50:sedikit koin

9.9K 2K 144
                                    

 

  "Dia masih hidup?" Raja berdengus mengejek sambil tersenyum penuh arti.

Hampir saja ia tidak percaya apa yang dikatakan oleh Ecxel barusan.
Raja baru mendengar kabar tersebut pagi ini karena semalam ia terlalu banyak minum anggur dan tertidur setelahnya.

"Tidak mengherankan, dia penyihir bukan. Kekuatannya pasti besar"

Tebak Raja, ia mulai berfikir bagaimana jika Raivia beradu kekuatan dengan Tuan Gandolf.
Tentu saja pernyataan yang raja katakan sama sekali tanpa alasan. Ia hanya terjebak pada opini yang tercipta karena kemarahan.

Ecxel masih belum mengerti mengapa Raja menyiksa seorang pelayan rendah yang begitu lemah. Memang ada sebuah alasan dibaliknya, tetapi Ecxel masih belum berani bertanya apa yang terjadi karena kondisi perasaan Raja masih belum stabil.

"Cari tau siapa wanita itu? Jika dia penyihir harusnya ia sudah pergi dari tadi malam. Menurut mu apakah ia berusaha menghancurkan diriku lagi"

Akhirnya raja berfikir rasional tentang Raivia. Meskipun pikiran buruk masih mendominasi pemikiran Raja tentang Raivia.

"Dia hanya pelayan rendah yang mulia"
Ecxel tahu yang Raja lakukan salah, menyiksa seorang tanpa tahu apa kesalahannya. Dan raja pun belum menjelaskan apapun tentang hal tersebut.

"Tidak mungkin, tidak mungkin ia hanya seorang pelayan"
Raja lantas saja menampik hal tersebut, ia punya bukti kalau Raivia bukanlah seorang manusia biasa seperti yang di maksud Excel. Raja ingin merahasiakannya entah karena apa tetapi raja memaksa ingin tau siapa itu White yang sesungguhnya.

Mengapa dan untuk apa wanita itu berada di sini. Dan sebelum hal itu ia ketahui mungkin Raja akan bersenang-senang dengan menyiksanya.

Hal yang raja anggap sepadan dengan hukuman pengkhianatan.

.  .  .

Hari ini Raivia bangun terlambat, rasa sakit di tubuhnya membuat dirinya seperti menolak untuk bangkit dari depan perapian.

Tetapi ia tidak akan menambah hari ini lebih buruk dengan mencari masalah dengan nyonya Marie.

Raivia lantas membasuh gaun dan tubuhnya dengan air yang dingin karena cuaca. Ia harus membersihkan diri agar tak ada satupun orang yang mempertanyakan apa yang terjadi kepadanya.

Hanya ini gaun yang ia miliki. Ia tidak mungkin hanya mengunakan baju dalam saja bukan?
Dan beberapa gaun tersebut robek. Ia sudah benar-benar mirip seperti gelandang yang ada di jalan saat ini. Terlihat lusuh menyedihkan.

Beruntung jarum dan benang menyelamatkan dirinya. Hari ini upah akan dibayarkan dan ia bisa membeli gaun serta sepatu baru. Ia juga tidak punya alas kaki, entah bagaimana benda penting seperti itu bisa hilang. Benar benar sebuah kecerobohan yang tidak di sengaja.

Raivia berusaha berjalan normal dengan kakinya yang terasa sakit.
Para hyena itu pasti sangat puas menyiksanya, apakah sifat raja dan hyena sama.
Melihat tabiat mereka yang sama bisa di tebak mungkin mereka teman baik, raja dan para hyena itu.

"Raivia, apa kau baik-baik saja?"

"Hai Ellen, kau sudah selesai mengunjungi adik mu?"

Ellen mengangguk sambil terus memperhatikan Raivia. Ellen melihat ada luka di sekitar wajah Raivia terheran heran.

"Apakah mereka melakukan hal yang buruk kepadamu?"

Ellen menghentikan langkah Raivia dengan berdiri di depannya.

"Siapa yang kau maksud"

"Lilla dan nyonya Marie? Apakah mereka yang melakukan ini padamu?!"
Ellen berkacak pinggang, karena jika itu benar kelakuan kedua orang yang Ellen anggap seperti iblis benar benar keterlaluan.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang