🖋️24: Wantun basa mah

98 18 11
                                    






|✧*。☆゚Happy Reading.*・。⊰⊹ฺ|





































"Jadi mending gimana?"

"Jangan sih."

"Yang bener aja!!"

"Iya, soalnya itu jalan terbaik."

"Ih anjir, Eza kan mau cerita, Ce!"

"Ya terus kenapa tiba-tiba nanya 'mending gimana?' aku kan belum tau apa yang mau diceritain!"

Shiloh tepuk dahinya pelan. Ternyata dia bukan hanya bodoh, tapi pelupa juga. Tiba-tiba meminta saran padahal memulai cerita saja belum, ya dijamin Ocean bingung.

Tangannya terulur untuk mengambil cup jus lalu meminumnya pelan. "Ya terus teteh kenapa jawab jangan?"

"Perasaanku gak bagus buat cerita kamu kali ini, Za." Kata Si kakak sambil buka bungkus seblaknya sebelum di sendok, di tiup dan dimakan.

"Hush, belum juga dengerin!"

"Ya udah, sok mulai."

"Jadi gini..."

Slurrrp.

Si bungsu makan dulu seblaknya, "Ezwa tuh ketemwu cowok kan ywa, dan dia tuh kaywa yang suka gitu sama Ezaaaa."

"Telen dulu, Za." Si adik menurut. "Terusin."

"Nah pertama ketemunya itu di toko buku, waktu Eza nganter mbak Nilla. Meski pertemuannya gak bagus, tapi mungkin benci berubah jadi cinta gitu. Dia sampe pindah dari Jakarta ke sekolah kita cuman buat bisa ketemu lagi sama Eza."

"Pertemuan gak bagus gimana?"

"Eza gak sengaja tendang kaleng, terus kena kepala dia."

"Terus, darimana kamu tau dia pindah gara-gara kamu?"

"Firasat? Karena waktu dikelas juga dia sebangku sama Eza."

"Menurut aku sih, firasat kamu nggak tepat deh."

"Kenapa?"

"Bisa aja semuanya cuman kebetulan kan?"

"Iya sih." Si bungsu berucap pelan, bibirnya sedikit mengerucut. "Tapi teh, cewek bisa kan ya nembak duluan, dan mungkin aja dia tipe malu-malu meong gitu. Gimana kalo Eza nembak dia duluan? Siapa tau kalo udah pacaran dia bisa terus terang kalo sebenernya dia suka Eza."

"Eza, denger. Jangan, Za, jangan pernah." Kata si kakak sambil senyum kecil.

"Ih kenapa?!!"

"Cowok yang dimaksud kamu tuh si Jiwa bukan?"

"Hooh—KOK TAU?!!!" Perasaan Shiloh gak pernah sebut mana Jiwa deh, kenapa kakaknya bisa tau?

"Aku pernah liat kamu teriak-teriak ke dia, terus temen-temen kamu bilang 'si Eza di tolak lagi sama si Jiwa, kasian banget.' gitu."

Duh malu, kok denger dari orang bikin malu daripada denger pake telinga sendiri. Kesannya kayak Shiloh tuh korban penolakan gitu, padahal aslinya emang begitu. Agak menyedihkan. Untung tempat ceritanya Ocean, bukan kakaknya yang lain, kalo begitu bisa-bisa Shiloh di ceng-cengin tiap hari.

"Dan, Za. Kamu jangan nembak dia, udah sering di tolak kan? Jadi nanti pas di tembak, Jiwa pasti bakal nolak."

"Tega banget bilang gitu!"

"Harus tega biar kamu sadar. Stop ngejar-ngejar Jiwa, Eza, di malah risih bukan seneng."

"Tapi bisa aja kan dari risih jadi seneng?"

The Khaiel: Unsent lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang