Pertama Kali

9.4K 288 9
                                    

Flashback 1

Berduaan antara Harin dan Jaemin itu biasa, keduanya begitu dekat sedari kecil karena bertetangga. Hubungan mereka lebih dari pertemanan karena Harin selalu bergantung pada Jaemin, apapun itu.

"Nana!" teriak Harin sambil melotot horor karena Jaemin mendorong es krim yang tengah ia lahap itu hingga bibirnya menjadi belepotan.

"Lucu, Rin, hahaha." Pemuda itu malah tertawa terbahak. Kesempatan Harin, langsung membalas perbuatan Jaemin dengan menyudutkan es krimnya dan tepat di hidung.

Gadis itu tertawa puas melihat pembalasannya, Jaemin yang tak menyangka langsung menggelitiki perut Harin dan setengah memeluknya, dan nasib es krim itu terjatuh ke lantai.

"Mama! Nana jahatin aku!" teriak Harin meminta pertolongan sesekali kepalanya melongok ke arah dapur.

"Gak ada yang bisa nolong Lo, bocil!" Jaemin kembali tertawa dan mereka kehilangan keseimbangan hingga membuat keduanya terjatuh tepat di atas sofa.

Hanya terjatuh, meski Jaemin sempat menindih tubuh Harin buru-buru bangkit kembali dengan gugup.

"Bersihin gak?" teriak Harin mencondongkan wajah kotornya itu. "Es krim gue juga jadinya jatoh!"

Sebenarnya Jaemin ingin tertawa lagi, tapi ia tahan karena sudah pasti Harin bakal mencakarnya habis-habisan. Ia pun duduk dan meraih tisu di atas meja di depannya, lalu mengelap dan membersihkan sekitaran bibir Harin yang belepotan itu.

Gadis itu mati-matian menahan detakan jantungnya karena perlakuan Jaemin, padahal berbagai hal sudah ia lewati bersama Jaemin akan tetapi kali ini sungguh berbeda.

Untuk menghilangkan rasa gugupnya Harin pun ikut meraih tisu dan juga sama-sama membersihkan es krim di wajah Jaemin akibat ulahnya tadi.

Sudah sama-sama bersih, walaupun masih lengket mereka rasakan. Namun, tangan mereka masih belum turun dan masih di wajah lawan masing-masing. Saling bertatapan tepatnya.

Entahlah apa yang Jaemin pikirkan, sedari tadi tatapannya itu tertuju ke arah bibir ceri Harin. Hingga akhirnya dengan berani ia menyatukan bibir mereka. Awalnya hanya sebatas menempel tapi detik berikutnya dengan lumatan-lumatan kecil.

Jangan tanyakan keadaan jantung Harin yang berdetak berkali lipat dengan aliran darah yang serasa berhenti mengalir baginya.

Nana ngapain? Setidaknya itulah yang ada di otak Harin sekarang. Sampai akhirnya Harin mendorong Jaemin kasar.

"Jorok!" teriaknya, langsung menutup mulutnya karena mengingat mereka sebelumnya dipenuhi es krim.

Jaemin berdecak kecil. "Es krimnya masih kerasa." Lalu berbisik, "Manis."

"Mama!" teriak Harin lagi. "Nana ciummmhhpt!" Sontak Jaemin menutup mulut Harin, bisa-bisanya Harin mau mengadu habis ia cium.

"First kiss gue ...," pekik gadis itu dengan gemas karena kesal. "Ngeselin banget Lo!"

"Hahaha, moga aja ciuman barusan bisa jadi pelajaran buat lo ciuman sama pacar lo kelak biar gak gerogi." Jaemin kembali tertawa makin menjadi, sebenarnya Jaemin sendiri gugup saat ini dan tidak percaya apa yang telah ia lakukan barusan.

Harin diam, ciuman barusan masih terasa di bibirnya, dan melihat tawa Jaemin tiba-tiba terlihat indah di matanya meski ia sangat sadar Jaemin menciumnya atas dasar jahil. Getaran di dadanya semakin hebat melihat mata Jaemin yang terlihat berbeda dari biasanya.

Dan dimulai saat itulah hatinya selalu bergetar untuk Jaemin. Harin jatuh cinta pada Jaemin, sahabatnya.

"Btw apa yang lo rasain?" tanya Jaemin kini tepatnya seperti mengintrogasi.

Harin terkejut sekaligus gugup. "Ya?"

"Apa yang lo rasain pas gue cium barusan?" tanya Jaemin lagi.

Harin hanya menggeleng ragu dan menjawab, "Gak ada," bohongnya karena gengsi.

"Bagus." Jaemin tersenyum sambil mengacak rambut Harin dan langsung pergi begitu saja.

Harin memegangi dadanya yang berdetak berkali lipat, ia sangat malu sekarang ini. Harin menyukai Jaemin, titik.

"Mana Jaemin?" Tiba-tiba Soojung sang mama datang mengagetkan Harin.
"Mama udah masak banyak."

"Jaemin balik lagi ke sekolah harus latihan, aku aja yang minta dia buat anterin aku pulang dulu padahal aku tau dia sibuk." Harin tertawa kecil, Soojung hanya menggeleng mendengar penuturan anaknya itu.

"Kamu ini. Mentang-mentang Jaemin suka nurutin kamu, bertindak semaunya."

"Suruh siapa dia juga suka nempelin aku," gumam Harin kini memeluk Mamanya erat.

"Ada apa, nih? Kayaknya anak mama lagi bahagia." Soojung yang mencium bau kasmaran pada Harin mulai menggoda putrinya itu dengan mencubit hidungnya.

"Nggak, kok." Harin masih setia memeluk sang Mama dan semakin erat.
"Aku cuman lagi seneng aja bakal punya keluarga baru, ciyeee Mama!" Harin kini yang balas menggoda mamanya dan balas mencubit hidung mamanya pula.

"Ya, bentar lagi kita pindah ke rumah ayah baru kamu, Mama harap kamu bisa akur sama calon kakak kamu."

"Iya lah, kenapa Mama nikahnya gak dari dulu sih," gerutu Harin mengerucutkan bibirnya, selama ini ia selalu merasa kesepian, ada Jaemin tapi selalu menyebalkan.

💔💔💔

"Kim Nara."

"Oh Harin."

Cantik, itu penilaian pertama Harin beberapa minggu lalu melihat Nara, gadis yang kini menjadi kakak tirinya. Ramah dan elegan, membuatnya seketika menciut menjadi seorang gadis remaja ketika melihat penampilan Nara, dirinya tidak ada apa-apanya dibanding Nara, itu pikirnya.

Usia mereka hanya terpaut satu tahun, dan tampaknya itu suatu keberuntungan untuk keduanya, sama-sama anak tunggal dan bisa menjadi sahabat baik. Mereka saling menerima.

"Harin, lo punya cowok?"

"Cowok?" Harin mengangkat kedua alisnya dan seketika ingatannya tertuju pada Jaemin, "Cowok ada sih, tapi dia ...." Seketika Harin lupa bahwa belum ada peresmian jadian antara Jaemin dan dirinya.

"Tapi dia gak tau lo suka dia?" tebak Nara tertawa jahil.

"Ish." Harin mengerucutkan bibir.

"Atau dia udah ada cewek lain?" tebak Nara lagi memicingkan mata.

"Kak Nara seneng banget mojokin gue," gerutu Harin sambil menatap tersiksa kakaknya.

"Becanda lah, gak mungkin kan lo gak punya cowok?" Nara mencoba berhenti tertawa meski masih memegangi perut.

"Kak Nara sendiri punya cowok?"

Nara langsung menggeleng. "Sekarang gak ada, tapi kemarin pernah punya hubungan sama seseorang," ujarnya tersenyum yang entahlah tidak bisa diartikan karena harus mengingat seseorang itu, dan dadanya sesak.

💔💔💔

Flashback ini aku singkat aja, ya.

Masih ada dua part Flashback lagi.

BIG NO !! - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang