|✧*。☆゚Happy Reading.*・。⊰⊹ฺ|
"Demi Cintaku padamu....
Kemana pun kau kan ku bawa...
Walau ku harus berkorban jiwa dan raga~"
"Astaga Janu, udah ya stop?! Sumpah aku maluuuu."
"Sorry, Abung. Aku kelewat seneng jadi begini deh." Genjrengan gitar berakhir diiringi cengiran si Abang, tangannya kembalikan gitar yang baru selesai dipakai ke pada pemiliknya.
Iya, gitar pinjam dari anak-anak yang lagi nongkrong gak jauh dari mereka.
Bunga turunkan tangan yang semula sembunyikan wajah cantiknya karena malu dilihat banyak orang. Suara Januar itu bagus dan karena itu mereka jadi tontonan orang-orang di sekitar taman.
Tapi untungnya, sekarang orang-orang sudah kembali pergi, beberapa saat setelah Januar selesaikan nyanyiannya.
"Seneng kenapa nih?"
"Masalahku sudah beres, Abung, beban ku udah sedikit me-ringan. Aku ngerasa bebas!!!" Si jangkung bersorak tandakan senangnya sungguh-sungguh. Buat lengkungan di wajah bunga semakin naik iringi keadaan hati yang itu berbahagia.
Duduknya dibenahi saat Januar tampak akan memulai cerita, menghadap si pemuda tampan tanpa turunkan kurva sedikitpun.
"Kamu tau kan masalah kemarin? Dan ya, ketua yang mahasiswa di kampus sebut seburuk itu aku, Januar Malik."
Mata Bunga terbuka lebar, gurat terkejut tergambar jelas, baru tahu fakta ini. Tidak sekali dua kali dengar tentang Malasah seputar event besar salah satu fakultas di kampus tapi tidak tahu tepat bagaimana kejadiannya. Bunga juga sering dengar banyak mahasiswa menjelekan ketua pelaksana event itu, tidak disangka ternyata Januar orangnya.
"Aku baru tau loh, itu kamu."
Januar tersenyum sekilas dan kembali bersuara, "aku sedih banget, suer. Tambah aku difitnah curi flashdisk milik Dosen yang isinya file penting kampus semua. Padahal aku ke ruangan pas ada beliaunya, dan itu pun cuman manggil si bapak buat cepet ke aula, beberapa detik doang.
"Karena dua masalah itu aku mau di drop out, di tambah juga masalah waktu lalu, kayak, banyak banget bukti pendukung buat aku keluar. Aku sampe malu buat pulang ke rumah, malah mikirnya buat check in hotel aja, tapi bunda jemput. Mau gak mau aku pulang kan ya? Sampe di rumah aku di suruh cerita dan setelah itu —
Selesai!"
"What? Kok bisa tiba-tiba selesai? Maksud aku, udah sampe di sana? Kuliah kamu gimana?"
"Aku juga gak tau, Abung. Setelah cerita ke ayah sama bunda, besoknya aku tiba-tiba dapet banyak telpon dan bilangnya pada minta maaf gitu. Dan, kuliah ku masih lanjut, aku disuruh masuk kuliah lagi."
Dan itu masih jadi misteri buat Januar. Padahal awalnya hari itu adalah hari putusan untuk kelangsungan kuliah Januar. Si Abang juga sudah kuatkan hati dari semalam, jika hasilnya dia dikeluarkan.
Tapi di paginya setelah sarapan, tiba-tiba Pak Setya menghubungi, dan kata maaf yang pertama menyapa pendengaran si Abang waktu panggilan terhubung. Di susul banyak panggilan lainnya, entah itu dari Dosen atau sesama mahasiswa.
"Tapi terlepas dari itu aku bersyukur bangetttt. Alhamdulillah aku masih lanjut kuliah." Januar tersenyum manis dan tato si manis disampingnya, "dan karena aku seneng, aku traktir Abung jajan eskrim di warung depan, yuk?!"
Senyum Bunga makin merekah waktu Januar tarik tangannya buat berdiri dan mulai melangkah keluar dari kawasan taman.
Ada yang terlewat, Januar sempat lihat senyum aneh ayah setelah si Abang itu selesai dengan semua panggilan masuk. Semua tanda tanyanya terjawab. Dibelakang itu pasti ada ayah yang bertindak membantu. Selain itu, juga karena salah satu Dosen sempat singgung nama ayahnya.
Ayah itu bisa di bilang tsundere kalau sama si sulung. Sangat jarang langsung bilang atau langsung lakuin di depan Januar, selalu ada gengsi yang sedikit membatasi. Bahkan di mata Januar Ayah kadang terlihat pilih kasih, tapi aslinya, sayang sama cintanya ayah selalu sama besar buat semua anak-anaknya, bedanya cuman sayang cintanya ke bunda aja!
|〜꒪ • Januar Malik Khaiel • ꒪〜|
|✧*。☆゚tbc.*・。⊰⊹ฺ|
Holla hollaaaa...
Kurang pendek yaa,
hahaha sorryyy,Btw, SUT the real Cece,
Hihihiii...20221028.00:05
KAMU SEDANG MEMBACA
The Khaiel: Unsent letters
General Fiction|End| Keseharian putra-putri menggemaskannya bapak Ali dan ibu Fara yang tidak selalu lancar dan datar. ------------------------------------------------- Jaehyun, Heejin, Nagyung, Chaeryeong, Yuna ------------------------------------------------- └...