🛠️3: geklets en commotie

134 24 9
                                    





|✧*。☆゚Happy Reading.*・。⊰⊹ฺ|











Nilla baru saja selesai meminum obat saat suara dering telpon terdengar, menampilkan layar panggilan masuk dengan nama seseorang diikuti emoticon panahan dan love hijau di belakangnya.

Menyimpan gelas kosong yang baru saja diminum isinya di atas nakas, Nilla kemudian gapai ponselnya, geser ikon berwarna hijau dan dekatkan benda pipih itu ke telinga.

"Hey!"

"Waalaikumsallam, pak haji." Memulai percakapan itu baiknya dengan salam bukan?

Seseorang diseberang sana terkekeh pelan, "assalamualaikum, Bu haji!"

"Hm, waalaikumsallam." Nilla dengan malas menyahut kembali.

"Gimana, udah baikan?"

"Alhamdulillah, udah. Tadi aku udah makan nasi, terus minum obat dan mau balik tidur tapi ada orang nelpon." Nilla ambil posisi duduk menyender ke kepala ranjang dan naikan selimut sebatas pinggang.

"Gak sopan banget tuh orang, pacar gue mau istirahat malah nelpon!!" Nilla bisa dengar nada kesal main-main dari lawan bicaranya, si tengah itu mendengus pelan, "ya Lo Bambang!!! Bisa-bisanya ngatain diri sendiri, heran gue!"

"Hehee, gue ya? Sorry kalo gitu, tapi gue gak akan matiin telponya."

"Ya terus Lo mau ngapain nelpon? Nanyain kabar doang, kah? Chat juga bisa kali!"

"Nah itu dia. Gue mau marahin Lo, soalnya kalo nanyain kabar doang di chat juga bisa."

"Abu Jahal! Orang sakit bukannya di tengok sambil bawa buah tangan ini malah mau diomelin! Akhlakless Lo!"

"I don't care. But, gue mau tetep marahin Lo." Arjuna berdeham sebentar dan melanjutkan omelannya, "bisa-bisanya Lo tetep maksa iku rapat sampe malem disaat Lo emang kurang fit, terus keukeuh pulangnya ikut gue naek motor pula. Tumbang gini enak, hm? Udah dibilangin pulang aja, gak apa-apa gak ikut sekali juga. Pas pulangnya gue udah minta si Saka anterin Lo pake mobil, tapi kenapa Lo malah mau angin-anginan sama gue sih?! Sakit mampus kan Lo! Gak masuk sekolahh, gak tau apa di sini ada pak ketu yang bergalau karena pacarnya?!"

Percikan-percikan emosi mulai muncul, Nilla pengen banget banting hpnya. Kalo udah begini Arjuna bakal terus menyebalkan, dan itu bukan hal yang bagus.

Arjuna si Ketua OSIS berwibawa itu nggak seromantis keliatannya. Malah di mata Nilla cowok itu amat sangat menyebalkan. Pemuda yang jadi idola di sekolah itu berubah total jika sudah keluar dari lingkungan ruang OSIS dan kelasnya.

"Udah gue bilang, gue gak apa-apa ya?!! Lo lebay banget sih, cowok bukan?!" Nilla tarik kurvanya ke atas sedikit, tampilkan senyum manis yang tipis. "Eh, Jun. Bilangin sama pak ketu, pacarnya juga galau gak bisa ketemu dia nih!"

"Gue cowok ya, dodol! Pinter banget sih Lo!!!" Terdengar nada kesal nan gemas dari sana, Nilla yakin pacarnya pasti sedang keluarkan tatapan kemusuhan. "Kalo gitu lain kali nurut sama pak pacarnya, biar nggak sama-sama bergalau kayak gini." Nadanya berubah lembut.

Meskipun buka orang yang terbilang sangat romantis, tapi Arjuna sangat bisa membuat hati Nilla menghangat. Bicaranya yang Meskipun jarang difilter dan terkesan terlalu juju, tapi nada bicaranya yang selalu dijaga agar selembut mungkin saat berbicara dengan Nilla.

Arjuna adalah pria baik selain ayah dan Bang Januar yang diizinkan masuk kedalam kehidupannya.

"Hm iya, lain kali nurut deh. Tapi beneran gak apa-apa, besok juga kata bunda udah bisa masuk sekolah."

The Khaiel: Unsent lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang