"Ketika ku mengerti bahwa
Waktu takkan mungkin bisa terulang,
Aku akan selalu memanfaatkan
Waktu tersebut dengan sebaik mungkin
Dengan mu
Meskipun pada akhirnya
Itu semua akan menjadi sebuah butiran debu yang takkan bisa menjadi utuh kembali"FREYA ZANITHA
Disebuah lorong yang begitu sangat sepi dan sunyi, ada seorang gadis yang sedang melangkahkan kakinya secara berlahan sambil mendengarkan musik. Sebut saja ia Freya.
Ketika ia menelusuri lorong, tiba-tiba ponselnya pun berdering yang mengakibatkan Freya segera menjawab panggilan tersebut dengan berdiri di samping tembok yang begitu sedikit gelap.
"Hallo" ucap Freya dengan orang di sebrang sana.
"Hallo Frey, kamu lagi dimana?" tanya Bryan.
"Aku lagi di lorong sekolah kak, ini mau otw ke perpustakaan soalnya ada buku yang mau aku cari, emang kenapa kak?" tanya Freya dengan mengamati tembok yang berada di depannya.
"Oh ini aku mau ngajak kamu ke pasar malam mau gak?" tanya Bryan dari sebrang sana.
"Emm, oke deh kak tapi nanti aku aja yang ke rumah kakak ya, soalnya aku takut kejadian waktu itu terulang lagi" ucap Freya dengan mengatur nada nya menjadi lebih rendah.
"Udah lah Frey, itu kan udah kejadian waktu itu, pokoknya aku tetap ke rumah kamu buat pamit ke orang tua kamu supaya dibolehin" jawab Bryan.
"Siap pak bos, pokoknya aku tunggu ya" ucap Freya dengan mengembangkan senyumnya.
"Oke, yaudah aku matikan telfon nya ya" ucap Bryan.
"Oke kak, babay" balas Freya.
Lantas Freya pun segera mendengarkan musik yang ia dengar di indra pendengaran nya, dan melangkahkan kaki nya menuju perpustakaan yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
*****************************************
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 wib.
Dan saat ini Freya sedang menikmati angin malam di teras rumahnya dengan menunggu Bryan yang tak kunjung datang.
Lantas beberapa detik kemudian, ada sebuah cahaya terang yang terlihat di indra pengelihatan milik Freya yang mengakibatkan ia menoleh ke sumber cahaya tersebut dengan senyuman mengembang yang terbit di bibir Freya.
Lantas ketika Freya melihat bahwa Bryan sudah sampai untuk menjemput nya, namun sebelum mereka pergi dari pekarangan rumah Freya, Bryan terlebih dahulu meminta izin kepada kedua orang tua Freya.
Setelah itu sepasang kekasih tersebut segera pergi ke pasar malam.
Selama di perjalanan Freya terus memandangi lampu kota dan kendaraan yang berlalu lalang di sekitarnya dengan merasakan hembusan angin yang menerpanya.
Sedangkan Bryan, ia terlalu sibuk dengan mengendarai motornya dan sesekali ia melihat wajah cantik milik Freya yang sedang mengukirkan senyum yang terbit di bibirnya dari spion milik Bryan.
Lantas, Freya dan Bryan pun segera sampai di pasar malam yang tak jauh dari rumah mereka.
Ketika Freya melihat banyak wahana yang sangat tak sabar untuk ia naiki, Freya tiba-tiba menggandeng pergelangan milik Bryan dan segera melangkahkan kakinya dengan girang dan tak lupa dengan mata yang berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRYAN ALEXANDER
RomansaDulunya yang ku kenal hanyalah hitam, putih, dan abu-abu. Namun saat ini warna yang lebih indah datang dan menjadikan segalanya menjadi jauh lebih bermakna. Ketika aku mengenalmu, di situlah aku menyadari bahwa akan ada perubahan di setiap waktu...