🏥 5: het vervolg

321 40 17
                                    


|✧*。☆゚Happy Reading.*・。⊰⊹ฺ|


















Seperti perintah bunda tadi, Shiloh diantar ke rumah sakit sama Hamka. Si mas pacar sudah dari sepuluh menit lalu pulang, dan nyisain Shiloh yang entah kenapa malah diam di trotoar depan rumah sakit.

Dia ragu masuk ke dalam, bukan karena takut dimarahin, tapi gak tau aja, kakinya gak bisa diajak buat melangkah dari tempat dia berpijak sekarang.

"Dek, kenapa gak masuk." Denger suara gak asing Shiloh langsung angkat kepalanya. Ternyata ayah, abis beli makanan ternyata, terbukti dengan beberapa keresek putih berlogo mini market depan rumah sakit.

"Hehe," karena jawaban Eza cuman nyengir, akhirnya ayah geret dia ikut masuk ke dalam.

Sampai di ruang rawat kakaknya, Shiloh dibuat kaget sama empat orang yang berbaring di masing-masing ranjang. Kalo tiga dari empat adalah orang asing ya gak apa-apa, tapi ini empat empatnya tuh kakaknya!

Lah perasaan dia cuman mbak Nilla deh yang diberitain sakit karena minum Chatime dari dia, ini tiga lainnya kenapa?! Kalo ikutan minum Chatime gak mungkin deh. Tapi mungkin mungkin aja kalo kakak-kakaknya pada gak pinter.

"Ini semua pada kenapa deh?" Akhirnya Shiloh tanyain pertanyaan yang dari tadi ada di pikirannya.

"Yang jelas, mbak Nilla pasti gara-gara kamu."

"Iya kalo itu aku tau, lah kak Aneth perasaan tadi oke-oke aja waktu chat-an sama aku, malah dia lancar banget nge-vn bilang kasar, sekarang kok kayak yang mau innalilahi?"

"Hush, kamu ngomong tuh!" Bunda pukul pelan bibir anak bungsunya, "tabrakan dijalan, sama Abang juga, Untung gak parah."

"Yang belakang bunda?"

"meluk si Mao dia, ya jadinya gitu."

"Ih kan udah dibilang gak sengaja!" Ucap Ocean teredam masker oksigen, tadi sempet sesek waktu alerginya kambuh jadinya harus pake alat beginian deh.

"Jangan dulu ngomong kamu, tidur!" Bunda pukul pelan kaki Ocean, btw bunda dari tadi duduk di brankar nya Ocean.

"Bisa-bisanya, ck ck ck."Shiloh berdecak dan pergi duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

"Kamu ngapain beli cupang, Za? Buat makan si Mao?" Bang Januar yang sedari tadi diam akhirnya nanya setelah gak sengaja matanya saling tatap sama bola mata si ikan kecil warna biru dalam plastik yang Eza jinjing dari tadi.

Si bungsu mendengus, "enak aja, ini tuh dari my boyfriend. Dia beliin ini, tujuannya gak tau buat apa tapi ya rezeki gak boleh di tolak."

"Bener, pinter. Rezeki si Mao makan enak malem ini."

"Ihhh, Abang! Ini ikan buat dipelihara ya!!!"

"Iya dipelihara dalam perut si Mao."

"JANUAR MALIK KHAIEL!!!"

"Shiloh!"

"Berisik, bangke!"

"Anetha!"

"Ampun!"

"Aku Vanilla aku diam."















|✧*。☆゚.*・。⊰⊹ฺ|

















"Anjir Anetha!!!"

"Ssst, berisik Lo Kudanil!" Anetha gerakkan jari telunjuk di depan bibir, tandakan si adik untuk tidak terlalu keras saat berbicara.

The Khaiel: Unsent lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang