19. Memulai🏙

1.1K 180 7
                                    


'البداية'
'albidaya'

🏙

🏙

🏙

"𝔐𝔲𝔩𝔞𝔦𝔩𝔞𝔥 𝔡𝔢𝔫𝔤𝔞𝔫 𝔠𝔞𝔯𝔞 𝔱𝔢𝔯𝔧𝔞𝔤𝔞 𝔡𝔞𝔫 𝔰𝔢𝔡𝔢𝔯𝔥𝔞𝔫𝔞, 𝔪𝔞𝔨𝔞 𝔱𝔞𝔫𝔭𝔞 𝔡𝔦𝔪𝔦𝔫𝔱𝔞 𝔨𝔞𝔪𝔲 𝔞𝔨𝔞𝔫 𝔟𝔢𝔯𝔥𝔞𝔯𝔤𝔞 𝔡𝔞𝔫 𝔦𝔰𝔱𝔦𝔪𝔢𝔴𝔞"

قراءة سعيدة
{qira'at saeida}

•••

"Begini perumpamaan nya, kalau seorang wanita memiliki pemahaman agama yang baik dan akhlak mulia, maka ia bagaikan angka 1. Kalau ia cantik maka imbuhkan 0, jadi 10. Kalau juga ia kaya maka imbuhkan lagi 0,jadi 100. Kalau ia juga pintar dan cerdas maka imbuhkan lagi 0,jadi 1000,-"

Farah melirik kearah Sarah yang menatapnya lekat, penuh perhatian.

"Namun jika seorang wanita memiliki semuanya, tapi tanpa memiliki yang pertama maka ia hanya 000,ia tidak bernilai sedikitpun,"tambah Farah yang diakhiri senyuman serta usapan di lengan Sarah yang kini masih terbalut mukena.

Ini hari kedua setelah pertemuan keduanya kemarin sore. Dan ternyata benar Sarah sungguh-sungguh dengan ucapan nya yang ingin hijrah, tapi yang tak habis pikir Sarah sampai rela meninggalkan Indonesia lalu pergi ke Dubai hanya untuk menemui Farah, padahal jika dipikir kalau hanya ingin belajar agama Indonesia saja tidak kekurangan ustad ataupun ustazah.

Bukan hanya itu Sarah juga sampai membeli sebuah apartemen yang bersebelahan dengan Farah. Sarah sepertinya sudah menyiapkan semuanya dari jauh-jauh hari.

"Nilai aku disini sepertinya masih 0,-" Sarah menunduk dengan kekehan nya"mba apa aku bisa menjadi wanita berimbuh 1000 seperti yang mba jelaskan barusan?"

Farah mengangguk semangat " Tentu, " Farah berdiri, melangkah pelan menuju perpustakaan kecilnya dan kembali dengan sebuah buku yang cukup tebal ditangan nya.

"Karna Farah tidak bisa stay setiap hari sama kamu, jadi kamu bisa mendalami buku ini, baca dulu saja nanti jika ada yang tidak paham boleh tanyakan pada Farah, tapi tetap jadikan Al-qur'an sebagai prioritas," Ucap Farah setelah duduk kembali.

Sarah menerima sebuah buku dengan sampul biru langit, sekilas seperti buku diary atau catatan.

"Makasih mba,maaf sudah merepotkan."

"Tidak apa-apa, Farah senang jika bisa membantu."

"Mba baik banget, padahal sebelumnya aku cuma sebatas pasien mba."

"Kita saudara sekarang," Farah tersenyum kemudian membuka mukenanya.

Sarah tidak henti memandang pergerakan Farah, ia saja yang perempuan merasa kagum dengan semua yang dimiliki Farah, sipat sikap nya sungguh membuat setiap mata yang memandang nya merasa damai.

"Mba cantik," Puji Sarah yang masih menatap Farah lekat, mungkin itu adalah pujian ke 100 semenjak Sarah tau wajah asli Farah.

"Kamu juga dan semua perempuan didunia ini cantik Sar, " Jawab Farah yang berlalu kearah dapur.

Sarah membuka mukenanya dan mengikuti langkah Farah.

Mengejar Cinta Yang Tertunda Ke Burj Khalifa (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang