40. Pemberitahuan Kepala Sekolah

34 7 3
                                    

  Kami sudah berkumpul di ruangan kepala sekolah. Mataku melihat sekeliling ada beberapa penyihir asing yang datang ke sini sekaligus sepupuku Mas Dicky juga ada di sini. Sepertinya aku sebentar lagi akan mendapatkan informasi dari Pak James, pikirku. Pria tua tersebut bangkit berdiri melihat kami semua satu persatu dan menunjuk jari ke atas.

"Aku mengumpulkan kalian untuk menerima informasi dariku. Dan sepertinya," tatapan mata Pak James menuju ke arah kami berempat dan ini membuat firasatku bertambah buruk mendapatkan tatapan menyeramkan dari kepala sekolah,"Sheira, Salsa, Ika dan Alan tidak bisa kembali ke rumah sebenarnya."

"APA!" pekik kami bertiga kecuali Alan.

"Kenapa bisa begitu, Pak James?" tanyaku masih shock. Pak James selaku kepala sekolah bisa mengatakan hal itu padahal aku berencana nanti akan kembali ke tempat asal ku dan kenyataannya.

Lagi-lagi gagal. Rencana ku benar-benar gagal, batinku ngedumel.

Pak James menyunggingkan senyuman ke arah kami bertiga bahwa kami bertiga itu special buat masa depan penduduk penyihir di sini The Witcher of the Mountain. Aku merasakan sebuah pesan Bu Rara mengenai hal ini tentang mendapatkan misi dan tanggung jawab sebagai penyihir hebat. Apa aku akan bersaing dengan sepupuku sendiri? Yang beneran saja. Ekor mataku selalu melirik penyihir memakai jubah putih.

Di sisi lain diriku sebenarnya putus asa karena tidak bisa menggunakan sihir paling dasar dalam teknik sihir yaitu mengeluarkan sebuah 'mana sihir', diriku sama sekali tidak bisa mengeluarkan mana sihir dalam diri untuk mempelajari sihir. Aku benar-benar harus belajar bersungguh-sungguh dengan bantuan Pangeran Sihir, Leo.

"Kalian akan dilatih lebih keras dan Sheira," ketika namaku terpanggil rasanya tubuh ini menjadi memegang dan takut. Aku melihat Pak James menghampiriku dan mengklaim bahwa Pak James sudah tahu bahwa salah satu anak barunya, penyihir.

Telah gagal menjadi penyihir terpilih sekaligus terhebat dan bakal di anggap sampah. Aku mendongak melihat tangannya memegang kepalaku membuat diri ini terpaku dan juga memandang datar Pak James.

Kepala sekolah ini malah tersenyum sumringah sembari melihat penyihir pilihannya yang lain, berkata begitu lantang,"kalian akan belajar sihir khusus di sekolah ini. Sebelum pembelajaran khusus itu, kalian boleh keluar dari sekolah membeli barang-barang, apa yang kalian mau dan bebas sebelum bulan Maret ini berakhir!" setelah itu semua penyihir berseru senang mereka bisa keluar dari sekolah jalan-jalan mengelilingi kota.

Lalu Pak James menyuruh mereka diam dan berkata sembari menoleh ke arahku,"tolong bantu Sheira ya, buat membangkitkan mana sihirnya." Seketika aku merasa masuk ke dalam jurang begitu curam karena Pak James telah merusak reputasi ku dan merasa aku bakal dikucilkan saat waktu pelatihan sihir khusus nanti.

"Aku akan mengajarkan Sheira. Cara mengeluarkan mana sihir karena aku sudah berjanji akan menjadi guru privatnya." kata Leo bersemangat membuatku terdiam sejenak mendengar Leo bilang begitu lantang untuk mengajariku. Pipiku saat ini memerah padam.

"Aku juga akan mengajarinya bertarung dan sihir tentunya!" sahut Aqila tersenyum manis.

"Kami semua akan membantu Sheira dan juga kedua teman-temannya." Kata gadis yang sangat asing di penglihatan-ku dan tak jauh darinya ada juga gadis yang terlihat sangat pendiam sekali sehingga membuatku merasa takut dan sedikit tidak nyaman.

   Pak James memperkenalkan pada kami bertiga para penyihir yang beliau pilih satu persatu: Leo, Arya, Alan, Aqila, Yudistira, Yugo, Citra, Hani, Andra, Zan, Sean, Dylan, Tony dan Danu. Aku tidak percaya kalau orang-orang yang ku temui akan menjadi pilihan Pak James untuk menjalankan misi misteri yang membutuhkan begitu banyak sihir.

Sekolah Sihir [S1-End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang