015

197 11 1
                                    

Assalamualaikum semuanya,
Gimana nih hari ini?
Ada cerita apa aja?
Bulan februari kalian gimana rasanya?
Berbunga-bunga?
Atau biasa aja?
Sama kayak bulan lainnya?

Mari kita mulai saja,
Kisah cinta yang harus muter dulu buat nemuin rumahnya,
Hahaha

Selamat membaca!!!

*****




   Aila menumpahkan segala keluh kesahnya kepada sang Khaliq,
Kini ia sudah memasrahkan segalanya,ia akan mengikuti alur yang sudah dituliskan untuknya
Dulu,ia berfikir ia bisa menentukan masa depannya sendiri
Fikirannya yang masih labil ala anak yang baru masuk SMA membuatnya memilih jalan yang cukup terjal
Pergi tanpa meminta restu kedua orangtuanya
Dan hal inilah yang sampai sekarang masih sangat disesalinya
Meskipun kedua orang tuanya sudah memaafkan dirinya, namun ada seseorang yang terus menjadi beban untuk langkah Aila.

Kakek!
Iya,sudah pasti kakeknya yang sangat menyayanginya itu marah kepadanya
Bahkan sampai saat inipun sikap kakeknya masih dingin kepadanya
Ia memang mengakui kalau ia salah
Tapi ia juga merasa punya hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.

Coba kalian bayangkan jadi Aila?
Dia di khitbah saat usianya masih belum genap 18 tahun
Ini peraturan darimana coba?
Tentu saja,jiwa pemberontak khas anak remaja labil masih mendominasi.

Tetapi lambat laun, Aila mengerti kalau semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya
Pasti ada alasan selain janji yang membuatnya harus terikat dengan Raffa
Dan setelah melihat kehidupan sang sahabat yang baik baik saja bahkan lebih bahagia setelah menikah
Ia menyadari tidak semua pernikahan hasil perjodohan keluarga akan berakhir sengsara
Banyak juga yang langgeng sampai maut memisahkan.

Mungkin ia saja yang terlalu overthingking

Aila melihat jam di dinding kamarnya yang baru menunjukkan pukul 4 subuh
Adzan baru saja berkumandang,tidak banyak orang yang bisa terbangun disaat waktu enak enaknya terlelap dan dia patut bersyukur karena ia telah terbiasa terbangun di sepertiga malam,
Didikan keluarga cukup keras,mengingat sang kakek adalah pengurus ponpes yang cukup tersohor.

Aila sudah bertekad untuk pulang pada liburan semester ini,
Ingin menyelesaikan dengan segera,
Dan setelah banyaknya sujud dan doa yang dia sampaikan kepada Allah,akhirnya ia memutuskan sebuah jalan dari segala perasaan gelisah yang selalu menerpanya.

Aila pernah mendengar jika kamu selalu gagal dalam urusan cinta atau tidak ada yang mau mendekatimu kemungkinan karena doa seseorang,
Tapi apa mungkin?
Sudahlah! Daripada memikirkan sesuatu yang otaknya saja tidak bisa menjangkau lebih baik ia segera menyelesaikan tugas yang baru diterimanya.

*****

  Selama hampir 30 tahun hidupnya, Kiev tidak pernah merasakan perasaan semacam ini sebelumnya
Perasaan sangat ingin memiliki,
Dari kecil hidupnya berkecukupan,dan semua hal yang diinginkannya pasti akan dia dapatkan
Termasuk dalam hal wanita,berbekal nama keluarganya saja ia dapat memilih wanita sesuai dengan keinginannya
Tapi sekarang masalahnya lain,keluarganya jelas tidak akan setuju ia memilih seorang gadis yang memiliki keyakinan berbeda dengan keluarganya.

Selain mendapatkan hati Aila,ia juga harus mendapatkan restu keluarganya bukan?
Sungguh sesuatu yang membuatnya pusing
Belum lagi kemungkinan ia memiliki saingan dalam mendapatkan hati sang pujaan
Sepertinya memang kali ini ia harus berjuang,
Ia akan menunjukkan kepada Aila jika ia memang serius,begitu pula kepada keluarganya bahwa apa yang telah dipilihnya tidak salah.

Menghembuskan nafas pelan,Kiev memasuki ruangan tempatnya mengajar,
Kebetulan sekali bahwa hari ini adalah kelasnya Aila
Pandangan Kiev langsung tertuju pada dua orang gadis yang tengah duduk bersebelahan dan terlihat pembicaraan
Saat Aila menoleh,tatapan mereka bertemu selama beberapa detik,sebelum gadis itu memutusnya.

Kiev tersenyum tipis
"Baiklah Mika jika kamu ingin aku menunjukkan keseriusan,akan aku lakukan,lihat saja apa yang akan terjadi nanti,aku harap kamu bersiap siap" gumam Kiev dalam hati.

*****

  Saat ini Raffa tengah menemani Azzam yang tengah meeting bersama kliennya,
Pemuda itu fokus membesarkan usaha milik keluarganya,ia tidak lagi menerima tawaran on air di televisi,sebagai gantinya ia membentuk sebuah tim untuk mengelola media sosial miliknya
Guna tetap berdakwah,namun waktunya bersama keluarga lebih banyak.

"Raf?" Panggil Azzam ketika mendapati sang sahabat tengah termenung

"Hmm?"

"Ada masalah?"

Saat ini keduanya sedang menunggu klien yang katanya sudah akan tiba

"Gak ada"

"Atau kamu lagi mikirin sesuatu?apa?" Tanya Azzam beruntun

Hening selama beberapa saat,sampai akhirnya Raffa menghela nafasnya cukup panjang

"Sekarang kita meeting dulu ok! Kita bicara nanti,sekalian ada yang harus aku tanya sama kamu" ucap Raffa akhirnya

Azzam hanya mengangguk mengiyakan,

Entahlah,kenapa ada rasa penyesalan dalam hati Raffa,tapi ia tidak tau harus menyesal karena apa,apakah ini ada hubungannya dengan Aila?
Setelah dipikir lagi,bukankah keputusannya sudah tepat,ia melepas gadis itu agar tak lagi terikat dengannya?
Aila bisa bebas menjalani kehidupan seperti kemauannya, dan Raffa sendiri tak perlu merasa bersalah lagi kan?
Tapi kenapa sekarang ia justru semakin gelisah?
Apakah perasaannya kepada Aila memang belum hilang sepenuhnya?
Bukan belum Raffa,tapi tidak akan bisa.

*****

   Seperti biasanya Aila bekerja selepas jam kuliahnya selesai,ia mendapat shift kedua,artinya jam 5 ia sudah bisa pulang
Lumayanlah,ia ingin beristirahat lebih lama
Kenapa ya akhir akhir ini badannya sedikit tidak bertenaga?
Mudah mudahan ia tidak sedang terkena virus yang sedang merebak belakangan ini.

"Selamat datang!" Sapa Aila ramah kepada tamu yang barusan datang

Aila langsung menemukan sebuah senyum tipis menghampirinya

"Mas Yusuf?" Gumam Aila

"Assalamualaikum la" sapa Yusuf

"Wa'alaikum salam mas, tumben udah datang jam segini?" Tanya Aila

"Hari ini kamu pulang sore kan? Sengaja sih aku mau ngajak kamu makan malam" ucap Yusuf to the point

"Nanti?"

"Iya,bisa kan?"

"Berdua aja mas?"

"Enggak kok,nanti bareng sepupu aku juga,bisa kan?" Tanya Yusuf mengulang pertanyaannya kembali

Aila terlihat berfikir sejenak,sebelum akhirnya mengangguk pelan membuat senyuman dibibir Yusuf semakin lebar.

"Tapi mas,aku pulang jam 5 bukannya masih terlalu sore buat makan malam?" Tanya Aila

"Gak papa nanti kita tunggu selesai sholat Maghrib baru pergi,Gibran gak akan keberatan kok kamu numpang duduk bentar setelah kerjaan kamu selesai" jawab Yusuf.

Aila hanya mengangguk,jujur saja ia sedikit terpaksa menerima ajakan Yusuf, ini sudah ajakan kesekian kalinya dan berakhir penolakan dari Aila
Sepertinya memang saatnya ia meminta Yusuf tegas pada perasaannya
Mungkin saja ini kesempatan terakhir dari Yusuf,karena jika pria ini tidak bisa tegas dalam menentukan sikap
Aila tidak akan pernah memberikan kesempatan lagi.

Awal bulan depan ia sudah libur semester,itu artinya ia akan pulang dan itu juga berarti keputusan finalnya
Meski hatinya lebih condong kepada Yusuf namun selalu saja ada ruang yang menyisakan rasa tidak nyaman
Kembali lagi ia bertanya dalam hati,benarkah ada doa seseorang yang senantiasa menjaganya?

*****

Maafkan ya,
Kalau part ini agak amburadul,
Aku aja yang nulis ngerasa gak ada feel-nya,
Namun aku masih mengharapkan kalian tidak bosan,

Masih dikit banget ya,yang ngintip cerita ini
Gak papa,aku dan Aila masih akan setia menunggu kok
Kalau udah Nemu cerita ini,jangan lupa masukin perpus ya
Vote dan komen juga diharapkan agar penulis lebih semangat lagi membuat karya
Kalian tidak tau kan arti dari vote dan komen kalian untuk penulis?
Penting banget,
Itu artinya kalian menghargai jerih payah kita



See you again in next chapter










Re_i

25 Februari 2022

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang