Ternyata tanpa kusadari kau begitu sangat rapuh dan butuh sosok penyemangat didalam dirimu,
Seperti sebuah tanaman yang membutuhkan air dan matahari
untuk bertahan hidup-FREYA ZANITHA-
•
•
•Disuatu tempat, terdapat seseorang Pria yang sedang tertidur pulas di kamarnya yang serba hitam, yaitu Bryan Alexander.
Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 Wib dan Bryan segera bangkit dari tidurnya, lalu segera bergegas untuk pergi kekamar mandi dan melakukan ritual mandinya.
Setelah Bryan selesai mandi, ia segera memakai pakaian santai miliknya, dan bergegas untuk makan malam.
Lantas ia pun menuruni anak tangga satu persatu dengan santai, akan tetapi yang dilihat Bryan di ruang makan ada Seseorang yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dari pada kehangatan keluarga, dan dia adalah Ayah Bryan yang biasanya sering di panggil Tuan Alexander.
"Tumben Ayah pulang biasanya Ayah selalu sibuk dengan bisnis Ayah dari pada pulang ke rumah" Bryan dengan nada datarnya.
"Bryan jaga bicaramu, Ayah bersusah payah untuk mencari uang juga demi kamu dan Salsa!" Ayah Bryan membentak dengan memasukkan tangannya di saku celana miliknya.
"Tapi Bryan gak perlu itu semua Yah, semenjak Bunda pergi Ayah selalu sibuk dengan urusan Ayah, aku dan Salsa bukan butuh uang tapi kami butuh kasih sayang Seorang Ayah yang hangat" Bryan berkata dengan tersenyum hambar.
"Inget Ayah itu selalu memberikan apa yang kamu perlu!, dan soal Bunda kamu jangan pernah bawa-bawa nama dia, karna dia sudah tidak ada dan tenang disana!" jawab Ayah Bryan.
Lantas Bryan pun mengambil kunci motornya yang berada di atas nakas, dan ingin segera keluar rumah untuk melampiaskan kekesalannya.
Akan tetapi ada suara seseorang yang menggema di indra pendengaran miliknya, yang mengakibatkan Bryan mengepalkan kedua tangan miliknya dan menoleh ke asal suara tersebut dengan sinis.
"Mau kemana kamu jam segini!" Ayah Bryan sambil berdiri dan melipatkan tangannya didepan dada.
"Bukan urusan Anda" jawab Bryan dengan mukanya yang datar.
Lalu Bryan segera pergi dari rumah yang tak pernah ada lagi kehangatan keluarga yang ia rasakan beberapa tahun yang lalu.
Ia pun segera pergi ke suatu tempat untuk melampiaskan segala kekesalan yang ia rasakan.
🍁---🍁
Disinilah Bryan berada, di sebuah club malam dan ia sudah minum beberapa alkohol, yang mengakibatkan kepalanya begitu pusing dan indra pengelihatannya sedikit mulai kabur.
Namun Bryan memaksakan dirinya untuk menjalankan motornya, meskipun sangat ugal-ugalan yang mengundang sumpah serapah dari beberapa orang yang berada di jalan tersebut.
Lalu Bryan pun segera pergi ke roftoop dekat rumahnya, sesampainya di roftoop Bryan segera berdiri di dekat pembatas roftoop tersebut yang mengakibatkan orang yang berada disana beranggapan bahwa ia sedang ingin bunuh diri, hingga suatu suara yang tak asing masuk ke indra pendengaran Bryan.
"Eh lu mau ngapain? lu gila ya mau terjun dari atas sini? Kalau lu ada beban hidup bukan kaya gini kali caranya. Itu sama aja kaya elu bakalan menambah spesies hantu di indonesia. Lagian rooftop ini kurang tinggi buat orang yang mau bunuh diri," ucap Freya yang memarahi Bryan karna ia kira pemuda itu akan menghabisi nyawanya dengan terjun dari atas sini.
"Lu ganggu ketenangan gue di sini!" Bryan memasang wajah kesalnya.
"Lah lu kan mau bunuh diri, seharusnya elu beruntung gue cepet sampai sini," ucap Freya.
"Siapa yang mau bunuh diri?" Bryan bertanya dengan bingung.
"Ya lu lah Sukinem!" ucap Freya dengan kesal.
"Gue bukan mau bunuh diri astaga. Gue cuma mau cari tempat buat nenangin diri doang," jawab Bryan yang mencoba menjelaskan.
"Lagian apa urusannya sama lu? Terserah gue dong kalau mau ngapain aja di sini. Lu tuh gak pernah punya masalah, jadi mending diem aja!" Freya yang mendengar ini pun menjadi naik pitam.
"Heh, denger ya! Semua manusia di dunia ini pasti selalu dikasih masalah sama Tuhan. Dan sesempurna apapun manusia, mereka juga pernah yang namanya punya masalah hidup!" Freya mengatakan itu dengan nada kesal yang tertahan.
Dan lalu melembut seperti seorang dewi yang mengasihani seorang manusia. "Lagi pula kalau lu ada masalah, kenapa gak cerita aja ke gue?"
"Gak usah, gue gak pantes untuk dikasihani." Bryan mengatakan itu, lalu langsung pergi dari rooftop tepat mereka berdebat sedari tadi.
"Untung ganteng tuh cowok, kebiasaan banget deh suka pergi tiba-tiba" ucap Freya dengan sedikit kesal .
Lantas Freya pun segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, karna hari sudah larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRYAN ALEXANDER
RomanceDulunya yang ku kenal hanyalah hitam, putih, dan abu-abu. Namun saat ini warna yang lebih indah datang dan menjadikan segalanya menjadi jauh lebih bermakna. Ketika aku mengenalmu, di situlah aku menyadari bahwa akan ada perubahan di setiap waktu...