Chapter 9

390 47 2
                                    

Rencana nonton bersama tidak serta merta berlangsung dengan mudah. Keluarga kecil Nevan harus bersijibaku dengan Zoro dan Zizi, belum lagi keikutsertaan Sonya yang akan semakin menarik perhatian.

"Kau yakin mau ikut?" tanya Sonya sembari mulai merapikan pakaian Zizi yang hari ini mau memakai gaun, lengkap dengan mahkota yang dibelinya minggu lalu.

Setelah selesai, Zizi langsung pergi. Lebih tepatnya menuju kamar di mana Rieta sedang mengurus Zoro.

Erlangga mengangguk pelan. "Lagipula aku tidak punya jadwal hari ini. Bukankah Kak Nevan membeli semua tiket pada slot jam tayangnya?" Ia tidak melupakan langkah antisipasi kakak laki-lakinya itu.

"Tetap saja kau harus sebisa mungkin menutupi dirimu atau akan berakhir dengan mengadakan fanmeeting di lobi bioskop," balas Sonya yang mengenal penggemar Erlangga cukup obsesif, apalagi sebagian besar dari mereka berasal dari usia remaja.

"Kudengar iklan yang kau bintangi menjadi trending topic. Jadi kau juga bisa bernasib sama denganku." Erlangga tersenyum tipis. Meski Sonya sudah tidak seaktif dulu, tapi ia tahu bagaimana popularitas kakak iparnya itu yang masih kuat. Terutama di kalangan wanita dengan rentang usia dua puluhan ke atas.

"Apa kalian sudah selesai membahas tentang popularitas keartisan kalian?"

Suara Nevan membuat Sonya menoleh. Mendapati sang suami telah siap dengan memakai pakaian kasual.

"Mas Nevan, kenapa pakai itu? Aku kan sudah siapin di kamar tadi?" Sonya yang melihat sesuatu yang janggal segera menghampiri sang suami.

"Sama saja Sayang," balas Nevan dengan tubuh yang telah diraba-raba secara tak langsung.

"Sama apanya? Nanti di sana dingin, baru kemarin habis kena demam juga."

Erlangga yang melihat pemandangan tersebut hanya menghela napas. Apalagi ketika Sonya telah menyeret Nevan kembali ke kamar.

Erlangga tidak akan pernah menduga bahwa akan ada wanita yang membuat kakak laki-lakinya itu tidak berkutik. Bahkan jika hanya menyangkut soal pemilihan pakaian. Ia berharap jodohnya nanti tidak akan seperti Sonya, karena membayangkannya saja sudah melelahkan.

Setelah melalui drama berkepanjangan selama satu jam. Akhirnya rombongan nonton bersama berangkat juga. Mereka tiba di salah satu pusat perbelanjaan yang di dalam gedungnya terdapat bioskop.

Demi keamanan dan kenyamanan, Nevan sengaja membawa pengawal yang memakai pakaian biasa dan berjaga dengan mengatur jarak. Seperti pusat perbelanjaan pada umumnya, maka suasananya selalu ramai. Oleh karena itu, Nevan dan Erlangga berjalan terpisah.

Jika Erlangga bisa menyelinap dengan memakai topi dan masker, agar tidak ketahuan. Namun tidak halnya dengan Sonya yang telah dikenali oleh pengunjung yang lain. Siapa lagi kalau bukan keberadaan Zoro dan Zizi yang sudah hampir sama terkenalnya dengan ibu mereka.

"Apa ini?"

Mata Erlangga melotot dengan nama Sonya telah menjadi trending topic di Twitter. Lengkap dengan foto wanita itu sekeluarga. Ia sendiri telah duduk di dalam studio bioskop berjenis Premiere.

"Om Erlang!"

Suara Zizi yang muncul sambil berlari menjadikan Erlangga tersenyum lebar.

"Mau duduk di sini?" Erlangga menepuk kursi di sebelahnya. Ia selalu mengambil bagian teratas sebagai spot favorit untuk tempat menonton film.

Zizi menggeleng. "Mau dekat ibu," ucapnya berhenti sejenak sambil berusaha mendekatkan bibirnya ke telinga Erlangga, seolah sedang berbisik. "Supaya bisa pesan camilan yang banyak."

Janji ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang