Tiga gelas sudah berada di depan kami bertiga berisikan teh hangat. Aku menoleh ke arah Leo yang nampak santai pada pria tua di hadapan kami berdua. Pria tua ini adalah pemilik toko yang bisa dikatakan kacau, tidak seperti toko pada umumnya yang rapih dan bersih, semua barang-barang yang dijual di taruh rapi di rak-rak kayu jati. Namun, ini sangat berbeda.
Leo tadi menceritakan sedikit keperluan kami berdua datang ke sini sedangkan aku diam saja sembari memandang borgol kutukan akibat Leo jail. Pria tua bernama Yu Xan (Yusan) beliau tersenyum ke arahku, berkata,"kamu datang kesini untuk membeli alat sihir?" tanya beliau, ku balas anggukkan pelan.
Beliau tertawa kecil mendengar permintaan ku dan tujuan datang kesini untuk membeli alat sihir. Dalam hatiku mengatakan kalau alat sihir tidak seharusnya diciptakan sebab manusia di sini sebagai penyihir sudah memiliki Mana Sihir jadi buat apa Alat Sihir, diciptakan?
Ilmu dasar ku terutama teori serta tentang dunia sihir di sini sangatlah minim apalagi aku terlalu sibuk mencari cara membangkitkan mana sihir dalam tubuh serta mencari mantra sihir yang levelnya agak tinggi. Yu Xan menceritakan sedikit kalau 4 tahun lalu ada seorang gadis sepertiku datang ke sini bersama seorang pria tua yang tidak jauh dari umur beliau.
"Mereka datang kesini juga untuk membeli alat sihir. Tetapi gadis itu tidak ingin membeli accecories ini." kata Yu Xan memegang kalung yang tadi diambil oleh Leo serta membuatku tersandung.
"Kenapa dia tidak memilih kalung itu? Bukannya itu bagus?" ucapku.
"Mungkin dia ingin senjata bukan accecories." sahut Leo dibalas anggukkan dari Yu Xan.
"Benar sekali. Dia memilih senjata bukan accecories dan berkata ingin menjadi kuat sama seperti pria tua yang bersamanya. Akhirnya gadis itu membeli senjata sihir yang bisa menyimpan beberapa element sihir dan membantunya menjadi penyihir sekaligus kesatria pedang...di waktu bersamaan. Seumur-umur para penyihir tidak ada yang jago mengayunkan pedang karena semua rata-rata mengayunkan tongkat sihir." cerita beliau yang membuat diriku ini tidak putus asa melainkan termotivasi untuk belajar lebih.
Lalu aku jadi teringat ketika Leo memberikanku sebuah tongkat kayu dan memulai adu tongkat bersamanya. Sebenarnya tidak tahu, apa tujuan adu tongkat layaknya kesatria di zaman kerajaan. Dipikir-pikir lagi untuk apa? Padahal mereka semua ahli sihir dan sangat mudah mengalirkan begitu banyak mana. Kata Yu Xan, gadis yang ia ceritakan itu sama seperti diriku—tidak bisa membangkitkan mana sihir.
"Seriusan?" tanyaku masih ragu dan pikiran ini terus bertanya-tanya siapa sosok gadis yang beliau ceritakan.
Rasanya aku mengenal gadis itu tetapi siapa. Leo tersenyum dan menganggap cerita Yu Xan sangatlah luar biasa. Aku melirik ke pemuda berambut blonde bak pangeran kuno, senyumannya terlukis di wajahnya dan sorotan matanya begitu teduh menatap Yu Xan. Wajah pria tua itu sudah keriput, rambutnya sudah putih dan nyaris botak di bagian belakangnya. Namun, ketika tersenyum lebar deretan gigi putih masih terpasang lengkap membuat pikiran ini menebak bahwa beliau memasang gigi palsu.
Mengingat gigi palsu? Selama aku berjalan ke sini tidak ada dokter spesialis gigi buka. Apakah aku ini bisa berpikir kayak gini bertanda rindu dunia sebenarnya? Entahlah, yang terpenting sekarang aku ingin tahu bagaimana cara membangkitkan mana sihir lalu terbebas dari borgol kutukan ini.
Yu Xan memberikan kalung yang dipungut oleh Leo tersenyum sembari berkata,"ini cocok buatmu. Temanmu sangat pandai memilih barang. Aku kasih ke kamu, Sheira. Jaga kalung ini baik-baik."
"Eh? Kakek Yu Xan. Apa benar ini gratis? Aku bisa membayarnya untuk alat sihir ini kakek." kata Leo tidak enak karena kalung ini jika dijual harganya mahal banget bisa 1000 keping emas atau harganya bisa di nego dikit menjadi 770 keping emas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Sihir [S1-End]
FantasyDi Update: 11-08-2021] The End: [06-02-2022] {Season 1: Sekolah Sihir Season 2: - } Aku tidak sengaja menemukan ruangan misterius yang berada di dalam ruangan perpustakaan. Salsa tidak percaya kalau ada ruangan misterius di dalam perpustakaan. Ka...