#Part25[perubahan Zia] 17+Setelah aksi yang menegangkan itu, 4D kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan ke Indonesia.
"Vin, Zia tidur?" tanya Daffa pada Kelvin. Kelvin hanya mengangguk.
"Baguslah," ujar Daffa lega.
**
Setelah melanjutkan perjalanan yang melelahkan, akhirnya mereka sampai ke rumahnya.
Kelvin menggendong Zia kedalam kamarnya. Setelah ia baringkan diatas kasurnya, Kelvin masih berdiri di samping Zia.
'Gadis imut, tunggu gue ya,' batin Kelvin tersenyum.
"Ehemm." Dehem Daffa dan Darrel yang membuat Kelvin sadar.
"Udah?" tanya Devin tersenyum jahil. Sedangkan Kelvin hanya memutar mata malas. Tanpa bicara lagi, ia langsung kembali ke ruang tamu.
"Guys, gue balik ya," ujar Kelvin.
"Oke, thanks ya udah bantuin kita," ujar Daffa tersenyum.
"Oke," ujar Kelvin sambil melanjutkan mobilnya.
**
Setelah satu minggu kemudian, Daffa hendak melamar Ery. Begitu juga dengan Darrel, ia juga akan segera melamar Selly.
Setelah acara lamar-melamar, akhirnya pesta pernikahan akan segera di laksanakan.
**
Tepat pada hari ini, Daffa dan Darrel resmi menjadi suami dari Ery and Selly. Kini hanya tinggal Devin, Divan, dan Zia.
Zia tampak tak senang dengan kehadiran kedua kakak iparnya di rumahnya. 4D terus memperhatikan sikap yang aneh dari Zia.
Pada saat makan malam, mereka semua berkumpul di meja makan. Daffa kemudian menanyakan keanehan yang terjadi pada Zia.
"Zia, kok akhir-akhir ini abang lihat Zia aneh gitu. Kenapa?" tanya Daffa pada Zia. Zia langsung mengubah ekspresi wajahnya.
"Gak apa-apa kok," ujar Zia tersenyum paksa.
"Beneran?" tanya Darrel menimpali. Zia hanya mengangguk.
"Yaudah sini Zia biar Kakak ambilkan nasinya," ujar Selly hendak mengambil piring Zia tetapi dengan cepat Zia cegah.
"Gausah," ujar Zia malas.
"Zia, makan yang bany..."
"Iya," ujar Zia memotong perkataan Ery
**
Ceklek!! Pintu kamar di tutup oleh Daffa. Kini hanya ada Ery dan Daffa dikamar tersebut.
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Подростковая литература"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...