Pemeran

5.3K 253 16
                                        

Pagi hari yang begitu cerah, menyambut semua kehidupan dengan harapan yang indah penuh semangat. Namun tidak untuk Oh Harin, ia hanya diam menatap pantulan dirinya di cermin. Gadis itu sudah siap dengan seragam sekolahnya, namun mata pandanya menghiasi wajahnya, tentu saja karena ia terlalu lama menangis semalam.

Harin enggan untuk beranjak, kata-kata Jaemin yang menyatakan cinta terus terngiang di kepalanya. Ia terus menggeleng, meyakinkan dirinya bahwa ucapan Jaemin semalam itu adalah mimpi. Harin tak ingat apapun lagi karena tak sadarkan diri.

Seperti apapun, ia tak bisa menghindari hari ini. Akhirnya ia segera bangkit dan mengambil tas sekolahnya. Menuruni tangga dengan sangat pelan dan menghampiri meja untuk sarapan.

"Kak Nara, masak ap-" Ucapan Harin terhenti, melihat hal yang tak semestinya ada, Jaemin duduk berhadapan dengan Nara memasukkan makanan ke dalam mulut masing-masing.

"Rin, udah bangun? Tidur lo nyenyak?" tanya Jaemin tersenyum manis, Jaemin juga merasa bersalah melihat mata Harin terdapat lingkaran hitam.

Harin hanya mematung, ia canggung sekarang, ingatannya tentang tadi malam masih tergambar jelas bagaimana Jaemin hampir menodainya. Ternyata laki-laki itu sama, tidak Jeno tidak Jaemin.

"Na, kok lo-"

Belum juga ucapan Harin selesai Nara memotongnya dengan cepat. "Semalem Jaemin tidur di kamar gue," potongnya.

"Kenapa lo harus selalu repotin dia? Buat dia selalu khawatirin lo, dia bukan kakak lo." Nara menatap tajam Harin. Harin sendiri terdiam, kaget juga dengan tatapan Nara untuknya yang menurutnya berbeda.

"Kak, gue harus cepet berangkat gue lupa kalo ada PR yang belum gue kerjain." Harin salah tingkah, masih canggung dengan Jaemin.

"Tunggu, gue anterin, ya. Udah lama sejak lo pindah ke sini dan juga pindah sekolah kita nggak ke sekolah bareng." Jaemin segera berdiri menghentikan sarapannya yang belum selesai itu.

"Jaemin!" Nara menatap Jaemin tak suka.

"Harin udah kayak adik gue meskipun cuman satu tahun di bawah gue," jelas Jaemin tersenyum manis menatap Nara.
"Ayo berangkat." Jaemin menarik Harin, Harin yang hanya diam tak bisa menolak.

Sedangkan Nara, dia menatap tajam mereka dengan mengeratkan giginya penuh amarah.

Nara mengingat kejadian semalam, dimana Jaemin menggendong Harin keluar dari mobil yang tertidur, tepatnya pingsan ke kamar Harin. Menidurkannya di ranjang lalu mencium kening Harin sangat lama. Melihat itu Nara membulatkan mata terbakar api cemburu melihat apa yang dilakukan Jaemin, Nara hanya bisa meremas tangannya kesal lalu segera pergi pura-pura tidak melihat apapun.

.
.

Sepanjang perjalanan Harin hanya diam, sebenarnya dia enggan untuk masuk mobil Nara dan dikendarai Jaemin, itu mengingat betapa gilanya Jaemin semalam, walau Harin tahu semalam tadi Jaemin khilaf dan telah meminta maaf.

"Harin, apa yang gue katakan tadi malam itu bener, gue cinta sama lo," ucap Jaemin secara tiba-tiba memecah keheningan, mata Harin menajam menatap Jaemin.

"Jangan bahas itu lagi," ucap Harin ketus, ia lagi-lagi memalingkan wajahnya.

"Harin, gue mohon. Maafin gue, andai dari dulu gue ngutarain perasaan gue mungkin sekarang lo itu milik gue." Dengan tiba-tiba Jaemin memberhentikan mobil mendadak sangat terburu-buru untuk berbicara dengan Harin.

"Gue bilang jangan bahas itu lagi! Permainan apa yang lagi lo maenin? Kalo lo emang cinta sama gue kenapa lo malah sama Kak Nara? Lo bajingan!" teriak Harin dengan mata yang memerah.

"Gue nggak cinta sama Nara," ucap Jaemin lirih.

Harin mengepalkan tangannya keras, dan tak segan menampar Jaemin dengan sangat kasar, Jaemin hanya diam menahan sakit di pipinya.

"Bisa-bisanya lo bicara kayak gitu setelah lo nidurin Kak Nara!" teriak Harin sangat emosi ingin sekali dia mencakar-cakar pria di depannya itu.

"Harin, gue nggak pernah nidurin Nara. Justru lo harus tahu satu hal, yang nidurin Nara itu Jeno cowok lo. Nara udah nggak suci sama Jeno."

Harin terdiam, hatinya teriris mendengarnya, matanya menatap manik mata Jaemin. Ia tidak mau mempercayainya begitu saja.

"Lo pikir gue percaya? Gue tahu itu cuma omong kosong lo!" ucap Harin dingin segera keluar dari mobil dan berlari.

Jaemin tidak mengejarnya, ia malah meremas kepalanya frustrasi, mencengkeram erat stir. Ia merutuki kebodohannya harus bicara seperti itu, membuat Harin mengetahui fakta itu dan Harin harus merasakan sakit lagi.

...

tbc

Jeno x Harin?
Jeno x Nara?
Jaemin x Harin?
Jaemin x Nara?

Lebih suka mana?

Iya, jadinya ini cinta segi banyak 😁
Jeno sama Jaemin sama brengseknya sih kayaknya 😁

BIG NO !! - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang