49. Titik Akhir🏙

1.1K 198 28
                                    


نقطة النهاية
nuqtat alnihaya

🏙

🏙

🏙

"Sejatinya kita tidak ada yang tau titik akhir sebuah takdir kehidupan akan seperti apa,meski kerap kali meyakinkan diri bahwa setelah hujan pasti ada pelangi,tapi bukankah bisa saja malah datang hujan susulan,"

قراءة سعيدة
{qira'at saeida}

•••

"Tuan Ilham, bisa bicara sebentar?" Tanya Dokter kandungan yang menangani Farah.

"Mari," Jawab Ilham tergesa.

"Bunda ikut," Aina yang ada disamping Ilham langsung saja menggandeng tangan suaminya itu.

"Dokter Dirli, Dokter Layla kami titip Farah dan Alam sebentar ya," Ucap Ilham yang kemudian diangguki Dirli dan Layla.

Setelah itu Ilham dan Aina berlalu mengikuti langkah Dokter Enez, menuju ruangan nya. Sesampainya disana Aina dan Ilham dipersilahkan duduk di sebuah sopa panjang, lalu Dokter Enez sendiri duduk disopa singgle.

Dokter Enez sedikit membenarkan letak jilbabnya, kemudian menarik nafas pelan dengan tangan yang saling tertaut seolah kabar yang akan disampaikan sangat sulit, selain itu ia juga tidak boleh asal bicara karna telah berjanji kepada Farah untuk merahasiakan keadaan yang sebenarnya.

"Kenapa dengan menantu saya Dok?" Tanya Aina merasa penasaran.

Ilham yang mendengar nada lirih dari istrinya langsung merangkul dan mengusap pundak Aina menguatkan, padahal ia juga tengah dilanda ketakutan yang mendalam.

Anak serta menantunya sedang sama-sama berjuang diantara hidup dan mati, Alam berjuang mempertahankan hidup agar sadar dari koma, dan Farah mempertaruhkan hidup karna harus melahirkan cucu pertama mereka.

"Saya izin melakukan tindakan oprasi cesar, -" Dokter Enez menatap Aina dan Ilham bergantian"karna semakin lama menunda, akan semakin berakibat fatal pada bayi dan Dokter Farah nya sendiri."

"Lakukan yang terbaik Dok, apapun itu," Ilham menjawab dengan nada tegas dan penuh keyakinan.

"Tapi,-"

"Tapi apa Dok?" Aina beringsut mendekat kearah Dokter Enez, menatap nya dalam sambil memegang tangan Dokter Anez.

"Bunda?" Tegur Ilham pelan.

"Dokter Farah tidak mau melakukan oprasi cesar, dia tetap ingin melahirkan secara normal,-" Dokter Enez kembali menatap Aina dan Ilham bergantian"jadi saya mohon Tuan dan nyonya agar membujuk Dokter Farah."

Aina dan Ilham saling menatap, kemudian mengangguk"kami akan berusaha Dok, "jawab keduanya serempak.

Dokter Enez hanya merespon dengan senyuman.

Sedangkan di depan ruang kamar rawat Farah dan Alam, Dirli tengah mengintrogasi Layla. Pasalnya sebagai seorang Dokter, ia tentu tau keadaan Farah sangat turun drastis, dan itu tidak mungkin hanya karna efek akan melahirkan.

Apa Farah stres berlebihan karna dimasa-masa sulit nya, Alam belum juga bangun.

"La?"panggil Dirli tanpa menatap Layla. Karna Dirli dan Layla tengah menatap pada sepasang suami istri di dalam ruangan sana.

Mengejar Cinta Yang Tertunda Ke Burj Khalifa (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang