#Part16[ pertemuan tanpa sengaja] 17+'Wajah dan hidung nya sangat sama,' batin Kelvin.
Kelvin ingin menanyakannya tapi saat melihat wajah Zia seperti kesal maka dia urungkan.
"Oh ya kenalin, gue Faro," ujar Faro menjulurkan tangannya.
"Zia," ujar Zia sambil membalas uluran tangannya. Perasaan nya sedikit merasa berbeda saat ia berjabat tangan dengan Faro.
'Ya Tuhan, kenapa nyaman?' batin Faro."Ehemm." Dehem Kelvin menyadarkan Faro dan Zia.
"Dah lepas tu tangan," ujar Kelvin melirik.
"Cemburu nih," ujar Faro kecil.
"Ntah!" Ketus Kelvin.
Dalam perjalanan hanya ada keheningan antara mereka. Kemudian Faro membuka percakapan.
"Zia, boleh gue nanya sesuatu?" tanya Faro.
"Boleh," ujar Zia.
"Lo tinggal sama siapa?" tanya Faro.
"Sama bang Daffa," ujar Zia tersenyum.
Degg!
'Daffa,' batin Faro kaget.
"Daffa Alexander?" tanya Faro kaget.
"Iya. Emang kenapa bang Faro?" tanya Zia penasaran.
"L--lo a--adik gue," ujar Faro terbata.
"Hah! Hahaha! Mana mungkin bang," ujar Zia. Zia mengira kalau Faro bercanda.
"Bener. Gue boleh gak nanti kerumah lo." minta Faro.
"Boleh kok."
"Lo kenapa gak percaya kalau gue abang lo?" tanya Faro.
"Karena kata bang Daf, abang Zia cuma ada namanya Devin, Darrel, dan Divan," ujar Zia polos.
"Devin dan Divan itu adik gue, hiks," ujar Faro menangis.
"Sebenarnya nama lo siapa sih?" tanya Kelvin sambil menyetir mobil.
"Gue gak tau. Yang gue tau nama gue Farous Alvito, itu nama yang diberikan oleh paman gue, Kel, hiks." kata Faro menangis
"Sudah, gini aja. Kata bang Daf, kalau saudara Zia dan bang Daf itu ada sebuah kalu...,"
"Kalung ini," ujar Faro memotong perkataan Zia. MataZia terbelalak melihat kalung yang sama dengan kalung nya melingkar di leher Faro.
"A--abang," lirih Zia.
Citttt!! Mobil diberhentikan oleh Kelvin.
"Kalian sodara berarti," ujar Kelvin datar.
"Iya," ujar Faro dan Zia kompak.
"Jadi nama lo berati Darrel," ujar Kelvin.
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Teen Fiction"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...