48. Borgol

32 6 5
                                    

  Ika mengeluarkan sihir menggunakan tongkat tersebut seketika dua cahaya antara hijau dan hitam berputar lalu mengarah ke depan. Aku yang melihat itu tercengang dan takut mengenai benda-benda di toko ini.

Pyaar!

Bugh!

Brak!

Ledakkan besar yang tercipta ketika Ika berhasil mengeluarkan sihir yang ada di dalam tongkat tersebut serta membuat barang-barang di sana jatuh tidak karuan. Aku menutup mulut menganga ini dengan kedua tangan, melirik melihat Ika yang melotot melihat kekuatan besar keluar dari tongkat sihir tersebut. Para pemuda yang sibuk mencari barang ikutan kaget dan melihat kehancuran yang terjadi di toko ini, tercengang.

"Apa yang terjadi?" pekik Sean melihat ke depan melotot.

Tidak lama kemudian tanah yang kami pijak ini bergetar hebat lalu di depan kami keluar dua tumbuhan besar yang mengerikan dan mengeluarkan air liur menjijikan di mulut bunga monster.

"Huargg!" teriak monster itu mengerikan dan semua yang ada di dalam sini nampak biasa-biasa saja tanpa ada yang mengangkat tongkat sihir masing-masing untuk melawan monster itu.

Ini membuat Salsa merasa heran melihat keempat laki-laki hanya berdiam diri di sana. "Apa kalian tidak ada niatan untuk monster ini?!" tanya Salsa melihat Arya dan Alan bergantian.

"Tenang saja. Itu hanya ilusi sihir." jawab Alan begitu santai.

  Jika hanya ilusi sihir, mengapa ia bisa jadi nyata seperti itu dan salah satu monster tersebut tertuju ke arahku dan Gita tersenyum puas melihatnya. Aku yang tidak bisa apa-apa hanya berdiri diam sambil memasang wajah bodoh melihat monster bunga akan memakan ku.

Ika berkeringat dingin dan mengayunkan tongkat sihir sekali lagi mengarah ke monster itu. Berseru untuk mengalahkan monster. Sebuah sinar berwarna hijau keluar dari tongkat sihir dan langsung membuat seperti portal. Sihir yang sama seperti Edward.

"Air suction!" seru Ika.

Portal seperti daun pintu tersebut segera menghisap dua monster bunga di dalam toko ini. Hisapan anginnya sangatlah kuat membuat beberapa barang di sana ikut terhisap. Kemudian dua monster tersebut berhasil masuk ke dalam portal dan terkunci rapat-rapat. Gadis di sampingku ini tercengang apa yang baru saja ia lakukan dan menjatuhkan tongkat sihir di genggamannya.

Tak!

Tongkat tersebut jatuh dan berguling beberapa meter. Ika jatuh tertunduk sembari melihat kedua tangannya yang tiba-tiba memerah. Aku dan Salsa segera menghampiri Ika, berkata,"kau tidak apa-apa Ika?" tanya kami berdua kompak.

Alan dan Sean segera menghampiri Ika lalu pemuda memiliki pipi merah tersebut mengeluarkan sihir penyembuh ke tangan Ika. Sesekali melihat Ika yang masih shock dengan kejadian tadi. Aku merasa kalau Ika shock karena kekuatan yang dimilikinya mengingat ia pernah membuat sekolah heboh dan bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi di kelas Element Unknown?

Serta pertama kali juga, ada penyihir kelas Element Unknown memiliki sihir paling besar dan juga hebat. Alan tersenyum menatap Ika.

"Kau pasti panik lagi. Jika kau panik, kekuatanmu akan lepas kendali, Ika." kata Alan dan Ika menundukkan kepala, berkata suara pelan,"maaf."

Salsa mengelus kepala Ika pelan dan mencoba untuk memenangkan gadis itu. "Gak apa-apa lagipula kamu sudah mengalahkan monster itu dengan sihirmu." kata Salsa menyemangati Ika dan aku membalas anggukkan pelan.

"Hahahaha!"

Suara tawa tiba-tiba terdengar membuatku menoleh kearah gadis cantik bernama Gita. Ia tersenyum miring mendengar kalimat Salsa barusan. "Apa kalian bertiga tadi tidak dengar? Apa yang dikatakan pemuda itu?" tangannya menunjuk ke Alan. Menatapku dengan tatapan remeh.

Sekolah Sihir [S1-End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang