#Part8[Rencana Kelry&Revin]
#Noplagiat
Deg!
'Suara itu?' Kelvin berbalik dan terkejut tak percaya.
"Selamat ulang tahun, sayang," ujar Kelry pada putranya.
"Pibesday tuan, Kelvin!" ujar beberapa orang yang berada di belakang Kelry dan Revin.
"Haah!" beg* Kelvin. Zia, Daffa dan Kelvin sangat bingung. Selly bangun dari duduknya lalu berjalan ke arah mereka.
"Hei, tuan Kelvin. Jangan melamun, dan nyonya Zia hari ini adalah hari ulangtahunnya tuan Kelvin," ujar Selly tertawa keras.
"Emang hari ini tanggal berapa?" tanya Kelvin masih tak percaya.
"27 Oktober, tuan Kelvin beg*!" kesal Daffa.
"Oh iya, hampir lupa," ujar Kelvin menyengir. Kemudian Kelvin memotong kue ulangtahunnya dan menyuapi orang-orang terdekatnya. Begitu juga dengan Zia.
"Zia, ayo buka mulutmu!" perintah Kelvin sambil melayangkan satu sendok kue ke mulut Zia. Zia hanya menuruti saja.
"Om malang, selamat ulangtahun yang ke 23 yaa. Semoga Om malang sering belikan Zia Boba lagi," ujar Zia tersenyum manis.
"Oh Tuhan! Ini gadis siapa? Kenapa sangat imut sekali," ujar Kelry kagum pada Zia.
"Kelvin, inikah yang akan menjadi istrimu?" tanya Revin.
Uhuk! Uhuk!
Zia terbatuk-batuk saat meminum airnya karena mendengar kata istri. Dengan sigap Daffa memberikan Zia segelas air.
"Eum, bukan Pa, dia cuma adik Daffa, teman aku," ujar Kelvin.
'Te--teman?'
"Lho, bukannya istri ya," ujar Selly tertawa.
"Husst! Selly diamlah. Lihatlah pipi Zia sudah memerah," ujar Kelry tertawa cekikian.
"Ternyata kalian bersekongkol!" Tebak Kelvin dan Daffa bersamaan.
"Haha! Ia nak, Mama menyuruh Selly berbuat seperti itu dan melihat bagaimana reaksimu," ujar Revin tertawa lagi.
"Terus semua yang dikatakan oleh Tante ini tadi itu semua bohong ya," ujar Zia sambil menunjuk kearah Selly. Mereka tertawa lagi.
"Iya Zia. Termasuk perjodohan tadi," ujar Kelry tertawa.
"Huff! Masih ada kesempatan," guman Zia kecil.
"Kesempatan apa?" tanya Kelvin mendengar perkataan Zia.
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Teen Fiction"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...
