#Part3[ketahuan nonton film p**no]18+
"Zia! Astaga! Ngapain adek ngintip abang nonton?" tanya Daffa kesal.
Zia hanya mengaga tak percaya. "Mata Zia, sudah ternodai!" kesal Zia pada abangnya.
Daffa yang masih kesal menatap Zia tak hentinya. "Abang tanya siapa yang suruh Zia lihat abang lagi nonton?" tanya Daffa.
Zia hanya menggeleng. "Gak ada. Tapi kok abang nonton video ci*man sampai buka ba...,"
"Hutss! Jangan keras-keras ntar reader tau kalau abang lagi nonton film itu," ujar Daffa membungkamkan mulut Zia.
"Huff! Terserah abang lah. Zia mau kembalikan dompet om itu bentar yaa," ujar Zia.
"Iya, hati-hati itu!" peringat Daffa.
**
Di parkiran kantor, Kelvin sedang mondar-mandir mencari dompetnya yang hilang dan kembali keruang kerja nya.
Zia yang baru saja sampai pun berhenti dan membaca nama kantor di kartu nama itu.
"Hmm, bener nih nama kantor om malang itu, masuk aja ah!" ujar Zia bersemangat.
"Maaf, anda siapa?" tanya security yang ada disitu. Zia yang bingung pun menjawab asal.
"Manusia pak," ujar Zia.
"Anda ada keperluan sama siapa ya?" tanya security masih dengan ekspresi tegasnya.
"Oom jangan galak-galak dong, ntar cepat tua lhoo," ujar Zia dengan polosnya sambil memperhatikan wajah mungilnya.
'Huhh! Ni anak gemez gini sih. Pengen gigit gue, tapi sadar dah punya anak empat hehehe,' batin security itu.
"Adek perlu dengan siapa?" tanya security lembut.
"Perlu sama Om malang, Pak," ujar Zia tersenyum.
'Om malang?'
"Gak ada d...,"
"Pak! Ada pencuri tuh!" tunjuk Zia kesembarang arah. Security pun kaget dan mengejar orang yang dikira maling.
"Huhu, Oom galak mau aja Zia tipu," ujar Zia tersenyum penuh kemenangan.
Zia langsung masuk ke dalam kantor tersebut. Banyak pasang mata menatapnya heran.
'Itu anak siapa kesasar?' tanya ubi jalar.
'Istri tuan mungkin ya?' tanya kentang.
'Anak gue yang hilang kemaren kembali!' teriak mangga.
"Apa kalian lihat-lihat Zia!" bentak Zia pada mereka semua.
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Fiksi Remaja"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...
