49...

9.1K 1.8K 83
                                    

Raivia tengah membawa keranjang penuh pakaian kering saat ia melihat keramaian di lorong perbatasan dapur dan jalan menuju ke gedung utama istana.

Apakah ada pemeriksaan batinnya saat semua orang seperti di identifikasi satu persatu.

Tetapi mengapa hanya wanita saja batin Raivia.
Raivia berjalan perlahan masih belum mengetahui apapun yang terjadi.
Saat pemeriksaan tersebut matahari sudah mulai tenggelam, bahkan terlepas dari kerumunan orang itu ada yang sedang sibuk menghidupkan lampu untuk penerangan.

Raivia menatap orang-orang tersebut, penjaga istana berwajah asing yang melihat dirinya dengan penasaran seperti meyakinkan.

"Buka ikat kepalamu"
Perintah salah satu orang.

Meskipun bingung Raivia tetap melakukan nya. Membiarkan rambut putih yang tergulung rapih terlihat.

Mereka mengangguk.
"Kau ikut bersama kami"

Mereka lantas membawa paksa Raivia.

"Kemana, kemana kau akan membawaku?"

Tanya Raivia kebingungan.

"Ini perintah raja"

Dan di saat itu Raivia memberontak, ia tidak mau di bawa kemanapun jika berurusan dengan raja.

"Lepaskan, tolong lepaskan aku. Kalian tidak bisa melakukan ini padaku"

Ia berusaha lari namun para penjaga itu memegang erat lengannya agar ia tidak bisa kemana mana.

"Nona tolong berhenti memberontak atau kami akan bersikap kasar kepada mu"

Sore itu tidak banyak pelayan yang berada di jalan menuju gedung utama, entah itu keberuntungan atau tidak untuknya.

Tetapi Raivia bukan di bawa ke gedung utama melainkan sebuah kandang yang berada di bagian paling ujung dari taman istana. Ia bahkan tidak pernah tahu ada sebuah tempat di sana.

Di sana Raivia bisa melihat Raja berdiri di depan sebuah pagar besi tinggi sambil memegang kedua tangannya di belakang. Raivia semakin memberontak karena ketakutan ia tidak bisa berhadapan lagi dengan raja ia tidak mau.

Mereka lantas memasukan Raivia ke dalam kandang dan menguncinya di dalam sana.

Kedua tangannya memegang pagar besi yang membatasi dirinya juga raja. Raivia berusaha menggoyangkan pagar besi berharap benda itu mudah di rusak.

Tetap ia salah, benda itu di buat sangat kokoh hingga tidak bergerak meskipun ia mendorong nya sekuat tenaga.

Raja menatapnya dengan pandangan menyepelekan.

Sedangkan mata Raivia di penuhi permohonan yang tersirat dalam.

"Kita lihat apakah kau bisa lolos kali ini"

Itu yang dikatakan raja sebelum pergi meninggalkan Raivia yang masih berada di dalam pagar besi.
Saat itu raja berjalan teburuburu dengan muka serius lalu berkata kepada Excel yang berdiri di depan jalan.

"Lepaskan para hyena itu"

Sang Raja terus melanjutkan langkahnya sambil menebak nebak bagaimana nasib akhir dari serigala kecilnya.

Excel menghela nafas dengan tatapan kosong lalu berkata.

"Baik... Yang mulia"

Dengan Suara lirih ia berkata seperti tidak tega melaksanakan tugasnya.

"Lepaskan para hyena itu"

Katanya kepada bawahan yang sedang berdiri di sampingnya.

"Yang mulia ku mohon lepaskan aku"

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang