Chapter 33

279 35 3
                                    

Akira belum dapat melupakan kejadian ketika berada di rumah Nevan dan Sonya. Setiap kali melihat saus, ia akan teringat ulah Erlangga yang membuat buluk kuduknya berdiri seiring dengan intensitas rasa panas yang menjalar ke sekujur tubuhnya.

Seperti sekarang ini, Akira sedang menikmati brunch dengan sandwich yang penuh dengan saus mayonaise. Tidak lupa ia memesan es americano agar tetap terjaga. Mengingat Erlangga memiliki jadwal pemotretan dengan salah satu merek baju terkenal.

Puas mengisi perutnya, Akira lalu menuju gedung SS Entertaiment. Berjalan ke arah elevator, ia bisa melihat dari kejauhan bahwa Arielle sudah berada di dalamnya. Namun Akira merasa terlambat memutar balik, meski ia sungguh ingin menghindari wanita tersebut.

"Halo," sapa Arielle datar.

Akira mengangguk kecil. "Halo." Ia lalu menekan tombol lantai menuju ruang kerjanya. Elevator pun mulai bergerak ke atas. Kecanggungan semakin dirasakan Akira mengingat hanya dirinya dan Arielle yang ada di ruang kecil itu.

"Kau tidak terkejutku melihatku di sini padahal mungkin sudah tahu bahwa aku telah dipindahkan ke OI Star," celetuk Arielle melirik Akira.

"Aku mendengar soal itu dari Mbak Sesil," balas Akira pelan.

"Lucu sekali, aku dipindahkan karena katanya masih baru dan perlu belajar. Aku mungkin baru memasuki dunia akting belum lama ini, tetapi pengalamanku di catwalk sangatlah banyak."

Akira dapat mendengar kekesalan sekaligus emosi yang dilontarkan oleh Arielle. Ia berharap pintu elevator segera terbuka.

"Selain itu, aku mengira Erlangga punya hubungan khusus dengan Nirsita. Mendengar bagaimana film mereka terus dibicarakan dan iklan yang mereka bintangi berdua. Ternyata yang aku dengar Nirsita sudah akan bertunangan dengan anak salah satu pengusaha properti," ujar Arielle yang membuat Akira terkejut. Kabar terbaru tentang salah satu artis yang sedang naik daun dan mungkin masih belum terendus oleh media. Namun ia juga heran, bagaimana Arielle bisa tahu secepat itu?

"Akira," panggil Arielle membuyarkan lamunan Akira.

"Ya?" Akira berbalik memandangi Arielle yang telah menatap lekat dirimya.

"Beritahu aku jika Erlangga mempunyai kekasih."

Mata Akira membeliak. "Apa?"

Arielle tersenyum miring. "Jangan berpura-pura bodoh. Kau pasti menyadari bahwa Erlangga adalah alasanku datang ke Indonesia. Sejak awal aku ingin memilikinya dan itu harus terjadi."

Ting. Pintu elevator terbuka. Arielle melangkah keluar terlebih dahulu, meninggalkan Akira dengan tubuh bergetar. Secara tidak langsung, Arielle telah menyatakan genderang perang untuk memiliki Erlangga. Ia tidak bisa melawan langsung pernyataan wanita itu. Namun juga tidak rela jika harus melepaskan Erlangga.

Kekalutan Akira berlanjut bahkan saat menemani Erlangga untuk pemotretan sebagai penata busana. Ingin rasanya ia mendekap lelaki itu dan mencurahkan kegalauannya akan ucapan Arielle, tetapi juga merasa takut bahwa Erlangga akan berpikir ia tidak percaya akan hati sang kekasih.

Dilematis dirasakan oleh Akira tentang bagaimana jalinan hubungannya secara diam-diam dengan Erlangga. Ia sadar akan risiko dapat terungkapnya hubungan mereka dan akan menjadi bumerang bagi kehidupan Erlangga sebagai aktor, tetapi mengungkapkannya juga akan berdampak hal yang sama.

"Kita istirahat dulu," ucap fotografer kepada Erlangga dan staf yang membantu proses pemotretan.

Terlihat Erlangga berjalan menuju Akira. Masih memakai baju yang menjadi objek utama dalam sesi pemotretan hari ini. Ia melirik sekilas, memastikan orang-orang mulai keluar dari studio. Meski sang fotografer masih ada, sibuk menatap layar monitor besar yang menampilkan hasil jepretannya.

Janji ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang