Pergaulan bebas

12.5K 412 24
                                    

"Mau perkosa gue, kan, lo?" teriak seorang gadis remaja dengan tajam menatap sang pacar, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Oh Harin, dan pacarnya itu bernama Lee Jeno.

"Nggak asyik lo, masa nggak boleh." Si pemuda yang tampak sedikit lebih dewasa darinya itu berdecak dengan guratan kesal di wajah.

"Lo belum tentu jadi suami gue di masa depan, kan? Kalo lo mau cari pacar cuman supaya bisa diajak ena-ena mending kita putus aja, Jen," ucap gadis itu begitu ketus, merapikan seragamnya yang tak beraturan gara-gara Jeno, setelah itu turun dari ranjang.

"Temen-temen gue nggak ada yang percaya lo masih virgin, sayang...," ucap Jeno dengan suara serak. Ia masih menyandar dengan sangat malas, tepatnya kecewa.

"Gue bukan urusan mereka, dan mereka bukan urusan gue," balas Harin datar, "Gue mau pulang," lanjutnya sambil mengenakan blazer sekolahnya dan merapikan rambutnya.

"Ini udah malem, nginep aja lah di sini."

"Nggak ada nginep-nginepan, yang ada nanti nyokap gantung gue. Apalagi cewek yang katanya kakak gue dan si brengsek Jaemin," balas Harin masih acuh. Ia meraih handphone dan tas sekolahnya yang tergeletak di atas nakas.
"Awas lo setelah gue pulang lo malah pergi ke club lagi!" lanjutnya menatap horor.

"Iya, sayangnya aku ... udah ada Lucas di sana," jawab Jeno dengan nada manja.

Harin tersenyum mendengar jawaban Jeno. Mereka berpacaran hampir satu tahun ini, dengan perbedaan usia tiga tahun. Jeno yang seorang pemilik club malam dan seorang brandalan bersama teman-teman bobrok satu genknya. Sedangkan Harin? Hanya seorang murid SMA tingkat dua yang mengalami patah hati sekaligus broken home dan merindukan kasih sayang.

Handphone Harin tiba-tiba berdering, membuatnya yang sudah mengantongi handphonenya itu harus meraihnya lagi dan melihat siapa yang menelponnya.

Gadis itu langsung tersenyum kecut melihat siapa pemilik nomor yang menelpon, dan bukannya menjawab panggilan itu Harin malah menonaktifkannya itu begitu saja.

"Siapa?" tanya Jeno heran melihat raut wajah gadisnya yang berubah.

"Siapa lagi kalo bukan dia," ketus Harin kembali menyimpan handphonenya itu.

"Jaemin?" tebak Jeno penuh selidik dan Harin hanya mengangguk sebagai jawabannya acuh.

"Sini biar gue yang angkat!" Jeno terlihat sangat kesal dengan alis menukik, langsung berjalan menghampiri Harin.

"Nggak. Gue nggak mau lo bertengkar lagi sama Jaemin. Gue emang harus pulang sekarang." Harin menggeleng tidak setuju. Ia kembali merapikan pakaiannya dan juga rambutnya agar tidak terlihat berantakan.

.

Hampir tengah malam, Harin dengan cepat turun dari mobil dan setengah berlari menghampiri pekarangan rumahnya. Jeno memang menurunkannya di belokan dan itu pun masih lumayan jauh.

Brengsek? Ya. Tanpa penjelasan apa pun atau permintaan maaf dari Jeno kepada keluarga Harin karena ia sudah membawa putri mereka sampai selarut ini. Namun, siapa peduli tentang tidak gentle atau tidak bertanggung jawabnya pria itu, karena mereka menjalani hubungan itu secara diam-diam, kecuali kakak tiri Harin dan pacar kakak tirinya.

Pelan-pelan Harin memasuki gerbang dengan mengendap-endap takut para penghuni menyadarinya. Ia tahu, bahkan sudah siap akan menerima murka ibu dan kakaknya.

Benar saja, salah seorang pemuda sepertinya sedari tadi memang tengah menunggu Harin di depan pintu, bersama seorang gadis di sampingnya.

"Oh Harin, lo sama cowok itu lagi?!" tanya pria itu dengan kencang, Na Jaemin.

BIG NO !! - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang