72:makan siang

9.2K 1.7K 51
                                    

Hi guys..

.

.

.

"Aku benci tradisi"
Kata raja penuh penekanan sambil duduk menatap tajam ke arah Jacob.

"Yang mulia anda hanya harus memberikan penghormatan kepada Yang mulia Raivia dengan berlutut di hadapannya."

Raja tidak mengindahkan ucapan Jacob karena tahu betul tradisi tersebut dan juga bukan hanya berlutut melainkan ia juga harus mengigit pangkal jari manis Raivia untuk memberikan tanda yang lebih simbol dari pada sebuah cincin.

"Bersikaplah dengan pikirannya terbuka Jacob. Menurut mu kenapa aku memberikan sihir pada cincinnya? Agar kalian berhenti mempercayai tradisi seperti ini."
Yang di hendak lakukan raja akan membuat rasa sakit pada jari Raivia. Ia tidak mau melakukannya, setelah terakhir kali ia membuat luka yang begitu banyak Xavier berusaha tak melukai Raivia lagi.

Tradisi bodoh, meskipun dalam kepercayaan tradisi tersebut bisa mengikat jiwa mempelai dan menghindari pasang tergadaikan oleh sihir jahat.

Tradisi yang berjalan tanpa ada hitam di atas putih, hanya di lakukan sesuai kepercayaan turun-temurun.
Jacob hanya tersenyum atas segala penolakan raja tentang permintaannya.
Ia tahu hal seperti itu sudah berada di akhir zaman dan kepercayaan orang orang mulai pudar.
"Di mana Franco dan yang lainnya?"

Karena biasanya orang yang paling cepat untuk memaksa dirinya adalah Franco. Si tua yang patuh tradisi. Raja penasaran mengapa orang itu tak hadir dan terus memaksa.

"Mereka sedang mengadakan makan siang yang mulia?"

"Apa mereka kira mereka itu para wanita bangsawan, mengadakan makan siang? Yang benar saja "
Caci raja membuat Jacob semakin melebarkan senyumnya.

"Your highness yang mengundang mereka makan siang bersama teman teman hewannya"

"Apa?! Istriku dengan para laki-kaki tua bangka itu?"
Raja tentunya tidak bisa membiarkan ini.
Ia langsung berdiri dan berjalan keluar dari ruangannya menuju ke taman terburu-buru.
Wajahnya sudah berubah menjadi suntuk menahan rasa tidak suka.

Benar saja, dari jauh raja bisa melihat mereka duduk mengelilingi Raivia yang tersenyum cerah sambil bercerita. Ada hewan-hewan di sana yang ikut menikmati pesta kecil,  Franco terlihat tersenyum senang sambil menikmati teh nya. Bahkan tuan Gandolf terlihat menikmati kue begitu juga sapu terbang yang bermain bersama para burung lain.
Mereka terlihat begitu menikmati pesta sambil mengobrol dan memandang bahagia ke arah Raivia.

"Hati+hati tuan Luke kau bisa tersedak"
Raivia memperingati Luke yang mulut dan tangannya di penuhi kue-kue enak.

"Yang mulai kami sangat senang bisa di undang dalam pesta yang menyenangkan ini"
Kata Raoul mengucapkannya dengan senang. Kapan lagi para laki laki seperti mereka menikmati hari yang baik.
Karena biasanya mereka selalu tertekan berada di sekitar raja yang begitu kejam dan mengerikan.

Raivia hanya tersenyum ikut senang melihat mereka bisa menikmatinya.
Excel yang duduk sambil memangku Ailu sangat memperhatikan Ailu yang memakan banyak buah dan yang lainnya. Hampir persis seperti ayah dan anak, hanya saja Excel bersikap masih sedikit kaku.
Ailu dan Ecxel memang nampak dekat, Raivia tau Ailu menyukai Ecxel meskipun orang itu agak datar dan kaku

Kesenangan itu tiba-tiba menjadi ketegangan di saat raja datang.
Burung burung langsung terbang tinggi sedangkan pada hewan lain seperti tupai bersembunyi di balik tubuh Raivia.

Ailu menutup matanya dengan kedua tangannya takut melihat raja sedangkan Franco yang terkejut langsung tersedak tehnya.

Tatapan lelah tentu saja langsung terlempar dari Raivia kepada raja.
Makan siang kali ini hancur kembali.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang