53...

10.6K 2.1K 194
                                    

  "Raivia?"
Ellen langsung berlari dan memeluk Raivia yang datang bersama Ray.

"Apa yang terjadi?"
Ellen menatap kearah Ray dan Raivia bertanya kepada keduanya. Ia butuh penjelasan entah dari siapapun itu.

"Bantu Raivia dulu ia kedinginan"
Kata Ray kemudian melangkah pergi dari sana.

Ellen membawanya ke tempat yang hangat. Bukan ke tempat peristirahatan tentunya, karena semua orang bisa memperhatikan dirinya.

Mereka meminjam dapur nyonya Amy, lebih tepatnya tungku memasak. Raivia menghangatkan tubuh di depan sana beruntung saja nyonya Amy dengan baik hati mengijinkan.

Raivia hanya diam dalam lamunannya masih dengan mantel milik Ray yang menutupi tubuhnya.

Nyonya Amy memberikan segelas teh chamomile pada Raivia untuk menghangatkan tubuhnya.

"Terimakasih nyonya Amy"
Kata Raivia dengan suara yang kecil.

Ellen menatap nyonya Amy seakan menanyakan mana teh miliknya.

"Jeburkan dulu dirimu ke kolam baru kau akan mendapatkan nya"
Jawaban nyonya Amy membuat Ellen memasang wajah kesal dan merajuk seperti anak kecil.

Waktu sudah memasuki malam dan Ellen hanya diam menonton Raivia yang sibuk dengan pikirannya.

"Hei, Raivia kau berhutang penjelasan padaku "

Raivia kemudian menatap Ellen yang sedang menunggu jawaban.

"Penjelasan tentang apa?"
Tanya Raivia lembut.

"Semuanya, mengapa kemarin para penjaga itu membawamu? Mengapa kau menghilang? Dan mengapa kau datang dengan Ray basah kuyup begini"

Raivia hanya meringis kecil, ia tidak tertawa ataupun tersenyum melainkan memberikan wajah bingung bagaimana dia memulai cerita ini.

"Em, aku sebenarnya aku hanya melakukan kesalahan kecil dengan para pengawal istana dan aku habis terjatuh ke sungai maka dari itu aku basah kuyup. Apa itu sudah menjelaskan semuanya?"

Ellen menatap Raivia dengan wajah menampilkan keraguan.

"Dan kau pikir aku percaya?"

Raivia menghela nafas lelah. Ia tidak mungkin menjelaskan segalanya dan yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah berbohong.

"Aku bersungguh-sungguh, tanyakan saja pada Ray jika kau tak percaya."

Ellen berdengus mengejek dan tertawa kemudian. Sedetik itu juga ia langsung menatap tajam Raivia.

"Kau ingin aku bertanya pada laki-laki bodoh yang suka merayu itu. Lantas apa bendanya dengan bertanya padamu?"

Ellen tahu sekali sifat Ray yang suka mempermainkan perkataan, ia laki-laki menyebalkan yang akan bercerita berbelit-belit dan membuat dirinya marah.

"Maafkan aku Ellen, aku hanya tak ingin kau khawatir"
Kata Raivia sambil menawarkan teh chamomile yang belum ia minum itu.
Ellen menatap teh tersebut.

"Baiklah, setelah ini ayo makan malam dan beristirahat"
Kata Ellen sambil mengambil teh tersebut.

Besok paginya seperti yang sudah Raivia duga, hukuman kembali jatuh padanya. Bukan dari Raja melainkan dari nyonya Marie.

Bukan hukuman yang mudah tentunya karena ini dua kali lipat dari yang kemarin.

Raivia harus membersihkan seluruh ruang aula utama karena akan di pakai untuk pesta beberapa hari lagi.

Ia melihat besarnya ruangan itu saja sudah berfikir akan rasa lelahnya. Harusnya ada tiga puluh orang yang membantu dirinya tetapi tidak ada satupun dari mereka di sana.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang