Upacara

116 7 1
                                    

Adanya pelangi setelah hujan,
Menyadari kita bahwa takkan ada
Kegembiraan jika kita tak pernah
Mengenal yang namanya kesedihan

-FREYA ZANITHA-



     Hari ini adalah hari Senin, hari yang paling di benci oleh murid-murid SMA Merpati, karna para murid akan melakukan ritual setiap hari senin, yaitu upacara bendera, ah sungguh melelahkan.

     Lain halnya dengan Freya ia sungguh gelisah, di kelilingi dengan perasaan cemas, takut, karena melupakan barang yang sangat penting baginya yaitu topi.

     Freya sungguh meninggalkan barang berharga itu di meja belajar miliknya, dan melupakan bahwa barang tersebut harus sudah ada dalam tas kecilnya, tapi apa? Hanya ada alat belajar yang tersimpan rapi di tas miliknya.

"Aduh mana ya topi gue, mampus nih kalau gue kagak bawa topi bakalan berdiri di terik matahari, gue kan gak mau kalau jadi hitam"  Freya mendesah dengan membayangkan hukuman itu.

"Frey ayok baris ke luar ini udah jam 06.55 wib, lima menit lagi kita bakalan mulai upacara" Ara yang sedikit jengah dengan tingkah laku Freya.

"Emm..Ra kayanya gue gak bawa topi deh, gimana nih kan gue gak mau berdiri di sebelah yang kena sinar matahari, bantuin gue dong Ra"  Freya berucap sambil memohon kepada Ara.

"Gimana ya, yaudah deh lu pake topi gue aja gimana?" bertanya Ara.

"Terus lu gimana dong masa elu yang di hukum?" Freya menjawab dengan tak enak hati.

"Iya juga ya, maaf ya Frey gue gak bisa bantu lu" Ara meringis karna tak tega dengan Freya.

"Yaudah deh gak papa"  Freya menjawab dengan tersenyum ketir, bagaimanapun juga ia bersalah karna tidak membawa topi.

     Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 wib, yang tandanya upacara bendera sedang dimulai.

      Semua murid di SMA Merpati melaksanakan upacara dengan hikmat, namun berbeda dengan Freya, saat ini ia sangat gelisah, karna matahari begitu terik dan tadi pagi ia belum sarapan yang mengakibatkan kepalanya sedikit pusing, hingga akhirnya,

Brukk....

     Freya pun terjatuh di tanah, wajahnya pun mulai memucat dan karna ia tak punya tenaga untuk bangkit, maka mata sayunya berlahan-lahan tertutup, dan semua Murid yang ada disana merasa iba dengan Freya.

     Dan diluar dugaan mereka, bahwa Bryan dengan cool nya menggendong Freya dengan ala bridal style.

     Lantas Bryan pun membawa Freya ke uks, dan meletakkan tubuhnya di atas brankar.

    Hingga beberapa jam kemudian, Freya segera sadar dalam pingsan nya, dan membuka kelopak matanya berlahan serta menyesuaikan matanya dengan cahaya ruangan yang ada disana dengan mengerjapkan matanya secara berlahan.

     Lalu tanpa sadar, ketika Freya membuka kelopak matanya secara berlahan, ia mendapati ada seorang Pria yang begitu tak asing di mata Freya dan membuat bola mata Freya membulat dengan sempurna.

"Lu ngapain disini, mau macem-macem ya lu sama gue"  Freya berucap dengan waspada.

"Lu tadi pingsan"  Bryan dengan nada ketus.

BRYAN ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang