Chapter 29

616 54 4
                                        

Akira benar-benar tidak percaya bahwa akan datang hari di mana dirinya kembali mendampingi Erlangga sebagai asisten lelaki tersebut. Namun bukan berarti ia merasa lega sepenuhnya, setidaknya tatapan Takashi menjelaskan semuanya kali ini.

"Jadi kau bekerja di agensi Erlangga?"

Pertanyaan Takashi menjadikan Akira mencoba mengatur ritme pernapasannya, agar terlihat tenang.

"Lebih tepatnya aku bekerja di agensi hiburan bernaka SS Entertaiment. Bukan hanya Mas Erlangga, tapi juga Mbak Sonya berada dalam naungan yang sama," jawab Akira mengaduk teh susu di depannya. Minuman yang dibuatnya untuk dinikmati dengan roti bakar. Padahal ia sudah bangun lebih awal untuk menghindari bertemu dengan kakak laki-lakinya itu, karena tahu Takashi akan mengintrograsinya.

"Jadi kau bisa saja bekerja lagi dengan Erlangga?"

Akira meneguk salivanya. Apalagi melihat tatapan serius Takashi saat ini padanya. "Ya, bisa saja," katanya berusaha bersikap santai. Ia meraih gelasnya, lalu meminum teh susu yang masih hangat tersebut.

Akira kemudian melirik Takashi yang masih menatapnya. Ia membaca kekhawatiran pada wajah laki-laki itu, namun juga tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.

"Kak Taka tidak perlu cemas. Aku baik-baik saja. Lagipula gaji yang ditawarkan juga menggiurkan, lumayan bisa beli merchandise Demo Slayer season ini."

Akira memutuskan bangkit dari kursinya, setelah sarapan paginya habis. Ia seolah bersedia bekerja di SS Entertaiment, karena gaji yang dapat diperolehnya. Meskipun sebagian itu benar, tetapi tetap saja alasan utamanya adalah bisa selalu dekat dengan Erlangga.

Karier dan cinta dapat diraih Akira dalam waktu bersamaan.

"Baiklah. Jika kau merasa sulit, maka jangan memaksakan diri dan juga beritahu aku," ucap Takashi melemaskan otot tegang di wajahnya.

"Siap. Kalau begitu aku berangkat dulu ya. Tidak baik telat pada masa awal-awal bekerja."

Melihat reaksi positif yang mulai ditunjukkan Takashi, maka kecemasan Akira perlahan berkurang. Ia kemudian berangkat ke gedung tempatnya bekerja dengan memakai taksi daring. Sesampainya di sana ia menyelesaikan beberapa bagian administrasi akan statusnya sebagai karyawan agensi tersebut.

"Selamat datang."

Akira sedikit terkesiap begitu keluar dari bagian human resource dan menemukan Antony yang berdiri seolah telah menunggunya.

"Halo Mas Antony," sapa Akira tersenyum kecil.

"Kuharap kau betah bekerja di sini, terlepas tentang itu. Aku bisa melihat potensimu selama ini," ujar Antony sedikit menyinggung tentang hubungan Erlangga dan Akira. Namun ia lebih menekankan akan kemampuan Akira selama ini.

"Iya, mohon bantuannya ya Mas."

"Baiklah, untuk merayakan harimu bekerja di sini, mau minum kopi bareng?" Antony maju selangkah ke dekat Akira, lalu berbisik pelan, "Kuyakin Erlangga akan cemberut melihat kebersamaan kita."

Akira menahan tawanya, meski begitu ia menyetujui ajakan Antony tersebut. Mereka berdua mengarah menuju kafe yang berada di samping gedung SS Entertaiment.

Antony secara khusus mentraktir Akira. Bukan hanya minuman dingin, tetapi juga sepotong kue stroberi yang baru saja jadi dan diletakkan di etalase kasir.

"Makasih Mas Antony," ujar Akira mulai mencoba kue tersebut.

Antony mengangguk pelan. "Mohon bantuannya menghadapi Erlangga." Ia berucap dengan jujur, bahwa dengan adanya Akira maka setidaknya bisa melunakkan keras kepala dan ego Erlangga.

Janji ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang