#Part21[masakan Ery!]16+Keesokan harinya, Kinan dibangunkan oleh kedua Bodyguardnya.
"Bos, bangun!" seru Panji salah satu Bodyguard Kinan. Dengan mata yang sayup, Kinan akhirnya terbangun.
"Aduh! Kepala gue sakit banget," lirih Kinan. Untung luka mereka sudah diobati oleh bawahan Darrel yang menyuruh mereka untuk membalut lukanya.
"Bos, kita harus ke rumah sakit, ya," ujar Panji dan diangguki oleh Kinan.
**
Di Rumah Daffa, terlihat Ery sedang memasak dan dibantu oleh Daffa dan Darrel. Zia kemana? Zia masih setia dalam selimutnya.
"Wah, akhirnya siap juga," ujar Ery tersenyum.
"Iya dong, yaudah yuk makan," ajak Darrel dan diiringi oleh anggukan mereka.
Saat hendak makan, Daffa merasa ada sesuatu yang hilang.
"Kenapa, sayang?" tanya Ery pada Daffa.
"Sepertinya ada yang kurang," ujar Daffa.
"Ohh ya! sambal di dapur sayang," ujar Daffa lagi. Dengan cepat Ery pergi kedapur dan membawakan sambal ke meja makan. Saat sudah setengah hanpir habis dimakan, Darrel seperti ingat sesuatu.
"Ada yang kurang. Tapi apa?... ohh iya! Zia bang," ujar Darrel baru mengingat Zia tidak ada bersama mereka.
"Aduh! Pake lupa segala lagi, yaudah ah panggil sana," ujar Daffa pada Darrel.
"Huhh! Ngeselin," ujar Darrel.
**
"Dek Zia, bangun sayang," ujar Darrel menggoncang tubuh Zia pelan."Eeeemm, Zia masih ngantuk Bang," ujar Zia menggeliat.
"Tapi ini udah siang, ayok kita makan," ujar Darrel berusaha membangunkan Zia.
"Bentar lagi, ihh," ujar Zia lalu menutup matanya lagi.
'Gimana sih bangunin Adek gue nih,' batin Darrel kesal.
"Zia, kami setalah makan ini akan ke Bandung untuk jemput Bang Devin dan Divan. Siapa yang terlambat gak boleh ikut," ujar Darrel langsung pergi.
"Tunggu!!" teriak Zia dengan kerasnya dan langsung mengikuti Darrel.
"Pagi sayang," ujar Daffa dan Ery.
"Pagi Bang, Kak," balas Zia.
"Yok makan nih, ini Kak Ery yang masak lhoo," ujar Daffa bangga.
"Oh," singkat Zia.
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Ficção Adolescente"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...