Chapter 20

387 50 1
                                    

Pernikahan Dea dan Rivan akhirnya tiba juga. Mengusung tema open garden dengan hanya mengundang keluarga dan teman terdekat, sehingga berlangsung dengan lebih hikmat. Setelah akad nikah dilaksanakan di masjid, maka dilanjutkan dengan pesta pernikahan di sebuah halaman belakang hotel berbintang lima.

Salah satu tamu undangan yang penting bagi Dea adalah Akira. Bahkan secara khusus, Dea menyediakan tempat bagi Akira sekeluarga. Ternyata wanita itu hanya datang bersama Takashi, kakak laki-lakinya. Akira memakai mini dress berwarna peach, sedangkan Takashi dengan tuksedo navinya.

"Kenapa Paman Yukasa tidak datang?" tanya Dea menyambut Akira dan Takashi.

"Ayah sedang tidak enak badan," jawab Akira dengan wajah menyesal.

"Dia begadang menonton pertandingan bulu tangkis, sehingga tekanan darahnya menjadi tinggi," tambah Takashi dengan penjelasan lebih detail akan kondisi ayahnya itu.

"Selamat atas pernikahanmu Dea," ucap Akira sambil menggenggam tangan sahabatnya itu dengan erat.

Mata Dea membulat. Merasakan sesuatu pada tangannya. Ternyata sebuah kotak kecil yang saat dibukanya adalah sepasang anting berbentuk kupu-kupu.

"Inikan....?"

Dea tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya, karena anting mungil yang sangat mirip dengan punyanya dulu. Anting pemberian ibunya yang hilang saat berenang. Ia tahu Akira pasti sudah lama mempersiapkannya dan dirinya sangat bahagia mendapatkannya.

"Terima kasih ya Ira," peluk Dea dengan mata berkaca.

"Hush, nanti riasanmu rusak," balas Akira segera melepas pelukan keduanya. Takut membuat Dea semakin terbawa suasana dan akhirnya menangis keras.

"Selamat ya Dea."

Ternyata Takashi juga membawakan sesuatu untuk sahabat adiknya itu. Sebuah stopwatch minimalis.

Dea mengerjap membuka kotak berisi penghitung waktu tersebut.

"Akira sering cerita tentang waktu yang sulit kau atur," celetuk Takashi dengan wajah serius, tetapi terdengar seperti candaan.

"Lebih baik Kak Taka memberinya piyama tidur daripada benda seperti itu," ketus Akira yang sama sekali tidak mengerti akan jalan pikiran kakaknya itu.

Dea terkekeh melihat interaksi dua bersaudara itu. "Aku bisa memakainya saat memasak sesuatu untuk Mas Rivan. Makasih ya Kak Taka," ucapnya menerima dengan baik hadiah tersebut.

"Ayo kalian duduk dulu atau mau langsung ambil makan?" tawar Dea membuat Akira segera mengangkat tangannya.

"Nanti saja. Kau bisa menyambut tamu yang lainnya," jawab Akira segera, lalu menyeret Takashi menuju tempat yang telah disediakan.

Setelah duduk berdampingan dengan kakak laki-lakinya, Akira dapat melihat meja di mana sosok Sonya bersama kedua anaknya berada. Saat mengedarkan pandangannya, terlihat Herlambang, Rieta dan Nevan ikut menyambut para tamu yang mulai berdatangan.

"Zizi!"

Seruan Sonya menarik perhatian Akira dan Takashi. Menemukan sang aktris yang dijuluki Dewi Nasional, sedang mengejar anak perempuan yang berlari dengan gaun yang dipakainya.

"Kata Zoro, ada es krim," celoteh Zizi menoleh sekilas ke arah ibunya, sebelum berhenti melangkah tepat di dekat meja di mana Akira dan Takashi berada.

"Nanti makan es krimnya," ujar Sonya telah berhasil mendapatkan Zizi.

Mata bulat Zizi mengerjap. "Wah, tampan sekali," pujinya saat menatap Takashi.

Akira sudah menahan tawanya. Sedangkan Takashi hanya menunjuk dirinya dengan wajah kebingungan.

Janji ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang