Hari teristimewa bagi Kim Nara, sosok ratu hari ini senyumnya tak pernah luntur di wajah cantiknya. Dengan balutan gaun pengantin putih dan mahkota di kepalanya membuat semua mata tak ingin berpaling darinya.
Tangannya menggandeng lengan gagah Hwang Renjun yang kini sudah resmi menjadi suaminya. Kebahagiaan terpancar di wajah mereka, dua orang yang sangat saling mencintai dan bersyukur bisa saling memiliki.
Dan Oh Harin, yang tepatnya kini berganti marga menjadi Choi Harin mengikuti marga ayah kandungnya tersenyum penuh kebahagiaan menatap sang kakak yang sempat tumbuh bersamanya. Meskipun begitu singkat kebersamaan mereka sebagai kakak beradik, tak membuat mereka saling melupakan.
Di samping Harin ada Jaemin yang mendampingi, ia tak kalah semangat menatap Nara yang pernah menjadi kekasihnya kini benar-benar telah menemukan kebahagiaan lain dan cinta lain. Harin dan Jaemin saling melirik yang akhirnya saling melemparkan senyum, bahagia atas pernikahan Nara.
"Hai." Itu Jeno yang menyapa.
Jeno menghampiri Harin dan Jaemin yang kini tengah duduk di kursi menonton pertunjukan di atas panggung yang tengah berlangsung.
"Hai," balas Harin tersenyum manis.
"Kapan kalian nyusul? Jaemin, lo udah mapan, kan, sekarang?" tanya Jeno berbasa-basi, tentu ia harus bisa membiasakan diri dengan hal itu.
"Gue mau nunggu lo dulu yang naik pelaminan. Lo udah terlalu mapan, udah mau usia 30, kan?" jawab Jaemin santai, sedikit meledek Jeno.
Jeno hanya tersenyum tipis saja menanggapi itu. "Ya ... secepatnya," ucap Jeno, wajah Harin langsung berubah, ia menatap Jeno serius.
"Beneran? Kenapa ceweknya nggak diajak ke sini?" tanya Harin, langsung mengubah posisi duduknya.
"Kata bokap sih dia lagi sibuk," jawab Jeno kikuk, seperti menyembunyikan sesuatu.
Wajah Harin kembali murung, ia sudah semangat ingin melihat seperti apa wanita yang akan dinikahi Jeno. Mengembuskan napas kesal dengan bibir mengerucut.
"Jeno." Lee Donghae menghampiri meja mereka.
Tatapan Harin dan Donghae pun kini bertemu, membuat Harin canggung. "Ekhem ...." Harin berdeham dan segera berdiri memberi hormat.
"Apa kabar, Tuan?" ucap Harin sedikit membungkuk.
"Ah, aku baik. Lama tidak berjumpa, Harin," balas Donghae tersenyum.
Harin hanya mengangguk saja dan tersenyum tipis, pertama kalinya Donghae bersikap lembut padanya setelah bertahun-tahun tidak bertemu, bahkan sepertinya Donghae pertama kalinya memanggil nama Harin secara langsung.
"Jeno, calon istrimu sudah menunggu. Kamu harus jemput dia," ucap Donghae kini, membuat dada Harin dag dig dug mendengar hal itu.
"Rin, Jaem. Gue duluan, ya?" pamit Jeno pada Jaemin dan Harin, dan keduanya hanya mengangguk saja.
"Kamu percaya Jeno mau nikah?" tanya Jaemin menyenggol tangan Harin.
"Kenapa harus nggak percaya?" tanya Harin ketus.
"Ahaha, cemburu, kan?" Jaemin tertawa dengan terbahak.
"Ih siapa yang cemburu, nyebelin kamu mah." Harin semakin mengerucutkan bibirnya. Ia meraih gelas di depannya dan meminumnya dengan sekali tegukan.
"Rin, kalo cewek dikasih boneka gede gini bakalan seneng nggak?" tanya Jaemin menampilkan gambar boneka beruang di layar handphonenya.
"Tergantung ceweknya lah, kalo ceweknya masih SMA ya pasti seneng," jawab Harin masih cuek.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIG NO !! - Lee Jeno
Фанфик🔞 "Putusin Jeno!" Itu yang tiap hari gue denger dari orang di sekitar gue. [REPUB]