12: Imelda De Gothel

12.9K 2.1K 24
                                    

Serigala kecil menguap dan meregangkan tubuhnya saat keluar dari gudang karpet.

Tidurnya sangat menyenangkan tadi. Serigala kecil lantas melangkah mencari dimana ia bisa menemukan Xavier, ia berharap ada makanan enak menunggu untuk disajikan.
Bukankah ada perjamuan juga seperti yang tadi ia dengar.

Memikirkan makanan enak membuat dirinya senang. Tetapi, langkahnya tiba tiba terhenti karena pikirannya.

'Kenapa aku berharap begitu?'
Tanya Raivia pada diri sendiri, bukankah ia ingin pergi dari istana ini karena takut akan kekejaman raja Xavier. Lalu kenapa ia tiba tiba berharap dan percaya pada orang yang ingin ia hindari.

Ia sudah berencana pergi sejauh ini, dan sekarang adalah kesempatannya untuk kabur. Lantas apa yang menahannya?

Raivia dengan bimbang melangkah ke arah sebaliknya, ia masih ingat gerbang utama terbuka lebar. Yakin tidak yakin ia berjalan untuk meninggalkan istana ini.
Ia takut hal yang membuat dirinya terhalang adalah belas kasihan dari Xavier.
Serigala Kecil lalu berlari untuk segera sampai pada gerbang utama yang begitu jauh untuk ukuran dirinya.

Ia ingin meninggalkan semua yang ada di istana ini, dan lepas dari tangan Xavier.

Saat di depan pintu masuk terlihat banyak sekali orang yang berlalu lalang sehingga membuat Raivia kesulitan bergerak.
Terutama mereka tak menyadari keberadaan serigala kecil membuat dirinya terancam di injak dengan tidak sengaja.
Serigala kecil berhenti bergerak saat di depan nya sedang berjalan seorang wanita berbadan besar bersama pakaian yang panjangnya menyapu lantai.
Raivia terseret pakaian tersebut dan berguling ke salah satu kaki pria.

Saat Raivia hendak menghindar ia malah terpental saat tanpa sengaja laki laki itu menendangnya dengan keras mengunakan sepatu boot bersol tebal.
Laki laki itu menyadari ia menendang sesuatu namun tak menemukan apa yang telah ia tendang.

Raivia menabrak pilar besar dan meraung kecil ketakutan.
Tubuhnya terasa sakit dan ia bisa merasakan amis darahnya yang mengalir dari gigi.
Tendangan tadi cukup menyakitkan untuknya, terutama perutnya yang kecil begitu rawan.

Ia terdiam dipojok pilar menunggu semua berlalu.

"Hai anjing kecil apakah kau baik baik saja?" Tubuh Raivia yang gemetar terangkat dan ia berada di dalam pelukan seorang wanita cantik bermata almond terang.

"Apa kau terluka?" Tanyanya lagi, gadis itu adalah Imelda ia sangat beruntung dalam keadaan yang baik dan aman saat ini.

"kira kira siapa pemiliknya?" Tanya Imelda pada pelayannya.

Imelda merasa khawatir hewan di tangannya sedang tersesat sehingga Imelda membawanya ke kamar tempat ia akan menginap.

"Apakah kau melihat sikap raja Lili? Dia tidak seperti Xavier yang ku kenal"

Imelda masih merasa terluka atas tindakan yang telah di lakukan sang raja."

"Mungkin raja hanya merasa lelah dan tertekan dengan beban kerajaan nona, kau tak perlu terlalu khawatir"

Lili dengan baik hati memberikan pengertian kepada nona nya agar tidak terlalu sedih.

'Apakah gadis ini mengenal sang raja?' gumamnya dalam hati serigala kecil karena penasaran.

Imelda memilih percaya ucapan Lili karena ia tak pernah berfikir buruk tentang orang lain. Namun bagaimanapun itu, perasan sedih tidak akan hilang begitu saja dari hatinya.

Mereka akhirnya sampai di kamar tempat Imelda akan menginap. Ruangan kamar yang luas dengan arsitektur yang sama mewahnya, terlihat ceria dan kamar itu beraroma bunga marigold yang unik.

Raivia diturunkan olehnya di atas kursi kemudian Imelda menghampiri balkon yang terbuka lebar.
Terlihat sangat segar dengan angin yang berhembus kencang.
Rambut berwarna pirang itu tertiup begitu lembut. Untuk beberapa saat Raivia mengagumi wanita tersebut, wanita cantik yang terlihat begitu mempesona juga baik hati.

Serigala Kecil Penasaran hal buruk apa yang dilakukan oleh raja jahat itu kepada wanita cantik yang malang ini.
Bagaimanapun juga Xavier selalu melakukan tindakan tega, bahkan saat dia bernafas pun itu sudah menjadi tindakan yang kejam menurut Raivia.

Jika menatap Imelda lama, ia menjadi iri atas segala yang wanita itu punya.
Rambut indah, gelar tinggi, kulit bersih, suara yang lemah lembut.

Segala yang wanita itu punya, Raivia ingin punya kesempatan untuk menjadi wanita lagi meskipun ia tidak berkedudukan bangsawan, ia pasti akan sangat mensyukuri hal itu.

Ia ingin bisa bicara, ia ingin punya teman, ia ingin menggunakan gaun yang indah sekali saja.
Karena selama hidupnya sebagai manusia ia selalu memakai pakaian dari kakaknya.

Ia tak pernah bisa merasakan pakaian baru saat itu. Kakaknya yang di kendalikan oleh keegoisan telah menjadikan Raivia sebagai korban atas perasaan keras kepala yang kejam.
Tapi Raivia tetap bahagia, karena itu adalah hidupnya meskipun pelik ia tetap menghargai hingga akhirnya mati.

Dan hidup sebagai seekor bayi hewan lemah yang bahkan tidak bisa berlari lebih kencang.
Tapi jika ia besar nanti akan Raivia pastikan ia tidak akan terinjak-injak ataupun terpental karena tendangan.

'Benar saat besar nanti aku akan lebih di takuti, jika mereka menginjak ku akan ku gigit mereka. Tidak, tidak itu terlalu kejam. Bagaimana jika mereka terluka? akan ku beri mereka geraman menakutkan saja.'

Raivia mencoba itu, mengeram sambil menunjukkan gigi tajam yang masih kecil.
Ia lebih terlihat menggemaskan ketimbang tidur saat ini.

•••

Imelda De Gothel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Imelda De Gothel

.

.

.

.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang