|✧*。☆゚Happy Reading.*・。⊰⊹ฺ|
Anetha langkahkan kakinya dengan riang, mood nya lagi bener bener dilevel paling atas! Se-gembira itu Anetha, padahal doi cuman chat aja. Gak apa-apa, berdoa aja semoga kedepannya lebih dari chat atau nyapa aja, ngajak makan di kantin contohnya.
Aduh, tuhan kok baik banget!
Kebetulan sekali kawan, di jalan menuju kantin ini Anetha lihat Samudra baru keluar toilet dan juga langsung jalan ke kantin.
Sapa gak ya?
Setelah perang batin untuk beberapa detik, akhirnya diwaktu ke 0.01 detik Anetha langsung putuskan buat sapa Samudra. Sesama teman harus saling sapa, apalagi ini orang yang diincar, harus pake banget biar pdktnya ada perkembangan.
Langkahin kaki agak cepat, Anetha sejajarkan langkah dengan Samudra, "hai, Sam."
"Oh, hai juga, Neth."
Aduh, jantungku!
Samudra balas sapaan Anetha sambil pasang senyum ganteng, dan gimana Anetha nggak baper?! Bener juga sih kata Shiloh, dan Anetha juga mengakui kalo dia Cemen, cuman disenyumin aja udah baper. Tapi ya siapa yang nggak terpesona liat senyum tampan dari mas crush?
Aduh Anetha bingung harus ngajak ngobrol apa?! Otaknya tiba-tiba macet setelah lihat muka ganteng Samudra. Masa cuman diem aja sampe kan-
"Lo mau ke kantin juga?"
Aduh mas, lemah ini hati Anetha! Tau banget kalo Anetha pengen ngobrol, peka banget sih kalo Anetha lagi susah ngomong, doi buka percakapan dong!
"Hehee, iya, Lo juga?"
Samudra ngangguk dan jawab "iya nih, yaudah kita bareng aja."
Bundaaa, dia bilang kita dong!!! Aku tambah kamu jadinya kita, jiakhh!
Malu malu meong Anetha berdehem terus ngaguk kecil. Setelah dua tahun lebih Anetha bisa jalan beriringan kayak gini sama Samudra.
"Heh, bestie! Gue cariin ke kelas sampe merelakan waktu dua menit berharga gue ke buang sia-sia buat susulin Lo, eh yang dicari malah asik jalan berduaan sama doi nya!"
Bencana! Anetha masih mau lama-lama bareng Samudra. Kenapa si siluman buaya putih ini Dateng?!!!
Anetha pura-pura merinding, tengok sekitar dengan pandangan takut, "aduh, Sam Lo denger gak barusan ada yang ngomong? Ih kok suaranya kenceng tapi wujudnya gak ada ya?"
Yang ditanya ketawa kecil dan hentiin langkah diikuti Anetha. Boleh ke belakang dan tunjuk cewek yang lagi berkacak pinggang, "tuh adek Lo."
Anetha ikut nengok ke Shiloh, terus balik nengok ke Samudra, "bukan! Dia bukan adek gue, adek gue cuman Vanilla sama Ocean, dia siapa?"
Shiloh yang kesel langsung hampiri Anetha sama Samudra, dengan brutal dia pukuli punggung Anetha, "ratu ular macam Lo emang menyebalkan ya, Neth!!!"
Satu-satunya cowok di sana lagi lagi cuman ketawa, kelakuan kakak adik di depannya ini lucu juga. "Neth, gue duluan ya." Samudra usak sebentar rambut Anetha dan pergi dari sana.
Tinggalin dua cewek dengan perbedaan ekspresi yang beda jauh. Yang satu tampilin wajah shock, jangan lupa wajahnya yang memerah kayak kepiting rebus. Duh, Anetha meleleh abis! Yang satunya udah senyam-senyum, siap-siap sebarin gosip ini ke dua kakaknya yang lain.
"Anjir Anetha! Meleyot gak tuh?! Pasti sih ini, ututuuu baper banget nih cewek, 1000 % gue jamin sampe rumah Lo teriak-teriak gak jelas saking seneng nya. Ouh, gue juga yakin Lo gak bakal keramas berminggu-minggu, takut bekas tangan si bang Sam di rambut Lo luntur."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Khaiel: Unsent letters
Fiction générale|End| Keseharian putra-putri menggemaskannya bapak Ali dan ibu Fara yang tidak selalu lancar dan datar. ------------------------------------------------- Jaehyun, Heejin, Nagyung, Chaeryeong, Yuna ------------------------------------------------- └...