"Oh Harin!" teriak ibunya dengan keras. Sontak tautan bibir itu terlepas.
"Mama?" Harin membulatkan mata takut dengan bibir yang bergetar, ia lihat juga ada Jeno dan ayahnya termasuk Nara orang yang selama ini ia jaga perasaannya menatap sendu ke arahnya.
Jaemin pun sama, tak menyangka ada beberapa orang di sana yang ia pikir hanya Jeno seorang. Bodoh.
Tak menunggu lama, Soojung menghampiri mereka dengan tatapan membunuh. Menarik Harin menjauh dari Jaemin, dan tak disangka pula Soojung menampar wajah Jaemin dengan keras, suasana semakin panas.
"Kamu jangan pernah temuin Harin lagi!" ucap Soojung tajam. Langsung menarik Harin untuk masuk rumah. Tapi sebelum itu Soojung berhenti di depan Donghae dan Jeno, membungkuk.
"Maafkan saya karena kejadian yang kurang mengenakkan ini, saya benar-benar menyesal." Soojung membungkuk lagi.
"Tidak apa-apa. Kita juga pernah muda, tapi tidak seharusnya Anda berbuat sejauh itu," balas Donghae tenang.
Soojung ikut tersenyum dengan perasaan malu. Sedangkan Harin di belakang ibunya hanya menunduk, sama, ia juga malu. Diam-diam Harin mencuri pandang Jeno yang ternyata menatapnya dengan sorot tajam membuat Harin buru-buru menunduk lagi.
"Iya, saya juga tahu, tapi ada sedikit permasalahan antara kami. Sekali lagi saya minta maaf." Soojung kembali membungkuk.
"Ya sudah kalo begitu kami pamit." Donghae juga membungkuk.
"Baiklah hati-hati," ucap Soojung.
Tak menunggu Donghae tak terlihat lagi, Soojung langsung menarik Harin lagi membuka pintu dan menariknya masuk. Tanpa disangka Soojung menghempaskan Harin ke lantai hingga Harin meringis kesakitan. Dengan perlahan Harin bangkit walau terduduk.
Di sisi lain, Donghae yang hendak masuk mobil itu heran melihat Jeno yang menghampiri Jaemin yang ternyata masih berdiri di sana, dan ...
Brukh~
Jiwa berandal Jeno membara, memukul wajah Jaemin.
"Jeno! Apa yang kamu lakukan?" teriak Donghae terkejut menghampiri anaknya itu dan menariknya pergi.
"Jangan ikut campur urusan orang lain," ucap ayahnya dengan tegas.
"Ayah, laki-laki itu sudah mempermainkan Harin." Jeno masih kesal.
"Sepertinya kamu memang mengenal baik Harin, Ayah gak suka gadis itu. Kamu jangan dekat-dekat sama dia, fokus aja sama calon istrimu."
.
"Na, Lo gak apa-apa?" tanya Nara menghampiri Jaemin setelah Jeno dan ayahnya pergi.
"Gak apa-apa, kok," jawab Jaemin pelan, canggung berhadapan dengan Nara.
"Maafin gue, ya," lanjut Jaemin, Nara tersenyum menanggapinya."Udahlah nggak apa. Lo pulang gih," ucap Nara dengan nada lembut.
"Tapi Harin?" Jaemin tampak khawatir.
"Harin nggak bakal kenapa-kenapa." Nara meyakinkan Jaemin, ia tersenyum lembut menatap teduh Jaemin.
Akhirnya Jaemin pun melangkahkan kakinya pergi. Nara menatap sendu punggung Jaemin yang perlahan telah berlalu, tentu Nara masih mencintainya.
.
Dengan perasaan galau Nara kembali melangkahkan kakinya masuk ke rumah, ia hanya tersenyum sinis kala mengingat Jaemin barusan. Tiba tiba Nara terkejut saat melewati pintu melihat Harin yang terduduk di lantai, entah apa yang telah dilakukan Soojung padanya, Nara hanya melihat Harin yang menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG NO !! - Lee Jeno
Fiksi Penggemar🔞 "Putusin Jeno!" Itu yang tiap hari gue denger dari orang di sekitar gue. [REPUB]