13.Kepercayaan🏙

1.1K 202 21
                                    


'يثق'
(yathiq)

🏙

🏙

🏙

'𝔅𝔞𝔤𝔞𝔦𝔪𝔞𝔫𝔞 𝔡𝔦𝔞 𝔪𝔢𝔪𝔭𝔢𝔯𝔩𝔞𝔨𝔲𝔨𝔞𝔫 𝔪𝔲 𝔞𝔡𝔞𝔩𝔞𝔥 𝔟𝔞𝔤𝔞𝔦𝔪𝔞𝔫𝔞 𝔭𝔢𝔯𝔞𝔰𝔞𝔞𝔫 𝔫𝔶𝔞 𝔱𝔢𝔫𝔱𝔞𝔫𝔤 𝔪𝔲'

قراءة سعيدة
{qira'at saeida}

•••

Farah menghampiri seorang laki-laki yang tengah duduk dengan pandangan mengarah ke luar yang hanya dibatasi oleh kaca. Di hadapan nya sudah terhidang menu makanan untuk dirinya dan Farah sarapan, mungkin.

"Assalamualaikum, sabah alkhayr ii?" Sapa Farah setelah menarik kursi di sebrang laki-laki itu.

ii adalah nama panggilan keluarga, saudara atau sahabat nya Dirli ketika diluar jam kerja.

Dirli tersenyum kemudian membenarkan letak duduk nya, hari ini dia memakai kemeja navi yang dipadukan dengan celana abu "Waalaikumussalam, sabah alkhayr aydan Far. "

Dirli dan Farah sebenarnya sudah saling mengenal dari sebelum menjadi fatner kerja, mereka adalah teman seperjuangan dari masa kuliah. Jika dipikir-pikir hubungan mereka seperti lebih dari sahabat dan saudara meski tetap aja jarak diantara mereka.

"Esh Asarya,-" Mata Farah berbinar saat Dirli mendorong kudapan khas timur Tengah itu kearahnya"Terima kasih."

Dirli terkekeh sambil mengangguk samar "tapi sebenarnya aku tidak sampai hati memesan nya."

Pergerakan Farah yang akan memasukan makanan itu kedalam mulut dibalik cadarnya terhenti"kenapa?"

"Porsinya sangat kecil," Dirli memilih menyeruput teh hangat nya. Ya memang Esh Asarya ini sejenis pie atau cheese cake dengan ukuran kecil.

Farah tidak merespon karna ia tengah mengunyah, tapi setelah makanan nya ia telan Farah menatap kembali Dirli " Farah tidak terbiasa makan dengan porsi banyak."

Dirli mendengus sebal"Alasan yang klasik."

Farah tidak mengindahkan dengusan dan perkataan terakhir Dirli, ia memilih fokus memakan sarapan nya. Hingga tak terasa mereka kini telah melewatkan waktu hampir 30 menit.

"Ada yang ingin di bicarakan?" Tanya Farah to the poin setelah seorang pelayan membereskan meja mereka.

Farah tentu tau jika Dirli mengajak nya makan itu artinya ada hal penting yang ingin di bicarakan, soal pekerjaan atau hanya sekedar meminta pendapat.

Dirli menatap ke arah luar sebelum menghembuskan nafas kasar, raut wajahnya memberi kesan seolah ia tengah memikirkan suatu hal yang cukup berat.

"Aku akan melamar seseorang," Ungkap Dirli.

Farah terkekeh ia tidak habis pikir dengan ungkapan Dirli barusan, Dirli seolah menyampaikan ungkapan buruk padahal itu adalah kabar bagus, tapi sebagai teman bicara yang baik Farah tetap harus menjaga sikap dan merespon nya dengan baik pula.

Belum sempat Farah membuka suara Dirli sudah kembali berucap "kamu tau kan penyakit yang di derita Abi?"

Farah mengangguk.

Mengejar Cinta Yang Tertunda Ke Burj Khalifa (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang