53. flashback 🏙️

1.1K 131 3
                                    

⬇️

استرجاع
astirjae

🏙️

🏙️

🏙️

"Meski kita telah ditakdirkan hidup berdampingan,tapi semoga Allah SWT juga tidak menakdirkan kematian bersamaan."

قراءة سعيدة
{qira'at saeida}

•••

"Dokter Enez?"Panggil Sarah sambil berlari menyusul Dokter Enez.

Dokter Enez yang mendengar namanya dipanggil,langsung saja menghentikan langkahnya,kemudian berbalik menatap lekat Sarah.

"Hati-hati Bu Sarah,"ringis Dokter Enez,saat melihat Sarah dengan lari kecilnya serta wajah paniknya.

"Ada yang bisa saya bantu Bu Sarah?"Tanya Dokter Enez,tepat saat Sarah sampai sambil meraup oksigen sebanyak mungkin.

"Ada yang ingin saya tanyakan Dok?"jawab Sarah tergesa.

Dokter Enez tersenyum dan mengangguk"soal kandungan Ibu?"

Karna memang Dokter Enez selain Dokter kandungan Farah dia adalah Dokter kandungan Sarah juga,mereka sudah saling mengenal dan tentunya Dokter Enez juga tau keadaan Sarah yang sebenarnya.

Secepatnya Sarah menggeleng.

"Am yasudah mari kita keruangan saya Bu,"ajak Dokter Enez dengan senyumnya.

Sedangkan Sarah tetap dalam raut panik nya. Tak lama Sarah mengangguk,lalu keduanya berjalan kearah ruangan Dokter Enez,keduanya berjalan dalam diam.

"Dok?"panggil Sarah tidak sabaran saat setelah duduk di sebuah sopa didalam ruangan Dokter Enez.

Sedangkan Dokter Enez duduk disopa lain,"iya?"

"Penyakit apa yang diderita Dokter Farah?"Tanya Sarah penuh perhatian,apalagi tatapan Sarah seperti memohon sebuah penjelasan.

Sedetik Dokter Enez diam,ia tidak tau harus menjawab apa"maaf sebelumnya Bu Sarah,sama hal nya seperti saya dan Ibu,saya dan Dokter Farah pun memiliki sebuah privasi antara Dokter dan Pasien."

Menghembuskan nafas pelan,Sarah tidak menyerah,ia kemudian beringsut turun memeluk kaki Dokter Enez.

"Bu jangan seperti ini,"cegah Dokter Enez kelimpungan.

"Saya mohon Dok,beritahu saya Dokter,saya tidak akan bangun dari posisi ini sampai Dokter memberitahu keadaan Dokter Farah pada Saya."

Melihat Sarah yang menekuk perut buncitnya,Dokter Enez akhirnya mengangguk samar,ia tidak ingin mengambil resiko terlalu jauh, apalagi ia kenal pasien nya yang satu ini adalah salah satu perempuan yang tidak akan main-main dengan ucapan nya.

"Dengan Syarat informasi ini hanya berlaku untuk ibu Sarah saja,"jelas Dokter Enez,dengan tangan yang membantu Sarah untuk duduk disopa lagi.

Sarah tersenyum dan mengangguk.

Setelah keluar dari ruangan Dokter Enez,Sarah berjalan lesu menyusuri lorong dan berbelok kearah Toilet. Saat sampai Sarah menyalakan kran air dan membasuh wajahnya beberapa kali,merasa sedikit lebih segar Sarah mendongkak menatap pantulan dirinya di cermin.

Seketika pikiran nya kembali terbayang apa yang dinjelasan Dokter Enez tadi tentang Farah.Sarah?apa sekarang ia harus bahagia?karna kemungkinan untuk hidup bersama Alam jauh semakin lebih besar. Tapi bagaimana jika pada akhirnya setelah kepergian Farah pun ,Alam tidak juga siuman dalam jangka waktu yang sisa hidup yang dimilikinya.

Mengejar Cinta Yang Tertunda Ke Burj Khalifa (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang