6.Kebersamaan🏙

1.5K 245 21
                                    


ا لعمل ا لجمي ء
'aleamal aljamaeiu'

🏙

🏙

🏙

'ℭ𝔞𝔯𝔞 𝔪𝔢𝔫𝔠𝔦𝔫𝔱𝔞𝔦 𝔭𝔞𝔩𝔦𝔫𝔤 𝔰𝔢𝔡𝔢𝔯𝔥𝔞𝔫𝔞 𝔞𝔡𝔞𝔩𝔞𝔥 𝔡𝔢𝔫𝔤𝔞𝔫 𝔪𝔢𝔫𝔠𝔦𝔫𝔱𝔞𝔦 𝔨𝔢𝔩𝔲𝔞𝔯𝔤𝔞𝔫𝔶𝔞, 𝔰𝔢𝔟𝔞𝔤𝔞𝔦𝔪𝔞𝔫𝔞 𝔪𝔢𝔫𝔠𝔦𝔫𝔱𝔞𝔦𝔫𝔶𝔞'

قراءة سعيدة
{qira'at saeida}

•••

Setelah berbincang banyak dengan Abah, Alam benar-benar tidak diizinkan pulang. Dan dengan senang hati Alam memilih menurut saja, Alam menatap setia langit-langit kamarnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari sekarang Alam sudah membersihkan diri dengan dipinjamkan baju oleh Fahri.

Alam menyunggingkan senyum kemudian mengusap wajahnya pelan, ck rasanya Alam tidak pernah merasa sebahagia sekarang. Ini suatu keberuntungan baginya karna ia disambut baik dikeluarga Farah. Tapi ada yang mengganjal dihati Alam, sebuah pertanyaan mengapa setelah jadi pasangan suami -istri kini Farah dan Fahri bersaudara. Tapi kemungkinan terlintas dipikiran Alam, yaitu Farah yang menjadi anak angkat kedua orang tua Fahri. Oke otak cerdas Alam sangat berjalan lancar jika digunakan untuk sebuah prediksi.

Dan saking bahagianya Alam sampai lupa untuk menghubungi Sarah kembali.

Azan subuh baru saja berkumandang tapi kedua pasang manusia yang tidur dibeda kamar itu masih saja setia memeluk selimut tebalnya. Ummi Zulaikha bahkan tidak tega membangunkan Farah.Sedangkan Alam ia memaksa membuka matanya, meski pusing menyerang nya karna ia baru tidur dijam tiga pagi. Saat keluar kamar Alam berpapasan dengan Fahri, Laki-laki itu masih saja berwajah datar meski Alam sudah menyapanya. Berbeda dengan Abah yang malah merangkul Alam.

Pukul tujuh pagi Alam baru keluar dari mesjid, ia mengikuti pengajian dengan Abah. Sekarang Alam tengah berjalan-jalan melihat-lihat pondok sambil mengobrol hangat dengan Abah.

Penampilan nya yang memakai koko putih dan sarung bercorak hitam mengundang banyak perhatian para santriwati, ditambah guyonan Alam dan Abah seolah mereka adalah teman lama yang baru berjumpa. Tapi sepertinya bukan itu yang menjadi titik pusatnya melainkan wajah tampan Alam dengan kulit putih dan bersih, tubuh proposal dengan bola mata biru yang dihiasi bulu mata lentik, hidung mancung dengan bibir tipis, membuat mereka memekik girang.

Jarang-jarangkan mereka bisa cuci mata, dan yang paling penting kadar kegantengan Alam sedikit lebih tinggi dari Fahri.

Setelah puas berjalan-jalan sekarang Alam tengah disibukan dengan menggoda Fath dan Fifi diteras depan. Dan hal itu tidak luput dari perhatian santriwati yang bertugas menjaga si kembar.

"Bukan nya dia laki-laki yang membawa panci berisi bubur empat tahun yang lalu by?" Fitria bertanya pada Fahri sambil membereskan meja makan untuk sarapan.

Fahri mengangguk samar"Dia Alam,semalam dia mengantar Farah,"jelas Fahri.

Fitria tersenyum"berubah banget ya dari terakhir kali ketemu, sekarang dia benar-benar seperti laki-laki dewasa."

Fahri mengerutkan kening merasa sedikit cemburu, tapi yasudahlah emang itu kenyataan nya.

"Kita ketemu lagi mba tante," Sapa Alam dengan Fifi yang berada di gendongan nya.

Mengejar Cinta Yang Tertunda Ke Burj Khalifa (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang