22.Tak terduga🏙

1K 175 32
                                    


'غير متوقع'
'ghayr mutawaqae'

🏙

🏙

🏙

"𝔓𝔲𝔩𝔞𝔫𝔤 𝔱𝔞𝔫𝔭𝔞 𝔭𝔞𝔪𝔦𝔱, 𝔩𝔞𝔩𝔲 𝔭𝔢𝔯𝔤𝔦 𝔶𝔞𝔫𝔤 𝔱𝔞𝔨 𝔪𝔲𝔫𝔤𝔨𝔦𝔫 𝔨𝔢𝔪𝔟𝔞𝔩𝔦"

قراءة سعيدة
{qira'at saeida}

•••

Jakarta, Indonesia.

Farah terus terisak di pelukan abahnya, ia bahkan mengabaikan cadarnya yang sudah basah. Sang abah yang memeluk pun nampak menahan air diantara keriput yang membentuk disudut mata.

Sedangkan dihadapan nya Fahri menunduk dalam memeluk nisan dengan wajah yang tak lagi bisa didefinisikan, disamping Fahri ummi Zulaikha terus memberi usapan pelan, menguatkan.

"Ibu..... Mbuuuuuu..... Hiks," Tangis Fath dan Fifi terdengar pilu dari arah sebrang, mereka berada didalam pangkuan ajudan abah dan seorang santriwati.

"Tolong bawa mereka pulang lebih dulu," Pinta abah yang langsung diangguki ajudan dan santriwatinya.

Mereka beranjak berlalu membelah kumpulan santri dan yang tengah bergilir mengaji mengisi dan menamani Fitria di tempat peristirahatan terakhir nya.

"Fahri, sudah ikhlas nak ikhlas," Ucap ummi kala melihat kepelan tangan Fahri diatas gundukan tanah makam Fitria.

Farah mendongkak menatap abahnya, kemudian beranjak mendekati Fahri "Fitria adalah perempuan baik bang, makanya kenapa Allah ngambil dia lebih cepat," Ucap Farah pelan.

Fahri sedikit melirik kemudian mengangguk lemah "kamu benar Farah dia perempuan yang baik, istri yang baik, ibu yang baik."

"Dia sahabat yang baik buat Farah, Farah siap menjadi saksi nya, " Tambah Farah.

Fitria,kemarin dia pulang tanpa pamit,pergi dan tak lagi kembali,dia meninggalkan kehidupan karna sudah sampai pada batas waktu yang sudah Allah tentukan. Siapa yang menduga meski kemarin pagi dia masih bermanja-manja dengan sang suami, meski kemarin pagi dia masih menggelitik Fath dan Fifi setelah mandi, meski kemarin pagi dia masih menyiapkan sarapan untuk abah dan ummi, meski kemarin pagi dia masih sempat mengisi bimbingan santriwati tapi lihat hari ini dia sudah terbujur kaku didalam sana.

Ironisnya Fitria menjadi salah satu korban kecelakan beruntun yang terjadi siang kemarin saat ia akan menjemput Fath dan Fifi di sekolah.

Memang tidak biasanya Fitria ingin menjemput Fath dan Fifi tanpa santri, kata ummi Fitria berencana mengajak kedua anak nya mandi bola di pusat pembelanjaan di kota. Tapi memang mungkin sudah takdir, sudah menjadi waktu dan ketetapan nya hingga siapapun tidak akan bisa menghalangi dan menghindari.

Fitria meninggal di rumah sakit tepat pukul 14:00 wib kemarin di ruang UGD.

Dan hari ini Farah diantar abah dan ummi serta Fahri untuk melayat, karna jarak yang di tempuh dari Dubai tidak sebentar sehingga Farah tidak bisa ikut mengurusi jenazah sahabatnya.

"Maafin Farah ya Fit, Farah sayang kamu. Kamu yang tenang disana, doa Farah akan selalu menyertai kamu. Farah ikhlas Fit, Farah ikhlas," Tangis Farah kembali pecah, hingga tak berselang lama tubuh ringkih nya ambruk.

Mengejar Cinta Yang Tertunda Ke Burj Khalifa (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang