#Part29[Kelvin?Sayang?]
Setelah hari itu, Kelvin sudah jarang bertemu dengan Zia. Bahkan jika bertemu dijalan mereka berpura-pura tidak melihatnya. Hingga suatu hari, Zia melihat kemesraan Kelvin dengan Kinan.
"Lihatlah ini bagus banget kan?" tanya Kinan sambil memilih baju pengantin.
"Iya sayang, ini sangat bagus," ujar Kelvin sambil melirik Zia.
Deg!
'Sayang? Apa Om malang bakal nikah sama Kinan?' batin Zia sambil terus melirik mereka. Kelvin melirik kearah Zia berdiri. Pandangan mereka saling terhenti satu sama lain. Kinan yang melihat Kelvin menatap kearah Zia pun merasa sedikit risih.
"Sayang, yuk pergi," ujar Kinan menggandeng tangan Kelvin.
"Eh! I--iya," ujar Kelvin baru tersadar. Kinan menatap Zia dengan tatapan penuh kemenangan.
"Hiks! Zia gak boleh sedih. Kan Om malang bukan siapa-siapanya Zia," ujar Zia sambil berjalan kearah mobil.
'Zia, gue harap lo bisa bahagia,' batin Kelvin sambil tersenyum.
***
"Mas, gimana kalo kita cari tau di hpnya Zia aja." Usul Ery pada Daffa yang sedang mencari tau sesuatu.
"Oh ya! Ide bagus sayang." puji Daffa. Kemudian ia langsung membuka hp-nya Zia yang ada di meja belajar.
"Lho ini kan kontaknya Papa Kelvin," ujar Daffa terkejut.
"Hah! Emang buat apa Om Revin kontak Zia? Dan Zia buat apa kontak Om Revin?" tanya Ery.
"Mas gak tau sayang. Kalau gini pasti ada sesuatu," ujar Daffa menebak.
"Tapi herannya kenapa mas tau kalau ini kontaknya Om Revin? Sedangkan Zia tidak membuat nama disitu," ujar Ery.
"Iya soalnya nomor Papa Kelvin ada di hp mas," ujar Daffa menjelaskan.
"Ada apa kira-kira ya, mas?" tanya Ery.
"Kita juga tidak tau sayang," ujar Daffa.
"Atau jangan-jangan ada hubungannya dengan Zia menolak lamaran Kelvin," ujar Darrel dan yang lainnya. Mereka dari tadi bersembunyi sambil melihat gerak-gerik Daffa.
"Tapi, gue kira kayaknya gak sih," ujar Devin. Tak lama kemudian terdengar suara mobil berhenti.
"Lho kalian ngapain di kamar Zia?" tanya Zia heran.
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Teen Fiction"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...
