SENJU (UCHIHA) NARUTO TAMAT

Uchiha Brother

## Sebelumnya ##

" Izanagi " Nao berpikir sendiri menggunakan sisa-sisa chakra dan sisa matanya. Luka di dadanya sembuh dan matanya tertutup karena kehabisan chakra. Dia perlahan hanyut, terbawa arus. Dia tidak tahu apakah dia akan bertahan, tetapi dia merasa harus mencoba.

## Beberapa Saat Sebelumnya ##

Itachi berharap dari cabang pohon dari cabang pohon. Dia kembali dari Konoha karena pembicaraannya dengan Naruto beberapa hari yang lalu. Itachi tidak terlihat, tersembunyi oleh bayang-bayang malam. Dengan tubuhnya yang sembuh dan kembali ke kondisi sempurna, dia bisa menggunakan kecepatan penuhnya.

Itachi menempatkan kaki di cabang pohon dan meluncurkan dirinya ke depan dengan kecepatan tertinggi. Dia menyipitkan matanya untuk menghalangi udara mengeringkan matanya. Dia melihat ke kanan hanya untuk melihat kolom asap hitam besar membubung di cakrawala. Karena dia punya waktu Itachi memutuskan untuk menyelidiki. Saat itu malam, dan api di tengah malam pasti akan padam, terutama yang sebesar ini.

## Lembah Akhir ##

"Apa yang terjadi di sini?" Itachi bergumam pada dirinya sendiri tidak percaya. Lembah itu benar-benar hancur. Kedua patung Senju Hashirama dan Uchiha Madara sekarang tidak lebih dari batu pecah di tanah. Tapi yang menarik perhatian Itachi adalah hutan besar yang berdiri membara di tengah lembah.

Pohon-pohon raksasa, sebesar patung-patung itu sendiri terbakar dengan api putih yang panas. Potongan pohon patah, menghantam air dengan suara percikan besar. Itachi mengaktifkan sharingannya hanya untuk melihat sisa chakra di udara. Ada pertempuran di sini dan itu belum lama ini. Itachi melompat turun dari lembah dan ke dalam air, menjaga jarak dari api yang mengamuk.

*MEMUKUL*

Itachi menendang sesuatu secara tidak sengaja dan melihat ke bawah. Topeng oranye dengan pola pusaran berputar di sekitar rongga mata kanan. " Topeng Tobi " Itachi berkata pada dirinya sendiri saat dia membungkuk dan mengambil topeng itu, mengamati sekelilingnya untuk kemungkinan menemukan identitas pria bertopeng itu.

Itachi terus berjalan ke depan, menganalisis keadaan lembah. Itu pasti pertempuran yang hebat agar lembah dibiarkan dalam keadaan seperti itu. Dia melihat ke bawah ke sungai dan melihat jejak kecil darah mengalir ke bawah bersama sungai. Orang lain akan melewatkannya karena ukurannya sangat kecil, tapi bukan sharingannya.

Itachi berharap ke dalam air dan mulai berjalan menyusuri sungai, mengikuti arus dan jejak darah. Itachi berjalan beberapa mil sampai dia tiba di dekat tempat terbuka kecil di mana aliran sungai telah berkurang secara signifikan. Itachi melihat sekeliling sampai matanya mendarat di tubuh yang tergeletak di tepi pantai.

Itachi berjalan menuju tubuh itu. Hanya dari kejauhan dia bisa tahu bahwa orang ini kemungkinan besar akan mati. Pakaiannya benar-benar robek, dia bisa melihat bekas luka bakar di lengan dan kakinya, dan luka berdarah di sekujur tubuh. Saat Itachi mendekat, dia meluangkan waktu untuk memperhatikan pakaiannya. Tubuhnya memiliki pakaian yang terdiri dari atasan biru tua dengan sarung tangan hitam, sepatu bot hitam, celana pendek hitam, tetapi yang benar-benar menarik perhatiannya adalah simbol Klan Uchiha di punggungnya. (A/N: Cek profile untuk gambar)

" Seorang Uchiha? " Itachi bertanya pada dirinya sendiri dengan tidak percaya saat dia tiba-tiba menyerbu tubuh itu. Dia tiba di dekat tubuh dan membungkuk, meletakkan dua jari di lehernya. " Dia hidup " pikir Itachi saat dia mendeteksi denyut nadi yang sangat lemah. Dia dengan lembut membalikkan tubuhnya dan matanya melebar pada orang yang berbaring tepat di depannya. "Nao" Itachi menghela nafas.

Naruto telah memberitahunya bahwa Klan Uchiha masih hidup tetapi itu adalah suatu kebetulan yang sangat besar baginya untuk menemukan satu Uchiha hanya beberapa hari setelah dia berbicara dengan Naruto. Itachi menggerakkan tubuhnya lebih jauh ke tanah dan membaringkannya di tanah, menghadap ke atas. Itachi meletakkan jari-jarinya di tengah dadanya, tepat di atas jantungnya dan melepaskan aliran listrik kecil.