🌙 11: ?????????

185 31 8
                                    

|✧*。☆゚Happy Reading.*・。⊰⊹ฺ|












"Jakhhh mo kemana sie bestie? Gaya betul satunya pake gamis khimar, satunya lagi pake baju koko mirip pak haji kentang kampung sebelah," Anetha berkomentar, ketika sepasang suami istri yang merupakan orangtuanya itu datang menghampiri Anetha dan saudari-saudarinya.

Benar apa yang dikomentari Anetha. Ayah Ali dan Bunda Fara nampak sangat agamis dengan pakaian yang mereka kenakan. Bahkan tidak hanya Anetha, berikut Nilla, Cece dan Eza juga ikut memuji bahkan berkomentar kepada keduanya.

"Hadeuhh elu berempat nyinyir banget yeee," ujar Ayah Ali dan Bunda Fara pun menggelengkan kepalanya.

"Ni gua ma Ayang mau menghadiri acara puncak khitanan cucunya Haji Goblin—"

"Ish! Haji Galuh Ayah bukan Haji Goblin," ucap Bunda seraya mengoreksi pengucapan Ayah sambil menyikut Ayah Ali.

"Sama aje buset Yang," katanya. "Yaudah pokonya mau Haji Goblin, mau Haji Galuh yang penting ini kita mau menghadiri acaranya. Jadi elu berempat jangan nakal! Oke Anakku?!"

"Oke Ayah!"

"Nak, Bunda sama Ayah pergi dulu, inget! Kalian jaga rumah jangan diberantakin, jangan nakal, apalagi kamu Eza!" Bunda yang udah cantik pake riasan tipis sama gamis khimar itu melotot ke si bungsu yang lagi makanan keripik kentang.

"Iya Bundaaa santai aja," sembari ngangguk asal-asalan dengan mata yang nggak beralih satu mili pun dari tv Eza balas omongan bunda.

"Bun tapi ini boleh kan, Arjuna main ke rumah?"

"Loh si ganteng mau maen?" tanya Ayah dan mendapat anggukan dari Vanilla. "Boleh, boleh, asal jangan macem-macem nih ye, awasin Nilla sama Junanya, Neth, Ce, Za, ya?!"

"Lah Ayah gatau? Si Hamka juga mau maen anjir!"

"Buset double date nih elu berdua ceritanya?" Ayah menggoda Nilla dan Eza sambil terkekeh mencolek-colek Bunda Fara. "Ni kita abis hadirin acara puncak khitanan cucu Haji Goblin langsung otw date pecel lele yuk yang?"

"Apaansi nih bapak-bapak kolot?! Udah ah ayo kita berangkat!"

"Ututututu Ayang istriku ini merajuk laaah~" Bunda Fara yang cemberut, terus digoda oleh Ayah Ali. Anak-anak yang menyaksikan, ikut tertawa gemas melihat orang tuanya. "Yaudah gitu aja, ati-ati pacarannya!"

Dan setelah dikasih wejangan yang Alhamdulillah nggak terlalu panjang —karena Bunda udah ajak pergi mulu, akhirnya Ayah dan Bunda pun pergi untuk menghadiri acara puncak khitanan cucu Haji Galuh atau bisa disebut juga  acara Tabligh Akbarnya.

Lokasi Haji Galuh yang bisa memakan waktu 1 jam perjalanan, membuat Ayah dan Bunda harus ninggalin empat anak cewek-ceweknya yang lagi pada ngumpul di ruang nonton keluarga.

Mereka sempat di ajak pergi bersama kemarin malam. Tapi keempatnya kompakan menolak karena di hari minggu cerah ini, keempatnya ingin menikmati weekend ala remaja. Salah satunya yaa doing nothing di ruang nonton keluarga seperti sekarang.

Komposisi ruangannya hanyalah tv besar di dinding beserta seperangkat audionya, sofa nyaman berwarna khaki yang jumlahnya ada 2 hingga membentuk 2 barisan dengan masing-masing berukuran 2,1 m panjangnya, serta lemari snack dan lemari minuman dingin di belakang.

Benar-benar sebuah bioskop mini ala keluarga Khaiel yang semuanya berasal dari isi kepala si Abang.

Ngomongin si Abang, doi lagi ngajak date anak tetangga. Modusnya sih, minta temenin beli buku sama bahan buat tugas kuliahnya. Beli bukunya iya, tapi pulangnya pasti mampir dulu ke berbagai tempat, jalan sana-sini, yang penting motoran sama Bunga, katanya.

The Khaiel: Unsent lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang