14 ...

12.8K 2.1K 39
                                    


"White?!"

Serigala Kecil tercengang hingga membeku saat panggilan familiar menyeru kepadanya.

"Apa tengah kau lakukan dengan buku itu?" Tanya Xavier sambil mendekatinya

Serigala kecil kebingungan akhirnya spontan mengeluarkan cakarnya dan mulai mencakar cakar buku itu sambil mengigit nya.

'Huhuhu, maaf kan aku buku. Aku harus melakukan ini agar tidak di curigai'

Raivia berpura-pura melakukan hal itu karena sebuah alasan sederhana.
Tentu agar Xavier berhenti berfikir ia pintar dan dengan begitu ia akan berhenti memerintah dirinya dan nyawanya pun akan aman sebagai hewan yang Xavier anggap tidak pintar.

"Apakah kau sudah selesai berjalan-jalan dan bermain-main dengan itu?"

Xavier mengangkat serigala kecil lalu membawanya keluar dari perpustakaan.
Ia terus-menerus merasa kalau menghindar dari Xavier adalah sebuah kemustahilan kecuali raja itu meninggal.

Ia membawa Raivia ke dalam ruang perjamuan yang sudah kosong. Hanya tersisa piring piring di atas sana dan beberapa pelayan sedang membersihkan beberapa meja juga lantai.

Xavier membuka salah satu tutup piring saji. Ada satu buah ekor ayam yang telah di masak madu dan Xavier mencomot bagian pahanya kemudian memberikan nya kepada serigala kecil.

'Ya ampun, kau baik hati sekali memberikan aku ini'
Tanpa banyak bicara serigala menggigit nya dan melahapnya.
Makan yang sangat cocok untuk di nikmati seekor anak serigala.

Xavier terlihat puas saat serigala kecil melahap makanannya, itu adalah hal yang baik untuknya.

"Bagus, makanlah dengan lahap. Dan jadilah serigala kuat untuk melayani ku"
Kata Xavier, saat itu juga Raivia langsung berhenti mengigit tulang.
Matanya melirik Xavier dan ia mendapati wajah serius yang menegangkan.

'Apakah dia benar-benar serius?'
serigala kecil tentu penasaran akan sebuah ucapan yang baru terlontar.

Bahkan hingga malam hari, Raivia masih berfikir di tempat nya. Di karpet tebal yang ada di bawah meja.
Matanya terus terarah kepada Xavier berfikir apakah ia benar benar akan jadi hewan yang melindungi raja itu?

Meskipun tubuhnya berbentuk hewan ia tidak mau di perlakukan sebagai hewan walaupun pada kenyataannya selama ini ia semua orang telah memberlakukan dirinya sebagai seorang hewan, benar benar pikiran yang gila.

Angin tiba-tiba meniup dengan kencang sampai masuk ke dalam ruangan. Tercium dari aromanya serigala kecil menebak hujan akan turun kembali.

Hawa berangsur-angsur menjadi dingin saat itu juga. Raivia bisa merasakan hawa dingin itu dan ia merasa butuh sesuatu yang bisa membuat dirinya sedikit lebih hangat.

Ia kemudian bangkit dan mendekati ranjang Xavier.
Laki-laki itu sedang tertidur rapih dengan selimut tebal lembut menutupi sampai ke dadanya.
Raivia terundang untuk naik ke atas sana.
Di dekat tubuh Xavier Raivia bisa merasakan perbedaannya, suhu hangat yang di keluarkan oleh tubuh Xavier menjadikan Raivia sedikit lebih baik.

Yap, tanpa pikir panjang lagi. Raivia mengambil tempat di samping tubuh Xavier. Tubuhnya berdempetan dan ia bisa merasa nyaman.
Raivia berjanji akan pergi dari sana sebelum matahari terbit, lebih tepatnya sebelum Xavier terbangun.
Atau kalau tidak nyawanya bisa melayang karena telah lancang naik ke ranjang tanpa izin.

Mata kecil itu belum tertutup ia masih mengawasi Xavier dari tempatnya.

'Bagaimana bisa ia tidur dengan piama yang memamerkan dadanya di cuaca dingin seperti ini?' batin serigala kecil terheran.
Xavier sering menggunakan piama tidur yang memamerkan dadanya hal itu membuat Serigala kecil harus memalingkan muka berkali kali.

Hal itu semata-mata untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun meskipun ia bukan dalam bentuk manusia.

Matanya lantas menelusuri wajah Xavier dan kembali berkata dalam hati.

'Dia terlihat tidak mengerikan saat mata itu tertutup, namun saat mata itu terbuka seperti malapetaka yang akan datang. Begitu mengerikan'

Serigala kecil masih bisa merasa merinding saat membayangkan Xavier memegang pedang untuk mengancamnya.
Terlepas dari pikiran itu, tiba-tiba ia terfokus kepada bibir Xavier, ia terdiam lama tanpa kata.
Dan cerita pada buku yang ia baca kembali masuk ke otaknya.

'Apakah-'
Raivia berdiri lalu berjalan mendekat dengan takut takut kearah kepala Xavier.

'Kalau aku mencium nya, aku akan kembali menjadi manusia?'

Saat ia hampir sampai serigala kecil kembali mengambil langkah ke belakang, ia takut jika tiba tiba Xavier terbangun dari tidurnya.

'Kalau aku berubah kembali bukankah itu hal yang baik? Apakah tidak apa jika aku mencobanya?'
Serigala kecil kembali melangkah dan naik ke atas dada Xavier untuk sampai ke kepalanya.

Ia terus menatap bibir itu dengan segala pikiran takut yang mendominasi.

'Tapi bukankah ini tindakan kejahatan '
Pikir serigala kecil.
'Tapi aku hewan sekarang'
Sekarang ia malah beradu argumentasi dengan pikirnya.

Perlahan Raivia mendekatkan wajah kecilnya. Entah pikiran sebelah mana yang sedang menguasai dirinya.

'Maafkan aku yang mulia, aku sebenarnya tidak ingin bersikap lancang'

Dan moncong serigala kecil menyentuh bibir lembut Xavier.
Dan tiba tiba saat itu juga, suara petir menyambar dengan keras.

Karena kaget Raivia menyentuh mulut Xavier dengan kedua tangannya setelah menarik kepalanya.

Bukan hanya hal itu saja, Xavier bangun dari tidurnya dan mata amber nya sedang menatap Raivia.

Mereka saling bertatapan dalam diam dan suara hujan yang begitu berisik.

"Apa kau berusaha membekam mulutku?"
Tanya Xavier lalu mengangkat Raivia dan bangkit lalu bersandar.

"Apa kau berusaha membekam mulutku?"Tanya Xavier lalu mengangkat Raivia dan bangkit lalu bersandar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi

.

.

.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang