57...

9.1K 1.9K 118
                                    


Enjoy the story bestie.❤️

.

.

.

  Di saat itu,saat malam hanya diisi kegelapan di atasnya. Angkasa yang tampak bersih hanya dengan bulan yang sudah tampak mengintip.

Xavier menatap dari balkon kamarnya. Ia masih menunggu bulan sabit akan muncul. Satu satunya alasannya ingin melihat white berubah hanyalah untuk meyakinkan keegoisan yang ada di dalam dirinya.

Raivia juga sedang menatap langit itu, langit yang sama dengan yang di tatap raja.

Ia tak perlu merasa takut lagi seharusnya, meskipun raja belum terlihat akan melakukan hal lain padanya. Mungkin menyakiti dirinya lagi, tetapi semenjak ia tenggelam Yang mulia hanya menatap tajam dan menggertak padanya.

Apakah ia benar bisa bebas dari segalanya? Raivia perlahan berjalan ke dalam. Ia punya satu tugas yang belum selesai dan itu adalah alasannya, mungkin perpustakaan yang memiliki banyak buku-buku yang bisa memberi tahu apa jawabannya.
Tentang jiwa yang perlu ia bebaskan.

Raivia berjalan mengendap-endap memperhatikan sekitarnya, mungkin saja ia tidak akan diperbolehkan berada di sekitar istana utama saat malam hari.

Ia juga tak yakin apakah perpustakaan istana terbuka saat malam. Dari langkahnya yang pelan ia tiba tiba tersentak saat mendapati ada Ecxel di lorong tersebut.

Raivia diam karena terkejut. Ecxel menatapnya datar tetapi penuh pertanyaan.

Mereka terjebak dalam keheningan dalam beberapa saat sebelum Raivia melihat ada tetesan darah yang bersumber dari lengan atas Ecxel.

"Tuan kau terluka?"

Ucap Raivia spontan saja. Excel hanya melihat lengannya, bisa saja pemuda itu baru sadar ada luka saat Raivia mengatakannya sedetik yang lalu.

"Aku sudah biasa mendapatkannya"
Excel langsung terdiam saat Raivia mendekat ke arahnya. Raivia mengeluarkan saputangan dari saku kain dan membalut kain tersebut pada lengan Ecxel.

"Aku pikir kau harus datang ke departemen kesehatan besok. Agar ini tidak semakin memburuk"

Ecxel hanya menanggapinya dengan tatapan kaku dan datar.

Raivia tau siapa orang yang punya tatapan sama seperti itu, apakah mereka sudah berteman dengan sangat baik, Raja dan Ecxel yang ia maksud.

"Aku meminta maaf atas perlakuan buruk yang mulia padamu"

Raivia mendongak dan menatap Ecxel, mengapa malah laki laki itu yang meminta maaf.

"Aku tau kakak ku sangat kejam"

Raivia lantas saja memundurkan langkahnya sambil menutup mulut. Apakah ia tak salah dengar akan hal ini, apakah ia sedang berhadapan pada laki laki dengan kedudukan tinggi, dan ia baru saja menyentuhnya?.
"Maafkan aku yang mulia aku tidak bermaksud bersikap lancang padamu"

Raivia lantas menunduk, bagaimana ia tidak tahu kalau Ecxel adalah adik dari Raja. Pantas saja sikap mereka tidak berbeda jauh Raivia menyadari nya sekarang.

"Kau tidak perlu bersikap formal begitu padaku. Aku tidak berada di kedudukan setinggi yang kau bayangkan"

Dan itu adalah kata-kata terpanjang yang pernah Raivia dengar dari mulut Ecxel.

Raivia hanya terus menatap tak percaya, apakah ini ada pertanda lain? 
Seperti pertanda ia akan mendapatkan masalah lain contohnya.

"Bukankah kalian tidak memiliki nama belakang yang sama?"
Raivia membacanya dibuku ketatanegaraan.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang