013

177 11 0
                                    

Assalamualaikum,
Halo halo halo....
Gimana kabarnya hari ini?
Ada yang lagi sakit?
Semoga cepat sembuh,
Apakah kita sama? Sudah menerapkan sistem online kembali?
Semangat ya para generasi milenial yang harus selalu ditantang inovatif
Kuatkan hati, kuatkan mental, karena zaman sekarang yang diserang bukan fisik lagi,
Gaungkan kembali love myself
Mulailah mencintai diri kalian sendiri,

Ok
Kita mulai saja,perjalanan panjang kisah ini,

Selamat membaca!!!!


*****

Aila merasa tubuhnya sedikit gemetar,kala sesosok tubuh tegap itu mulai menghampiri dirinya,
Namun ia berusaha sekuat mungkin untuk bersikap profesional
Toh! Kalau diluar kampus bukannya lelaki ini statusnya bukan dosennya lagi?

"Selamat datang, mau pesan apa?" Sapa Aila ramah,selayaknya kepada para pelanggan lain yang tidak dikenalinya.

"Cappucino aja," jawabnya yang masih setia memandang Aila

"Maaf karena meja sudah terisi penuh,anda bersedia untuk menunggu atau take away saja?" Tanya Aila lagi
Karena memang meja di cafe itu telah terisi semua,maka ia tidak ada pilihan lain,

Kiev terlihat memperhatikan sekeliling dan memang perkataan Aila benar,cafe itu telah penuh.

"Take away saja, ice cappucino saja satu" ucap Kiev

"Baik!silahkan ditunggu!" Ucap Aila yang mempersilahkan Kiev duduk didepan meja barista
Terdapat ada sekitar 3 kursi didepannya

"Mas eskapu satu take ya" ucap Aila yang sudah menghampiri Irfan
Dibalas acungan jempol oleh pria peracik kopi itu

"Memang selalu seramai ini ya?" Tanya Kiev setelah beberapa saat terdiam,
Aila dan Irfan serta Gibran yang baru datang saling lempar pandang,lalu akhirnya Aila yang menjawab.

"Alhamdulillah hari ini mungkin Allah sedang memberikan rejeki yang lebih untuk coffee shop kami" jawab Aila yang sudah membungkus pesanan kopi
Terlihat Kiev hanya mengangguk pelan
Sementara Aila melirik kearah Clara yang sudah menatap penuh atensi kepada Kiev
Ingin rasanya Clara menghampiri Dosen incarannya tersebut,tapi teringat kata kata Aila dan juga larangan dari temannya ia akhirnya berdiam diri saja dimejanya namun matanya tak pernah lepas dari sang dosen tampan tersebut.

"Silahkan pak! Ada yang lain?" Tanya Aila sembari menyerahkan kopi pesanan Kiev

"Ini saja,lain kali saya akan datang lagi" ucap Kiev dengan intonasi yang lumayan rendah

Sementara itu Irfan dan Gibran saling beradu tatap,ia mulai menatap iba kepada Aila,
Menurut mereka kehadiran Yusuf saja sudah cukup memusingkan dan sepertinya mereka akan melihat lebih banyak lagi drama dari sosok pria gagah ini.

Aila mengangguk lalu menerima uang pembayaran dari Kiev

"Terima kasih,silahkan datang kembali!" Ucap Aila seraya menyerahkan kembalian

"Tidak usah,buat kamu saja" ucap Kiev

"Tapi pak-"

Ucapan Aila terpotong ketika Kiev mengangkat tangannya didepan Aila
Lalu pergi meninggalkan cafe tersebut.

Aila menghembuskan nafas kasar,
Sepertinya hari harinya akan terasa semakin berat
Mungkin secepatnya ia harus sungkem kepada kakeknya,disaat seperti ini ia merasa sangat durhaka kepada beliau

"Ada yang baru La?" Bisik Irfan

"Apanya mas?"

"Gebetan kamu" balas Irfan

"Terus nasibnya si Yusuf gimana?" Sahut Gibran

"Dia dosen di kampusku mas" jelas Aila tak ingin semuanya salah faham

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang