Chapter 8

462 49 2
                                    

Mata Erlangga melebar membaca syarat yang diajukan Akira. Bahkan seolah mengalahkan kontrak kerjanya dengan SS Entertaiment.

"Tidak menghubungi setelah lewat pukul delapan malam?" ucap Erlangga membaca salah satu poin yang ditulis oleh Akira. Ia sengaja mengundang Akira ke apartemennya, tentu saja dengan memakai trik khusus, agar tidak terlihat oleh media.

"Aku bersedia bekerja sabtu minggu, jika Mas Erlangga punya jadwal. Kurang apa lagi?" tukas Akira telah memperhitungkan jam kerjanya. Memiliki pengalaman bekerja di beberapa tempat, membuatnya tidak mau lagi menjalani kehidupan yang tidak seimbang. Ia sudah beberapa kali tumbang, hanya karena ingin sesempurna mungkin dalam bekerja.

"Kalau aku butuh bagaimana?" balas Erlangga masih tidak terima.

"Butuh apa malam-malam? Lagipula ya Mas, aku ini asisten untuk mengurus wardrobe yang akan Mas Erlangga pakai selama syuting. Jadi pastinya aku persiapkan dari pagi sampai siang," ujar Akira menjelaskan bagian dari pekerjaan utamanya. Ia bukanlah asisten yang akan mengurusi segala macam kehidupan aktor tersebut.

Antony selaku manajer Erlangga telah melakukan kesepakatan sebelumnya dengan Akira, bahwa pekerjaan asisten hanya sebatas mengurus bagian fashion dari yang dikenakan oleh Erlangga. Melihat latar belakang pengalaman pekerjaan wanita itu sendiri.

"Lagipula Mas Erlangga juga mengajukan syarat yang aneh," ungkap Akira menunjuk salah satu klausal yang terdapat dalam perjanjian kontrak. "Mengutamakan pekerjaan daripada hobi."

"Sudah jelas. Aku bisa melihat bagaimana kau yang tergila-gila akan segala hal tentang anime. Aku takut itu akan mempengaruhi kinerjamu," balas Erlangga memandang lekat Akira.

"Bicara tentang itu...." Suara Akira tiba-tiba merendah. Namun sorot mata tajam telah ditunjukkannya. "Mas Erlangga belum mengganti action figure-ku yang rusak."

"Aku bisa menggantinya berkali-kali lipat," timpal Erlangga mulai geram.

"Kalau begitu ganti dong."

"Stop!"

Antony berseru sebelum Akira akan bersuara lagi, membalas ucapan Erlangga tadi.

"Kalian ke sini untuk bicara tentang kesepakatan kerja atau ganti rugi?" Antony menengahi. Ia seperti melihat british shorthair yang siap menerkam siberia husky.

"Mbak Akira tenang saja. Saya akan berusaha mencarikan action figure yang dirusak oleh Erlangga," lanjut Antony mencoba menenangkan Akira terlebih dahulu.

"Bukan aku yang-"

Antony melempar tatapan tajam, sebelum Erlangga menyelesaikan kalimatnya.

"Iya. Masalah ganti rugi tidak perlu kau khawatirkan. Aku dan Antony pasti akan mengganti action figure-mu itu," ucap Erlangga mencoba berkomunikasi dengan Akira dengan kepala dingin. Bagaimanapun porsi dirinya rugi lebih besar, jika gagal mencapai kesepakatan dengan wanita itu.

"Jadi Mas Erlang menerima semua syaratnya?" tanya Akira ingin memperjelas.

Erlangga mengangguk pelan. "Lagipula kontrak ini hanya berlangsung selama enam bulan, setelah aku menyelesaikan syuting salah satu filmku," tukasnya.

"Baiklah. Kalau begitu, harap kerja samanya," ucap Akira mengulurkan tangannya.

Bibir Erlangga tersenyum tipis menerima uluran tangan tersebut. Ia menjabat tangan Akira beberapa saat, sambil menatap wanita itu. Dalam hati mencoba lebih bersabar dalam berhubungan dengan Akira. Mengingatkan dirinya bahwa wanita itu tak lebih seperti Dea, keponakannya.

Pertemuan diakhiri dengan penandatanganan kontrak, di mana Erlangga dan Dea masing-masing mendapatkan salinannya. Tak lupa juga, Antony memberi jadwal Erlangga selama sebulan ke depan yang akan rutin diberikannya setiap bulan.

Janji ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang