Chapter 30

318 41 4
                                    

"Erlangga, I miss you so much."

Akira masih terpaku dengan apa yang terpampang di hadapannya. Wanita yang satu elevator dengannya telah melepas pelukannya dari Erlangga. Namun sayup kqta rindu dapat didengarnya.

"Erlangga!"

Tampak tak digubris oleh Erlangga, bahkan pria itu malah menatap ke arah lainnya, membuat wanita itu meninggikan suaranya kala menyebut nama sang aktor.

"Kenapa kau bisa di sini?" tanya Erlangga bersuara akhirnya.

Wanita itu bersedekap di depan dada. "Apa kau tidak ingin menyapa atau bahkan menanyakan kabarku selama ini?" Meski kalimatnya terdengar kesal, namun ia dengan segera tersenyum lebar.

"Tentu saja aku datang, karena merindukanmu. Bukankah kau dulu bilang akan berkunjung kembali ke Amerika atau aku bisa datang jika rindu?"

Erlangga terhenyak akan apa yang diucapkan oleh wanita di hadapannya. Ia tidak menyangkal hal tersebut, namun tidak juga mengharapkan akan datangnya hari itu.

"Ariel, aku senang bertemu denganmu kembali. Tapi hari ini aku sibuk," ujar Erlangga tidak melupakan kehadiran Akira.

Arielle Ganeta, teman Erlangga selama berkarier di luar negeri. Sosok yang selama ini tidak pernah digubris oleh Erlangga dalam ceritanya bersama Akira.

Arielle mengernyitkan dahinya begitu melihat Erlangga mulai bergeser melangkah melewatinya. Spontan tubuhnya ikut berbalik. Ia pun dapat melihat pria itu malah menghampiri wanita yang disadarinya satu elevator dengannya tadi.

"Akira, bukankah kita perlu membahas sesuatu?"

Pertanyaan Erlangga hanya membuat Akira mengerjapkan matanya. Ia sadar bahwa keberadaan wanita bernama Arielle itu telah menarik perhatian lobi gedung agensi. Lalu ditambah Erlangga malah memanggilnya.

"Ya?"

Akira sedikit mendongak, melihat Erlangga sudah berdiri di hadapannya.

"Malam ini aku ada acara. Aku ingin penampilan yang sempurna."

Akira bergidik, bukan karena ucapan Erlangga, melainkan tatapan pria itu padanya. Intens, tanpa ragu.

"Siapa dia?" tanya Arielle dengan tatapan menyelidik kepada Akira. Raut wajahnya tampak jelas sedang membandingkan dirinya dengan wanita yang Erlangga hampiri.

"Dia adalah penata busana Erlangga dan juga bekerja di agensi ini," timpal Antony segera menjawab rasa penasaran dan kegundahan Arielle.

"Oh begitu," balas Arielle dengan nada meremehkan. "Erlangga, bukankah kau bilang padaku dulu bisa mengunjungimu jika rindu? Itu karena kau tidak pernah lagi ke New York, atau kau pergi tapi tidak mengabariku?"

Akira terkesiap mendengar kalimat yang diucapkan oleh wanita yang tinggi semampai itu. Menjadikan pikirannya melayang akan hubungan Erlangga dengan wanita tersebut.

Wajah Erlangga tidak mampu menyembunyikan kepanikan melihat ekspresi Akira saat ini. Ia tidak ingin kesalahpahaman timbul dalam hubungan mereka. Setidaknya jangan secepat ini dengan melibatkan orang lain.

"Arielle, ayo kita makan siang bersama."

Ajakan Erlangga sontak membuat Akira dan Antony terkejut. Tidak sesuai rencana awal mereka.

Arielle tersenyum lebar. "Oke Erlang, banyak hal yang ingin kuceritakan padamu," balasnya melangkah mendekati Erlangga.

Namun pria itu segera berbalik memandangi Akira. "Akira dan Mas Antony kalian juga ikut. Setelah ini kita harus menyiapkan acara nanti malam."

Janji ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang