Chapter 2

1K 88 5
                                    

"Kau benar-benar akan kembali?"

Erlangga menghentikan aktivitasnya untuk memastikan barang-barang yang telah dikemasnya. Utamanya koper-koper yang tidak hanya berisi pakaian atau barang berharganya yang lain, tetapi juga koper yang berisi mainan untuk Zoro dan Zizi.

"Maksudmu ke Indonesia?" Erlangga menimpali pertanyaan wanita berambut pirang, tetapi juga berasal dari Indonesia.

Namanya adalah Arielle Ganeta. Seorang model yang berhasil berkiprah di kanca internasional seperti Erlangga. Hubungan Arielle dan Erlangga berawal dari pemotretan majalah dan bagaimana mereka sama-sama berasal dari Indonesia. Namun keduanya tidak pernah lebih dari seorang teman. Kecuali salah satu di antara mereka, memanglah menyimpan rasa.

"Iya. Padahal kariermu mulai dikenal di sini," ucap Arielle dengan nada tidak rela.

"Aku suka berakting. Bekerja sebagai aktor selama ini. Namun kurasa ada batasannya juga dalam berambisi soal itu." Erlangga mengutarakan pemikirannya soal kepulangannya itu.

"Atau ada hal lain yang ingin kau lakukan?" tanya Arielle yang bukan kemarin saja mengenal sosok Erlangga. Tiga tahun cukup baginya memahami beberapa sifat pria itu.

"Aku merindukan keluargaku, Ariel."

"Mereka kan sering berkunjung." Arielle seolah tidak puas dengan jawaban Erlangga. "Apalagi Mas Nevan."

"Apakah ... ini tentang wanita?" tanya Arielle sambil mengepalkan tangan. Seolah berusaha menguatkan dirinya atas pertanyaan yang ia ajukan sendiri.

Erlangga terdiam beberapa saat sebelum mengangguk singkat. "Salah satunya," balasnya beranjak dan mulai mengurusi kembali barang.

Mata Arielle sulit menahan hawa panas yang dirasakannya. Selama mengenal Erlangga, ia sudah sering melihat lelaki itu jalan atau makan bersama dengan seorang wanita. Entah itu model, sesama artis atau anak pebisnis terkenal. Namun Arielle tahu bahwa Erlangga tidak pernah serius dengan mereka.

Arielle bahkan mengingat momen memalukan dalam hidupnya, ketika awalnya mengenal sosok Erlangga. Bagaimana dirinya mencoba menggoda pria itu dengan mengajaknya minum bersama di bar. Rencana cinta satu malam, malah berakhir dengan dirinya tertidur di kamar Erlangga. Sedangkan pria itu tidur di sofa ruang tengah.

"Tidak ada yang terjadi semalam?"

"Terjadi apa? Ayolah Ariel, kau ini temanku. Bagaimana mungkin kita terlibat dalam hubungan seperti itu?"

Sejak saat itu, Ariella tahu bahwa Erlangga hanya menganggapnya tak lebih dari sekadar teman baik. Ia berusaha memenuhi peran itu, agar selalu bisa berada di sisi pria itu. Namun jika Erlangga sudah mau pergi dari sekitar kehidupannya, Arielle harus apa?

"Hei, jangan nangis."

Erlangga berbalik. Menemukan mata berkaca Arielle.

"Kalau aku rindu bagaimana?"

Kata rindu adalah sesuatu yang sering dilontarkan keduanya. Meski tidak dalam artian romantis. Entah sekadar bilang rindu masakan Indonesia Arielle atau rindu cerita horor Erlangga di lokasi syuting.

"Datanglah ke Indonesia dan jika ada kesempatan. Aku juga pasti akan kembali berkunjung ke sini," balas Erlangga kemudian mendekat perlahan dan membawa Arielle ke dalam pelukannya.

"Ariel, kau adalah salah satu orang yang sangat berperan dalam hidupku selama di sini. Kita akan bertemu lagi. Aku janji."

Luruh sudah air mata Arielle yang sedaritadi ditahannya.

♡♡♡

Erlangga tidak pulang sendirian. Ia ditemani oleh Antony, pria blasteran Kanada-Indonesia yang bekerja sebagai manajer sang aktor. Awalnya Antony tinggal di California, sebelum bekerja dengan Erlangga. Namun beberapa bulan lalu ia berhasil menemukan tambatan hatinya dan menikah. Kebetulan wanita itu berasal dari Indonesia dan bekerja sebagai dosen.

Janji ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang