluk siapa?" tanya Ery bergantian.
"Om malang," ujar Zia tetap tak sadar.
"Oh." singkat mereka. Zia akhirnya paham dan melepaskan pelukan Kelvin sambil cengengesan dan berlari kepelukan mereka. Mereka pulang kerumah dan membiarkan Kinan dan dua Bodyguardnya disitu.
Sesampai di rumah, Ery, Daffa, dan juga Darrel langsung memasuki ruang tamu. Tapi tidak dengan Zia dan Kelvin, mereka masih di dalam mobil sambil saling tatap-menatap.
"Apa Om malang liat-liat Zia!" bentak Zia pada Kelvin.
"Mau itu," ujar Kelvin menjahili Zia. Zia hanya berpura-pura tidak tahu.
"Itu apa?" tanya Zia.
"Itu bulan," ujar Kelvin sambil menunjuk bibir Zia. Tapi dengan b0d0hnya Zia melihat kearah bulan dilangit.
"Om malang mau bulan?" tanya Zia. Kelvin menggeleng.
"Huff! Duda susah ditebak," ujar Zia tanpa merasa bersalah. Kelvin yang mendengar itu tak sanggup menahan tawanya.
"Tapi kamu suka kan?" ujar Kelvin menggodanya.
"Iya Zia suka banget sama Duda, lebih menggoda," ujar Zia tanpa dosa. Kelvin yang mendengar itu langsun membulat matanya. Apa? Lebih menggoda?
Cup!!
Kelvin mendaratkan benda k3nyalnya pada b1b1r Zia sambil m3l*matnya dengan lembut. Zia yang terbawa suasana pun ikut menikmati setiap l*m*tan Kelvin.
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Teen Fiction"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...
